Berita Selebritis

Batal Nikah, Kondisi Ekonomi Adit Jayusman Akhirnya Disindir Ayu Ting Ting: Gue Harus Mikirin Anak

Ditanya masalah ekonomi Adit Jayusman, Ayu Ting Ting terlihat berpikir sejenak seolah-olah ada yang disembunyikan.

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman 

TRIBUNJAMBI.COM - Kegagalan pernikahan Ayu Ting Ting dengan Adit Jayusman beberapa waktu lalu sempat menghebohkan publik. Statusnya sebagai janda Enji Baskoro kini masih berlanjut.

Disaat tengah digosipkan dirinya dengan Ivan Gunawan hingga Sahrul Gunawan, putri Abdul Rozak itu kembali mengungkit kisah Adit Jayusman.

Bahkan Ayu Ting Ting membeberkan kondisi ekonomi atau keuangan Adit Jayusman sebelum batal menikah dengannyna.

Saat mengisi podcast YouTube Denny Sumargo, Ayu Ting Ting menceritakan alasannya batal menikah dengan Adit Jayusman.

Ya, diketahui Ayu Ting Ting sempat memutuskan membatalkan pernikahan dengan Adit Jayusman.

Acara yang akan digelar pada 20 Februari 2021 dan sudah dipersiapkan dengan matang itu akhirnya batal.

Baca juga: Celine Evangelista Akhirnya Ngaku Hanya Cinta Stefan William di Awal Pernikahan Saja: Gak Ada Lagi

Baca juga: Musibah Dialami Lesti Kejora Saat di Turki, Wajah Istri Rizky Billar Berubah Saat Begini Saat Hamil

Baca juga: Natasha Wilona Bantah Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Stefan William dan Celine Evangelista

Pada Denny Sumargo, Ayu Ting Ting mengaku jika dirinya masih dibutakan oleh cinta.

Namun akhirnya Ayu Ting Ting sadar bahwa cinta bukanlah segala-galanya untuk hidup.

"Ayu yang saat itu yang belum mengerti bahwa cinta adalah nomor satu, akhirnya disadarkan oleh apa?" tanya Denny Sumargo.

"Baru-baru ini gue disadarin yang pas kemarin gak jadi nikah," kata Ayu Ting Ting, dilansir Tribun Style dari YouTube Denny Sumargo pada Sabtu, 23 Oktober 2021.

Ayu lantas menceritakan pengalamannya yang sempat gagal menikah beberapa waktu lalu.

"Jadi kemarin emang sempat mau nikah. Trus emang udah rencana udah mau 100 persen mau nikah.

Yaudah akhirnya mungkin memang belum jodoh juga gitu," bebernya.

"Pokoknya semuanya udh direncanain deh, udah 100 persen tiba-tiba gue yang mutusin," imbuh Ayu.

"Kenapa?" tanya Denny Sumargo penasaran.

Ayu mengatakan bahwa kegagalannya menikah akibat dirinya terlambat menyadari soal ketidakcocokkan dengan sang calon suami.

Ayu Ting Ting
Ayu Ting Ting (Capture Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo)

"Ya karena ada beberapa hal memang. Ada beberapa ketidakcocokan.

Seharusnya gue dari awal sudah peka, tapi karena mungkin selalu berpikiran positif.

Jadi sebisa mungkin gue menerima kekurangannya.

Tapi kok makin kesini kayaknya makin banyak cekcok dan gue nggak bisa nyatu," ungkap ibunda Bilqis.

"Seharusnya dari hal-hal kecil aku udah peka gitu. Tapi gue tetep bandel untuk nerobos gitu," pungkasnya.

Hingga akhirnya, Ayu Ting Ting kembali memikirkan masa depannya dan Bilqis apabila menikah dengan Aditya Jayusman.

“Dan gue harus bisa mikirin masa depan gue, anak gue terutama,” ujarnya.

Namun ketika itu, Ayu Ting Ting terus saja berusaha meyakinkan diri bahwa Aditya Jayusman memang lelaki terbaik untuk menjadi pasangannya.

Hingga akhirnya, Ayu Ting Ting berada di satu titik bahwa dirinya tidak bisa menikah dengan Aditya Jayusman.

“Seharusnya dari hal-hal kecil gua harus peka, tapi tetep bandul untuk nerobos terus,” katanya.

Ketika itu, Ayu Ting Ting menceritakan semuanya ke Denny Sumargo.

Mendengar semua cerita Ayu Ting Ting, Denny Sumargo menjadi penasaran apa alasan sebenarnya yang membuat ibunda dari Bilqis itu memutuskan batal nikah.

“Orang berstatus akademis, orang pinter, keluarganya?” tanya Denny Sumargo.

“Iya, iya,” jawab Ayu Ting Ting dengan cepat dan yakin.

“Berduit?” tanya Denny Sumargo lagi.

Ditanya masalah duit, Ayu Ting Ting terlihat berpikir sejenak seolah-olah ada yang disembunyikan.

“Mmmhh,” respon Ayu Ting Ting seakan-akan mengakui bahwa Aditya Jayusman memang bukan dari kalangan berduit.

“Nggak (berduit)? Lebih ke akademis ya, oh status sosial, pasti beratnya di situ ya,” tebak Denny Sumargo.

Cek Videonya Disini!

5 Tanda Dia Bukan Pasangan Hidup yang Tepat

Banyak pasangan terburu-buru nikah di usia belia karena tren menikah muda sedang naik daun belakangan ini.

Jika kamu salah satunya, sebaiknya tanyakan pada diri sendiri apakah kamu sudah yakin benar bahwa si dia adalah pasangan hidup yang tepat?

Pasalnya, seperti kata pepatah cinta itu buta, sehingga rasa cinta yang terlalu besar bisa membutakan mata hati dan pikiran untuk dapat berpikir secara logis.

Nah, jangan cuma karena ingin mengikuti tren — atau gerah terus-terusan ditanya “kapan kawin?” — kamu jadi mengabaikan tanda-tanda bahwa si dia sebenarnya bukanlah pasangan yang tepat.

Memang tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Akan tetapi, ini bukan berarti kamu lantas menutup mata atas hal-hal buruk yang kamu terima dari pasangan.

Menurut Profesor Berit Brogaard dari University of Miami, akan sulit untuk mengetahui orang tersebut tepat atau tidak jika seseorang berada dalam pola pikir yang salah.

Nah, mungkin tanda-tanda berikut harus kamu perhatikan agar tidak menyesal di kemudian hari.

1. Merasa cemas dan tidak nyaman saat bersama

Apakah kamu selalu merasa sungkan atau enggan untuk berbicara karena takut menyinggung perasaannya? Atau kamu merasa cemas dengan penampilanmu dan tidak percaya diri di hadapannya?

Atau mungkin kamu selalu sibuk mencari topik pembicaraan di malam sebelum bertemu dengannya?

Cobalah untuk mencari tahu apa penyebab mengapa merasakan hal tersebut. Bicarakan hal-hal tersebut pada pasangan dan coba cari solusinya.

Jika terus terulang atau tidak juga membaik mungkin kamu harus membuka mata lebih lebar dan menerima kemungkinan terburuk bahwa bukan dia pasangan hidup yang tepat untukmu.

Sebuah hubungan dijalin bukan untuk menciptakan ketidaknyamanan. Justru sebaliknya, untuk membuat nyaman satu sama lain.

Jika kamu tidak pernah bisa menikmati waktu berdua bersamanya, nampaknya kamu perlu berpikir seribu kali lagi untuk membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.

2. Berbeda prinsip

Prinsip adalah nilai dasar yang kamu anut dan tidak bisa dikompromikan. Kamu punya prinsip, begitu juga dengan si dia. Misalnya saja, prinsip pola asuh membesarkan anak yang berbeda.

Mengubah prinsip bisa saja dilakukan dengan berkompromi. Tetapi ini juga harus datang dari keinginan dan pertimbangan pribadi, bukan atas pengaruh apalagi paksaan orang lain.

Jika perbedaan prinsip dengan pasangan terlalu besar sehingga sulit untuk dipersatukan, nampaknya kamu perlu berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan.

Jika memaksakannya, kemungkinan besar kamu akan mendapat masalah yang jauh lebih rumit di kemudian hari.

Perbedaan prinsip di awal bisa menjadi gerbang dari banyak ketidaksetujuan lainnya yang bersifat penting.

Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, ingat tentang pepatah ini, bukan? Nah, ini tentu tidak akan berdampak baik untuk masa depan hubungan.

3. Dia tidak menghormati

Sebuah hubungan asmara layaknya sebuah kemitraan. Kamu dan pasangan sama-sama ada di posisi yang setara, dan idealnya harus memiliki rasa saling menghormati serta menghargai satu sama lain.

Kurang atau tidak adanya rasa hormat akan menenggelamkan hubungan ke dalam jurang kehancuran.

Perilaku melecehkan dan merendahkan, bahkan sesederhana seperti tidak meminta maaf ketika berbuat salah atau malah balik menyudutkan, adalah tanda waspada yang benar-benar perlu diperhatikan baik-baik.

Apalagi jika ia sampai tega bermain kasar dan menghardik dengan kata-kata yang bersifat menghina.

Pelecehan secara verbal, emosional, psikologis, hingga seksual adalah perusak hubungan yang sering diabaikan.

Terlebih, ada banyak sikap tidak hormat yang bisa ditunjukkan dengan cara halus dan manipulatif sehingga kamu mungkin tidak menyadarinya. Jangan tolerir dan maklumi perilaku ini, secinta apapun pada pasangan.

4. Pasangan hanya meminta perhatian, tanpa berlaku sebaliknya

Siapa, sih, yang tidak mau dihujani dengan cinta dan kasih sayang setiap waktu? Akan tetapi, sebuah hubungan asmara yang sehat seharusnya ditandai dengan kedua belah pihak yang sama-sama berusaha untuk menyenangkan satu sama lain

Jangan hiraukan perilaku pasangan yang posesif dan egois. Misalnya, terus-terusan cek hape kamu tanpa alasan, selalu ingin tahu keberadaanmu tiap menitnya, hingga membatasi atau bahkan melarang kamu jalan-jalan dengan teman lama atas dasar “ingin berduaan” saja.

Sebaliknya, ketika kamu benar-benar membutuhkan perhatiannya, ia tidak pernah ada untukmu — sulit dihubungi atau selalu alasan sibuk.

Jika kamu merasa terombang-ambing, dinomorduakan, dan kerap bertanya-tanya status sebenarnya di mata dirinya, cobalah berpikir lebih jernih apakah kamu benar-benar akan bahagia bersama dengan orang yang tidak pedulian?

5. Pasangan tidak bisa memberi rasa aman

Coba ingat-ingat, apa yang pasangan lakukan ketika kamu sedang emosi atau sedih. Bagaimana cara ia mengatasi emosi itu?

Apakah ia mencoba untuk menjadi pendengar yang baik dan menghibur di kala dibutuhkan, atau malah diam saja meninggalkan kamu sementara ia sibuk sendiri?

Dr. Brown mengatakan, pasangan yang mampu memberikan kenyamanan dalam kondisi apapun menjadi salah satu pertanda kuat bahwa kamu telah menemukan orang yang tepat.

Namun sebaliknya, jika pasangan cenderung bersikap cuek bahkan mendiamkanmu tanpa melakukan apapun, bisa jadi dia bukan pasangan yang tepat.

Hal terpenting ialah jangan terburu-buru dalam memutuskan apakah si dia merupakan pasangan hidup yang tepat.

Lihat setiap prosesnya dan tanyakan pada diri, apakah dia benar-benar orang yang kamu cari untuk menghabiskan sisa hidup bersama?

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved