Pengurus PBNU

Pertama Kali Perempuan Masuk Kepengurusan PBNU, Ini Profil Pengurus Baru Tersebut

11 orang perempuan masuk dalam jajaran kepengurusn PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya

Editor: Rahimin
TRIBUNNEWS.COM/ JEPRIMA
Istri mendiang Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah (tengah) didampingi putrinya, Yenny Wahid (kiri) dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto hadir pada acara haul Gus Dur yang keempat di kediaman Gus Dur, Jalan Warung Silah No 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013) malam. 

TRIBUNJAMBI.COM - Untuk pertama kali dalam sejarah, perempuan masuk dalam kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sudah mengumumkan susunan lengkap PBNU masa khidmat 2022-2027.

Yahya Cholil Staquf mengumumkan nama-nama yang masuk di kepengurusan PBNU di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Rabu (12/1/2022).

Menariknya, pertama kali dalam sejarah, sepanjang 96 tahun kalender Masehi atau 99 tahun kalender Hijriyah sejak NU berdiri, perempuan masuk dalam jajaran kepengurusan, dilansir Tribunnews.

Dalam susunan PBNU kali ini, ada 11 perempuan yang masuk jajaran kepengurusan PBNU.

Ada nama istri dan putri sulung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yaitu Sinta Nuriyah dan Alissa Wahid.

Selain itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga tercatat dalam kepengurusan masa khidmat 2022-2027.

Ini profil singkat 11 perempuan masuk kepengurusan PBNU:

1. Sinta Nuriyah A Wahid

Sinta Nuriyah Wahid adalah Istri Presiden RI Ke 4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Dilansir TribunnewsWiki, Sinta Nuriyah A Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 8 Maret 1948.

Selama ini, Sinta Nuriyah Wahid dikenal sebagai aktivis pendukung Islam moderat.

Sinta Nuriyah Wahid aktif memperjuangkan hak-hak perempuan, utamanya di komunitas masyarakat Islam.

Dilatarbelakangi keinginannya itu, Sinta Nuriyah Wahid membangun sebuah yayasan bernama Puan Amal Hayati.

Nama Puan berasal merupakan kepanjangan dari Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

2. Nafisah Sahal Mahfudz

Dikutip dari ansorjepara.or.id, Nafisah Sahal Mahfudz istri dari almarhum KH Sahal Mahfudz yang meninggal pada 2014 silam.

KH Sahal Mahfudz tokoh penting Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan NU.

Dikutip di situs resmi IAIN Walisongo, Nafisah Sahal Mahfudz pernah menjadi Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Pati selama dua periode (1976-1987).

Selain aktif di NU, Nafisah Sahal Mahfudz pernah menjadi anggota DPR pada masa orde baru.

Nafisah Sahal Mahfudz pernah menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2004-2009.

Setelah menjadi DPD RI, Nafisah Sahal Mahfudz memilih kembali mendampingi sang suami mengurus pondok pesantren dan masyarakat.

3. Machfudhoh Aly Ubaid

Machfudhoh Aly Ubaid putri pertama dari KH Wahab Chasbullah, satu diantara pelopor berdirinya NU.

Dikutip dari muslimatnu.or.id, Machfudhoh Aly Ubaid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 12 Maret 1944.

Karir politik Machfudhoh Aly Ubaid kerap diajak Ketua Umum PP Muslimat NU Asma Sahroni, diskusi mengenai permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Bermula dari diskusi itulah, Machfudhoh Aly Ubaid menjadi Ketua Umum Fatayat NU pada 1976.

Machfudhoh Aly Ubaid pernah menjabat sebagai Ketua I Pucuk Pimpinan Muslimat NU dan A'wan PBNU.

Machfudhoh Aly Ubaid  juga aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Machfudhoh Aly Ubaid pernah menjadi Ketua Departemen Dakwah DPP PPP pada 90-an.

Dikutip dari nu.or.id, Machfudhoh Aly Ubaid pernah menjadi Ketua I periode 2011-2016 dan merangkap sebagai Ketua Hidmat (Himpunan Daiyah Majelis Taklim Muslimat NU).

4. Faizah Ali Sibromalisi

Perempuan lainnya yang masuk kepengurusan PBNU, yakni Faizah Ali Sibromalisi.

Mengutip laduni.id, Faizah Ali Sibromalisi lahir di Jakarta pada 1955.

Faizah Ali Sibromalisi putri dari KH Ali Sibromalisi, tokoh ulama dari tanah Betawi yang juga berperan aktif di NU.

Saat ini Faizah Ali Sibromalisi bekerja sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Faizah Ali Sibromalisi menempuh pendidikan S1 hingga S3-nya di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Faizah Ali Sibromalisi juga tercatat menjadi KetuaDewan Pengawas Syariah untuk Asuransi Sonwelis.

Jabatan itu diemban sejak 2012 setelah lulus fit & proper test sesuai penetapan hasil penilaian Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-46/NB.2/2014, dikutip dari sonwelis.co.id.

Faizah Ali Sibromalisi juga tercatat sebagai anggota Komisi Fatwa MUI di nomor urut 16.

5. Nafisah Ali Maksum

Menurut laduni.id, Nafisah Ali Maksum anak kelima KH Ali Maksum, tokoh NU.

KH Ali Maksum diketahui menjadi guru sejumlah tokoh NU, seperti KH A Mustofa Bisri, KH M Cholil Bisri, hingga H As'ad Said Ali.

6. Badriyah Fayumi

Seperti dilansir Tribunnews, Badriyah Fayumi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 5 Agustus 1971.

Badriyah Fayumi putri KH Ahmad Fayumi Munji, ulama besar pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Pati.

Melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Badriyah aktif menyuarakan kesetaraan gender.

Badriyah Fayumi juga menggawangi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), suatu perkumpulan kaum perempuan akademisi dan aktivis.

Badriyah Fayumi menjadi pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an wal Hadist Kota Bekasi, Jawa Barat, dikutip dari nu.or.id.

Badriyah Fayumi menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU.

7. Ida Fatimah Zainal

Seperti dikutip dari laduni.id, Ida Fatimah Zainal lahir pada 4 Agustus 1952 di Bantul, Yogyakarta.

Ida Fatimah Zainal istri dari KH Zainal Abidin Munawwir, mengutip situs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pernikahan keduanya berawal dari pertemuan saat Fatimah dan Zainal sama-sama menempuh pendidikan di Pesantren Pandanaran, Kaliurang, Sleman.

Ida Fatimah Zainal pernah menjadi Ketua Muslimat NU Cabang Bantul dan Wakil uslimat NU Provinsi Yogyakarta.

8. Alissa Wahid

Alissa Wahid putri Gus Dur.
Alissa Wahid putri Gus Dur. (dok. pribadi)

Dikutip situs alumni UGM, Alissa Wahid dikenal sebagai psikolog yang berfokus pada keluarga, anak, dan wanita.

Tak hanya di bidang sosial, Alissa Wahid juga aktif di beberapa organisasi kebhinekaan.

Alissa Wahid pernah menjadi Koordinator Nasional Gerakan Gus Dur Indonesia (Gusdurian) pada 2010 dan Sekretaris Umum Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama atau disingkat LKKNU di tahun 2015.

Di organisasi Gusdurian, Alissa Wahid menjabat sebagai Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) yang merangkul ribuan aktivis di seluruh Indonesia untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama, kemasyarakatan yang aktif, demokrasi dan hak asasi manusia.

Saat ini, Alissa Wahid menjabat sebagai Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk.

Mengutip situs resmi Unilever, Alissa Wahid diangkat menjadi Komisaris Independen lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 27 Mei 2021.

9. Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Khofifah Indar Parawansa saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 lahir di Surabaya pada 19 Mei 1965.

Mengutip TribunnewsWiki, Khofifah Indar Parawansa pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Kabinet Kerja era Jokowi selama empat tahun, yaitu 2014-2018.

Sejak 90-an, Khofifah Indar Parawansa telah menduduki kursi sebagai wakil rakyat di parlemen.

 Khofifah Indar Parawansa pernah menjadi pimpinan Fraksi PPP DPR RI (1992-1997), pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997), anggota Komisi II DPR RI (1997-1998), Wakil Ketua DPR RI (1999), Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006), dan anggota Komisi VII DPR RI (2006).

 Khofifah Indar Parawansa terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur.

10. Masriyah Amva

Dikutip dari Kompas.com, Masriyah Amva sudah 14 tahun memimpin Pondok Pesantren Kebon Jambu, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Masriyah Amva menggantikan kepemimpinan sang suami, KH Muhammad, yang meninggal pada 2006 silam.

Pondok pesantrennya tersebut pernah menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).

Selama ini, Masriyah Amva produktif menuliskan pengalaman dan gagasan-gagasannya dalam bentuk buku yang mengajak perempuan agar hidup mandiri, tak menyandarkan nasib pada suami, berpikiran maju, terbuka, dan toleran terhadap keberagaman serta perbedaan, mengutip IAIN Kudus.

Pada 2014 lalu, Masriyah menerima anugerah Penghargaan S.K. Trimurti 2014 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

11. Ai Rahmayanti

Ai Rahmayanti bergabung menjadi penulis rubrik Kolom di Kompas.com sejak 13 Mei 2020.

Ai Rahmayanti alumni Pascasarjana Ilmu Dakwah UIN Bandung.

Saat ini, Ai Rahmayanti sebagai Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) dan Ketua Departement Gender dan Budaya. (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Gita Irawan, TribunnewsWiki/Puan/Maghita, Kompas.com/Ayunda Pininta Kasih)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Singkat 11 Perempuan yang Masuk Jajaran Pengurus PBNU, Alissa Wahid hingga Sinta Nuriyah

Baca juga: Inilah Daftar Politikus Jadi Pengurus PBNU, Wali Kota Dipilih Menjadi Sekjen

Baca juga: Yahya Cholil Staquf Tegas, Calon Presiden dan Cawapres Jangan dari Pengurus PBNU

Baca juga: Profil Yahya Cholil Staquf Ketua PBNU Baru Yang Berhasil Mengalahkan Said Aqil Siradj

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved