Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap

KABAR Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Heri Prihartono
zoom-inlihat foto Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap
Dok Bangka Pos
Donny Latuperissa

TRIBUNJAMBI.COM - PSMS Medan menjadi satu di antara pencetak penjaga gawang terbaik di Indonesia sampai saat ini.

Satu di antara nama yang sangat mentereng adalah Donny Latuperissa.

Dia merupakan kiper legendaris Ayam Kinantan (julukan PSMS Medan) tempo dulu.

Kemampuannya membuat Donny Latuperissa menjadi kiper pelapis Hermansyah dalam Pra Piala Dunia 1986.

Saat itu, Indonesia sampai pada pencapaian tertinggi dengan memuncaki Grup 3B.

Indonesia mengalahkan Thailand, India, dan Bangladesh dan menjadi juara grup.

Kemudian skuad Garuda masuk ke Grup B dan menghadapi Korea Selatan.

Sayangnya di fase itu Indonesia harus menelan kekalahan dua kali.

Pertama, di laga yang berlangsung di Korea Selatan, Indonesia tumbang 2-0 atas tuan rumah pada 21 Juli 1985.

Kemudian di pertemuan kedua mereka harus takluk di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dengan skor 1-3 pada 30 Juli 1985.

Itu merupakan fase terjauh Indonesia dalam menuju babak Piala Dunia sejak hadirnya PSSI.

Kala itu, Indonesia dilatih Sinyo Aliandoe dan diisi pemain-pemain berkelas Pra Piala Dunia (PPD).

Indonesia masih menjadi Macan Asia di dunia sepak bola kala itu, terbukti dengan menjuarai fase kualifikasi putaran pertama.

Bahkan, beberapa sumber menyebutkan tinggal selangkah lagi Indonesia masuk putaran final, meski belakangan dinyatakan bahwa kabar itu tidak benar.

Sebab, jika pun Indonesia menang atas Korsel, mereka masih harus menghadapi juara sub-grup, antara Uni Emirat Arab vs Irak, Suriah vs Bahrain, dan Hong Kong vs Jepang.

Akan tetapi, langkah Indonesia menuju Piala Dunia kala itu adalah yang terdekat.

Donny Latuperissa adalah kiper pelapis dalam skuad yang dibawa coach Sinyo Aliandoe, pelatih Timnas Indonesia kala Kualifikasi Piala Dunia 1986, yang rencananya berlangsung di Meksiko.

Sosok Donny dikenal dengan permainan kerasnya, sesuai klub yang menelurkan namanya hingga dikenal publik.

Donny adalah salah satu representasi tim rap-rap (julukan PSMS Medan) tempo dulu, dengan permainan yang lugas.

Donny Latuperissa lahir pada 6 Juni 1963, yang juga merupakan anak dari wasit Indonesia bernama Piet Latuperissa.

Donny merupakan putra keempat dari 7 bersaudara, di mana dua kakaknya yang lain juga pernah berlaga untuk PSMS Medan.

Donny Latuperissa sendiri pemain jebolan asli PSMS Medan dengan gaya main yang terbilang keras.

Dengan postur yang tinggi serta kekar, beberapa pendapat menyebut Donny Latuperissa lebih cocok menjadi seorang petinju ketimbang menjadi seorang kiper.

Perawakannya yang sangar dan kumis nyentriknya selalu menjadi identitas Donny yang sangat khas.

Karier awalnya dia mulai dari PSMS Medan dan menjadi penggawa lini belakang Ayam Kinantan.

Saat bermain untuk PSMS, Donny Latuperissa memiliki pengalaman bergabung bersama sejumlah pemain besar, seperti Jaya Hartono, Fidel Ganis Siregar, Subono AT, Marzuki Nya'mad dalam ajang Suratin Cup 1982.

Meski memiliki kemampuan yang apik, Donny kalah saing dengan Ponirin yang hadir di era yang sama dengannya.

Alhasil, Donny Latuperissa tak menjadi pilihan utama bagi Ayam Kinantan dan lebih sering menghabiskan waktunya di bangku cadangan.

Dia meninggalkan PSMS Medan pada tahun 1983, dan berangkat menuju Persegres Gresik.

Penampilannya baru melejit ketika diboyong Arema pada medio 1980-an dan menjadi pilihan utama bagi skuad Singo Edan (julukan Arema).

Menurut sejumlah catatan, musim terbaiknya bersama Singo Edan justru terjadi pada musim 1987/1988.

Kala itu, sepanjang musim Donny tampil dalam 26 penampilannya di Galatama,dirinya hanya kebobolan 20 gol.

Dia dikenal dengan manuvernya yang menakutkan.

Memiliki tingkat emosi cukup tinggi, kiper yang identik dengan penampilan berkumis ini kadang dapat membahayakan pemain lawan.

Postur yang tinggi dan tubuh yang kekar membuatnya justru menjadi momok menakutkan di bawah gawang klub yang dia bela.

Selain ketiga klub di atas, Donny Latuperissa juga pernah membela Niac Mitra, Pelita Jaya, dan lainnya.

* Tiga Saudara Latuperissa di PSMS Medan
Donny Latuperissa bergabung dengan PSMS Medan bersam kedua kakaknya, yakni Tommy Latuperissa dan Reno Latuperissa.

Tiga bersaudara itu merupakan anak dari seorang mantan wasit bernama Piet Latuperissa.

Tommy Latuperissa memperkuat PSMS pada 1977-1980 dan melanjutkan kiprah ke Persegres Gresik.

Reno Latuperissa pernah memperkuat PSMS Medan 1980-1983 yang kemudian pindah ke Persegres Gresik.

Donny Latuperissa juga sama, mengikuti jejak kedua kakaknya ke Gresik, sampai akhirnya bergabung dengan Arema di puncak kariernya.

Donny merupakan kiper PSMS Junior di Piala Soeratin 1982 seangkatan dengan Marzuki Nyakmad, Azhari Rangkuti, Jaya Harton, dan lainnya.

Kabar terakhir menyebutkan bahwa kiper legenda tim rap-rap ini berkarier sebagai pelatih kiper di sejumlah klub.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved