Materi Khutbah Jumat
Materi Khutbah Jumat Populer " 4 Larangan Dalam Jual Beli yang Sering Diabaikan"
Artikel ini membahas tentang materi Khotbah Jumat, Khutbah Jumat, Khutbah Jumat singkat tentang larangan dalam jual beli
TRIBUNJAMBI.COM - Kewajiban Sholat Jumat bagi umat muslim juga harus diikuti dengan mendengarkan materi Khutbah Jumat.
Materi Khutbah Jumat akan memperkuat keimanan dan ketakwaan serta bagian dari rukun Salat Jumat.
Simak materi Khutbah Jumat singkat dengan tema " 4 larangan jual beli"
Berikut materi Khutbah Jumat. dilansir dari Dakwah.Id
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Amma ba’du …
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya.
Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Syariat Islam terdiri dari dua unsur yakni ibadah dan muamalah.
Ibadah merupakan setiap aktivitas atau amalan yang terjadi antara manusia dengan Allah ‘azza wajalla. Seperti shalat, shiyam atau puasa, zakat, haji, nazar, menaati perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan sebagainya.
Sedangkan muamalah adalah setiap aktivitas atau amalan yang terjadi berkaitan antara manusia satu dengan manusia yang lain. Contohnya, muamalah dalam jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, dan semisalnya.
Sebagai seorang muslim dituntut agar setiap ibadah yang dilakukan, muamalah yang ia jalankan, selalu lurus sesuai dengan manhaj yang Allah ‘azza wajalla perintahkan dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jelaskan.
Sedangkan dalam hal ibadah, setiap muslim dituntut untuk senantiasa giat melaksanakan ibadah-ibadah baik yang hukumnya sunnah, terlebih lagi ibadah yang hukumnya wajib.
Demikian pula dalam hal muamalah. Bekal ilmu adalah syarat utama yang harus terpenuhi sebelum seorang muslim menjalankan suatu bentuk muamalah.
Sering terjadi di antara saudara-saudara kita, atau bahkan mungkin diri kita sendiri, sering melakukan kekeliruan dalam muamalah karena sebab ketidaktahuan terhadap ilmu muamalah tersebut.
Pelanggaran terhadap ketentuan syariat Islam dalam hal muamalah, memiliki konsekuensi dan dampak yang berbahaya dalam lingkungan sosial.
Dengan sangat tegas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan,
مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengambil hak milik seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mengharuskan dirinya masuk neraka dan mengharamkan baginya surga.” (HR. Muslim)
Dalam beberapa hadits juga disebutkan bahwa Allah ‘azza wajalla kelak akan mengadili urusan hak antar sesama manusia ketika hari hisab kelak.
Pelanggaran syariat dalam hal muamalah yang paling sering kita jumpai adalah dalam praktik jual beli.
Hampir seMUA orang melakukan transaksi jual beli. Namun, tidak setiap orang tahu dan paham tentang ilmu jual beli yang benar sesuai syariat Islam.
Ilmu tentang syarat dan rukun jual beli, ilmu tentang model jual beli, ilmu tentang jual beli yang halal dipraktikkan, ilmu tentang jual beli yang haram dipraktikkan, ilmu tentang larangan dalam jual beli, dan sebagainya.
Dalam materi khutbah Jumat kali ini, khatib hendak menasihati diri khatib sendiri dan para jamaah sekalian tentang berbagai larangan dalam jual beli yang sering kita jumpai di tengah masyarakat.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Larangan Pertama: Manipulasi Timbangan
Jangan pernah memanipulasi timbangan.
Dalam beberapa praktik jual beli masih ada saudara-saudara kita yang memanipulasi timbangan dalam perdagangan mereka. Sehingga terjadilah penipuan berat timbangan dengan disengaja.
Beli ayam satu 1 kg, ketika sampai di rumah, ditimbang ulang ternyata kurang dari 1 kg.
Beli semangka 5kg, ketika sampai di rumah, ditimbang ulang ternyata hanya 4,5 kg.
Aktifitas memanipulasi timbangan dan ukuran produk jual adalah larangan dalam jual beli. Perilaku seperti ini adalah perilaku orang-orang Yahudi dan bangsa kafir.
Memanipulasi timbangan dan ukuran produk jual adalah masalah besar dalam Islam. perilaku ini adalah perilaku penipuan. Perilaku memakan harta orang lain yang bukan haknya.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ
“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!” (QS. Al-Muthaffifin: 1)
الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ
“(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan.” (QS. Al-Muthaffifin: 2)
وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ
“Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” (QS. Al-Muthaffifin: 3)
اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ
“Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS. Al-Muthaffifin: 4)
Memenuhi timbangan dan ukuran produk jual adalah langkah penting dalam merealisasikan sifat amanah dan jujur. Amanah dan kejujuran dalam menimbang dan mengukur adalah upaya dalam menciptakan keadilan sosial.
وَاَوْفُوا الْكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al-Isra’: 35)
وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ
“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman: 9)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Larangan Kedua: Mengelabui Pembeli dan Memalsukan Barang Dagangan
Larangan dalam jual beli selanjutnya adalah mengelabui pembeli dan memalsukan barang dagangan. Dalam fikih, perilaku seperti ini dikenal dengan istilah al-Ghisysy.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati setumpuk makanan. Lalu jari-jari beliau menyentuh sesuatu yang basah. Kemudian beliau bersabda,
مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ
“Apa ini, wahai pemilik makanan?”
Penjual makanan tadi pun lantas menjawab,
أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ
“Terkena air hujan, wahai Rasulullah.”
Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,
أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي
“Mengapa tidak kamu letakkan di bagian atas saja agar orang dapat melihatnya? Barang siapa yang mengelabui, maka ia bukan dari golongan kami!” (HR. Muslim)
Hadits tersebut menjadi dalil yang jelas sekali atas haramnya berbagai bentuk manipulasi, mengelabui, atau pencitraan dalam rangka menyembunyikan dengan sengaja nilai minus yang ada pada produk jualan dari pengetahuan pembeli.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Larangan Ketiga: Janji dan Sumpah Palsu
Larangan dalam jual beli yang ketiga yakni kebiasaan membuat janji dan sumpah palsu.
Misalnya seorang penjual memberikan janji-janji dan melakukan sumpah palsu dengan harapan barang dagangan mereka laris terjual.
Tindakan yang telah mereka lakukan ini adalah tindakan keji dan tercela.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan peringatan keras kepada mereka yang lisannya ringan untuk memberikan janji dan sumpah palsu.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan melihat mereka, tidak akan menyucikan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengulangnya tiga kali.”
Kemudian Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata lagi,
خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟
“Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda,
الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
“Orang yang isbal (memanjangkan pakaian), orang yang suka memberi dengan menyebut-nyebutkannya (karena riya’), dan orang yang membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu,” (HR. Muslim)
Dalam kesempatan yang lain beliau juga menegaskan,
الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
“Sumpah itu melariskan dagangan jual beli namun menghilangkan barakah.” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ، رَجُلٌ كَانَ لَهُ فَضْلُ مَاءٍ بِالطَّرِيقِ، فَمَنَعَهُ مِنَ ابْنِ السَّبِيلِ، وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلَّا لِدُنْيَا، فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا سَخِطَ، وَرَجُلٌ أَقَامَ سِلْعَتَهُ بَعْدَ العَصْرِ، فَقَالَ: وَاللَّهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ لَقَدْ أَعْطَيْتُ بِهَا كَذَا وَكَذَا، فَصَدَّقَهُ رَجُلٌ ” ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ: {إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا} [آل عمران: 77]
“Ada tiga orang yang tidak dilihat Allah di hari kiamat, dan Allah tidak mensucikan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.
Pertama, seorang yang punya kelebihan air di jalan, namun ia menahan air tersebut sehingga orang yang dalam perjalanan tidak bisa mengambilnya.
Kedua, seorang yang berbaiat kepada pemimpin Muslim semata-mata karena perkara duniawi. Jika ia diberikan manfaat dunia, ia ridha. Jika tidak diberikan, ia pun benci.
Ketiga, orang yang menawarkan barang dagangannya setelah Ashar.
Lalu ia berkata: “Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Ia, sungguh aku telah membelinya sekian dan sekian”, kemudian ada orang yang tertarik membeli barang tersebut. Nabi kemudian membaca ayat (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit.” (QS. Al Imran: 77)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Larangan Keempat: Menjual Barang di Atas Akad Penjualan Saudaranya
Larangan dalam jual beli yang keempat yakni kebiasaan menjual barang di atas akad penjualan saudaranya.
Termasuk larangan dalam jual beli adalah menjual barang di atas akan penjualan orang lain dan membeli barang di atas akad pembelian orang lain.
Penjualan barang seperti ini diharamkan dalam Islam sebab berpotensi memicu permusuhan dan perselisihan antar sesama manusia.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلَا يَخْطُبْ بَعْضُكُمْ عَلَى خِطْبَةِ بَعْضٍ
“Janganlah sebagian kalian menjual barang yang telah dijual kepada saudaranya. Dan janganlah sebagian kalian melamar seorang perempuan yang sedang dilamar saudaranya.” (HR. Muslim No. 1412)
Contoh, seorang penjual pisang telah sepakat dengan pembeli yang akan membeli 1 karung pisang durian dengan harga 90.000. Tak lama kemudian, datang seseorang ingin beli pisang. Ia ingin pisang yang sudah akan dibeli oleh pembeli tadi.
Lalu ia menawar dengan harga lebih tinggi; 100.000. Ia minta ke penjual untuk membatalkan akad dengan pembeli pertama. Dan penjual pun menyetujui dengan tawaran harga lebih tinggi itu.
Praktik seperti ini adalah praktik jual beli yang dilarang dalam Islam. Dampak negatifnya, akan terjadi perselisihan dan kebencian antar sesama. Sedangkan Islam memerintahkan untuk mempererat ukhuwah dan hubungan antar sesama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا
وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ
“Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Terakhir, aktivitas muamalah yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan saudara muslim adalah larangan jual beli di dalam masjid dan larangan jual beli di hari Jumat ketika azan shalat Jumat telah dikumandangkan.
Padahal firman Allah ‘azza wajalla sangatlah jelas,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Semoga Allah ‘azza wajalla teguhkan diri kita untuk senantiasa menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan istiqamah menjalankan syariat-Nya.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة
MATERI KHUTBAH JUMAT LAINNYA KLIK DI SINI