Peristiwa G30SPKI

Kisah Sukitman, Polisi yang Saksikan Kekejaman PKI Habisi 7 Jenderal di Lubang Buaya

Berikut kisah Sukitman seorang anggota polisi yang jadi saksi kekejaman PKI dalam peristiwa G30S PKI di Lubang Buaya

Editor: Heri Prihartono
Kisah Sukitman seorang anggota polisi yang jadi saksi kekejaman PKI dalam peristiwa G30S PKI di Lubang Buaya 

Sukitman sempat melihat seorang tawanan yang saat itu dalam keadaan masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya, mampir sejenak di tempatnya ditawan.

"Setelah tutup matanya dibuka dan ikatannya dibebaskan, di bawah todongan senjata, sandera itu dipaksa untuk menandatangani sesuatu. Tapi kelihatannya ia menolak dan memberontak. Orang itu diikat kembali, matanya ditutup lagi, dan diseret dan langsung dilemparkan ke dalam sumur yang dikelilingi manusia haus darah itu dalam posisi kepala di bawah," kenangnya.

Dengan perasaan tak keruan, Sukitman menyaksikan kekejaman PKI  berlangsung di depan matanya, sampai ketika orang-orang buas itu mengangkuti sampah untuk menutupi sumur tempat memendam para korbannya.

Menggunakan  cara itu diharapkan perbuatan kejam mereka sulit dilacak. Di atas sumur itu kemudian ditancapkan pohon pisang.

"Setiap habis memberondongkan pelurunya, jika akan membersihkan senjatanya, para pembunuh yang menamakan  dirinya sukarelawan dan sukarelawati itu pasti melewati tempat saya ditawan," tambahnya.

Sukitman bisa melihat dengan jelas siapa-siapa saja yang terlibat peristiwa yang meminta korban nyawa 7 Pahlawan Revolusi.

Sukitman  pun sempat melihat Letkol Untung, yang mengepalai kejadiah kelam dalam sejarah militer di Indonesia itu.

Untung tertidur

Sorang anggota Cakrabirawa menDATANGI  Sukitman yang masih diliputi rasa takut.

"Kamu tidak usah takut. Kita sama-sama prajurit. Beli kaus singlet pun kita sudah tidak bisa. Sementara para jenderal yang menamakan diri Dewan Jenderal, jam dinding di rumahnya saja terbuat dari emas dan mereka akan membunuh Presiden pada tanggal 5 Oktober. Kamu 'kan tahu Cakrabirawa tugasnya adalah sebagai pengawal dan penjaga Presiden," kata Sukitman mengulangi apa yang diucapkan si anggota Cakra tersebut.

Sukitman baru merasa agak tenang, meskipun ia masih tetap diawasi. Ternyata anggota Cakra itu sudah di-drill, karena langsung berada di bawah komando Letkol Untung.

Setelah  satu dua jam kemudian melalui radio disiarkan, siapa yang mendukung G30Situ akan dinaikkan pangkatnya.

 Mendengar pengumuman itu semua yang merasa terlibat bersalam-salaman, karena merasa gerakan mereka telah  sukses.

Setelah suasana agak tenang, Sukitman dipanggil oleh Lettu Dul Arief yang bertanya  di mana senjata Sukitman.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved