Militer Indonesia
Keberhasilan Kopassus, Denjaka, Kopaska Tumpas 35 Perompak Somalia
Berikut kisah Kopassus, Kopaska dan Denjaka tumpas perompak Somalia pada pada 16 Maret 2011.
TRIBUNJAMBI.COM -Kisah Kopassus, Kopaska dan Denjaka tumpas 35 perompak Somalia pada pada 16 Maret 2011
Pada 10 tahun silam. tim gabungan pasukan elite TNI AD dan TNI AL, yaitu Kopassus, Kopaska dan Denjaka, beraksi hadapi perampok Somalia.
Kopassus, Kopaska dan Denjaka menyelamatkan kru kapal kargo Indonesia yang diserbu perompak Somalia di timur laut Pulau Socotra yang terletak sekitar 350 mil laut tenggara Oman, menuju Pelabuhan Rotterdam, Belanda.
Perompak Somalia meminta tebusan 4.5 juta dollar Amerika atau sekitar 40 miliar dengan kurs rupiah ketika itu atas Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak.
Pemerintah RI mengirim Kopassus, Kopaska dan Denjaka untuk pembebasan sandera dan kapal.
Denjaka, Kopaska dan Kopassus diberangkatkan.
Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka merupakan pasukan elite TNI AL yang personelnya berkualifikasi tinggi.
Markas Komando Korps Marinir menerbitkan buku keberhasilan pembebasan sandera Kapal MV Sinar Kudus.
Buku setebal 184 halaman itu berisi ulasan lengkap, bagaimana rapat-rapat dijalankan, latihan, hingga keputusan diambil Komandan Satgas Merah Putih, Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, untuk menyergap perompak.
Kapal MV Sinar Kudus seberat 8.911 ton yang bermuatan ferro nikel, berlayar dari Sulawesi menuju Rotterdam, Belanda, dibajak perompak Somalia.
Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (Persero) membawa 20 anak buah kapal (ABK).
Lokasi pembajakan berada di Perairan Somalia, tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Presiden SBY saat itu meminta agar segera mengambil langkah untuk melindungi WNI yang disandera dan membebaskan MV Sinar Kudus melalui berbagai opsi.
Hingga dibentuklah Satgas Merah Putih. untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak, secara militer.
Satgas Merah Putih melibatkan dua kapal fregat, yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter "Sea Riders" dan LCVP.
Personel Kopassus, Kopaska dan Denjaka tergabung dalam Satgas Merah Putih.

Pada 23 Maret 2011, melalui surat perintah Panglima TNI saat itu, Laksamana Mar Agus Suhartono, strategi matang diatur.
Helikopter Bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso ternyata melakukan pengintaian pada 4 April 2011.
Sempat muncul rencana untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.
Namun, keberhasilan fifty-fifty sebab lokasi para ABK belum diketahui.
Satgas Muhibah yang ditugaskan melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.
PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.
Akhirnya, pada 30 April, PT Samudera Indonesia melakukan pembayaran kepada para perompak Somalia tersebut.
Namun, di tengah waktu itu, para perompak Somalia terjadi perselisihan.
Pembebasan kapal dan ABK kian tak pasti, ada kemungkinan setelah dibebaskan akan ada kelompok perompak lain yang menyandera.
Dengan cepat, pasukan Denjaka (Detasemen Jalamangkara) segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.
Perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan. Para perompak juga dihabisi.
Satgas Merah Putih melakukan operasi militer dan melakukan pengejaran sampai ke garis pantai Somalia, setelah para sandera dibebaskan
(Tribunjambi.com)