Pembelajaran Tatap Muka
Survei Ini Menyatakan 95 Persen Orangtua dan Guru Inginkan Belajar Tatap Muka
Berita Jambi-Survei kesiapan sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ini yang dilakukan Tanoto Foundation selama Juni – Juli 2021.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hasil survei mengatakan sebanyak 95 persen orangtua dan guru mendukung anak-anak kembali ke sekolah.
Survei kesiapan sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ini yang dilakukan Tanoto Foundation selama Juni – Juli 2021.
Survei ini dilakukan pada 7.013 orang responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru, orang tua, termasuk siswa dari 842 sekolah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation yang tersebar di 25 Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
Survei yang dirilis tersebut mencakup indikator pemenuhan daftar periksa sekolah untuk PTM terbatas, perencanaan guru dan kepala sekolah terhadap PTM tebatas yang di dalamnya terdapat kurikulum, metode, penjadwalan, dan vaksinasi.
“Selain indikator di atas, kami juga menanyakan bagaimana persepsi orang tua dan siswa terhadap PTM terbatas,” ujar Margaretha Ari Widowati, Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation dalam acara Webinar Bincang Pagi Persiapan PTM Terbatas, Selasa, (5/10/2021).
Data ini menunjukkan bahwa orang tua dan siswa berkeinginan PTM terbatas dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dan para guru yang telah divaksinasi.
Namun, data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 27 September 2021 menunjukkan banyak sekolah yang belum siap dalam menjamin keamanan kesehatan siswa, termasuk hanya 1 dari 2 sekolah menyatakan ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan.
Lebih dari 50% orang tua meragukan kesiapan guru untuk memfasilitasi penerapan pembelajaran campuran. Hanya 1 dari 4 guru menggunakan kurikulum darurat (khusus) yang dianjurkan oleh Kemdikbudristek. Tiga dari empat guru mengharapkan pengembangan skill profesional tentang Strategi, Metode dan Model Pembelajaran campuran (Blended Learning).
“Apa yang didapat dari survei ini, izinkan saya memberikan tiga rekomendasi. Yang pertama adalah memberikan pemahaman kepada guru, untuk lebih fokus membangun pondasi kecakapan guru di masa kurikulum darurat ini,” kata Ari.
Rekomendasi kedua adalah dampingi kepala sekolah dalam menerapkan pemenuhan kesiapan PTM terbatas, termasuk hal-hal yang diwajibkan Kemendikbudristek.
“Salah satunya membantu kesulitan yang dihadapi kepala sekolah, aktifkan Satgas Covid-19 di sekolah, dan juga melibatkan partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Ketiga adalah rekomendasi jangka panjang dengan memperluas bimbingan teknis kepada guru, dengan menggunakan metode pembelajaran campuran.
“Tugas Tanoto Foundation untuk membantu bapak ibu semua dalam menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas di masa saat ini. Kita perlu berkolaborasi menghasilkan sesuatu yang dapat mendukung anak-anak kita dalam belajar,” pungkasnya.
*Perlu Kehatian-Hatian*
Lailatul Machfudhotin, Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Direktorat Pendidikan Dasar Kemendikbudristek mengatakan sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka secara terbatas dilakukan, semua pihak harus mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian.