Kisah Legenda Sepak Bola Belanda Marco van Basten, Peraih 3 Ballon d'Or Dalam Karirnya Yang Singkat
Berikut Kisah Legenda Sepak Bola Belanda Marco van Basten, Peraih 3 Ballon d'Or Dalam Karirnya Yang Singkat
Penulis: Zulkipli | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - Ingat Marco van Basten, salah satu legenda sepak bola Belanda yang mempunyai waktu singkat dalam karirnya.
Dia dianggap sebagai salah satu pemain terbesar sepanjang masa dan telah mencetak kurang lebih 300 gol dalam karirnya yang singkat.
Tiga Ballon d'Or (1988, 1989, dan 1992) dan satu gelar pemain terbaik FIFA (1992) jadi bukti kehebatan Marco van Basten.
Namun karena menderita cedera, ia memainkan pertandingan terakhir pada tahun 1993 ketika usia 28, cedera tersebut memaksanya pensiun dua tahun kemudian.
Dilansir dari Wukipedia, Marco van Basten lahir 31 Oktober 1964.
Dia adalah seorng manajer sepak bola dan mantan pemain sepak bola Belanda, yang pernah bermain untuk Ajax dan Milan, serta tim nasional Belanda, pada dekade 1980-an dan awal 1990-an sebagai seorang penyerang.
Bermain untuk Belanda, Van Basten memenangkan gelar juara untuk Belanda, dan namanya masuk ke dalam player of the tournament, di Kejuaraan Eropa UEFA 1988.
Ia mencetak lima gol dalam turnamen itu, termasuk gol tendangan voli-nya yang tak terlupakan di final saat melawan Uni Soviet.
Pada tingkat klub, ia memenangi tiga gelar Eredivisie dan sebuah trofi Piala Winners UEFA bersama dengan Ajax, dan memenangkan tiga gelar Serie A dan dua gelar Piala Champions Eropa bersama dengan Milan.
Dikenal karena keahlian kontrol bola dekatnya, kecerdasan dalam menyerang dan tembakan voli yang spektakuler, Van Basten meraih penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA pada tahun 1992 dan memenangkan Ballon d'Or sebanyak tiga kali, pada tahun 1988, 1989 dan 1992.
Pada tahun 1999, dia berada di peringkat keenam dalam polling internet FIFA Player of the Century, peringkat kesepuluh dalam pemilihan Pemain Eropa Abad Ini yang diselenggarakan oleh IFFHS dan berada di urutan 12 dalam pemilihan Pemain Terbaik Dunia Abad Ini versi IFFHS.
Pada tahun 2004, ia dimasukkan oleh Pelé ke dalam daftar FIFA 100.
Di tahun yang sama, sebuah jajak pendapat untuk memilih 100 orang terbesar Belanda diadakan di Belanda, Van Basten berada pada peringkat nomor 25, pemain sepak bola dengan urutan tertinggi kedua, di belakang Johan Cruijff. Pada tahun 2007, Sky Sports menempatkan Van Basten di urutan pertama pada daftar atlet hebat yang memiliki karier singkat.
Sempat menghilang, Van Basten kembali ke lapangan hijau 8 tahun sesudah pensiun.
Kali ini sebagai pelatih. Sempat menjadi asisten pelatih di Ajax B, Timnas Belanda menunjuk eks mesin gol Belanda tersebut sebagai kepala pelatih usai kegagalan Belanda di Piala Eropa 2004.
Kontroversi langsung menyeruak karena Van Basten, sehebat apa pun saat ia bermain, tidak punya pengalaman sebagai pelatih.
Namun, Van Basten mampu memberikan sinyal positif dengan mengandalkan para pemain muda seperti Ryan Babel, Dirk Kuyt, Ron Vlaar, Joris Mathijsen, dan lain-lain.