Sejarah Muarojambi

Sejarah Juang Masyarakat Muarojambi Lawan Tentara Belanda di Sengeti dan Gugurnya Letnan Syargawi

Berita Muarojambi-Pertempuran TNI dan masyarakat sipil Muarojambi dalam penjajahan tentara Belanda pada masa Agresi Militer II, tahun 1948-1949.

Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Ilustrasi. Sejarah Perjuangan Masyarakat Muarojambi Lawan Tentara Belanda di Sengeti dan Gugurnya Letnan Syargawi 

TRIBUNWIKI.COM, SENGETI-Dengan bermarkas di Bukit Baling dan Bukit Cinto Kenang Kelurahan Sengeti, Kabupaten Muarojambi para pejuang TNI dan masyarakat sipil pejuang Muarojambi sering melakukan serangan pada tentara Belanda pada malam hari.

Pertempuran para TNI dan masyarakat sipil Muarojambi ini dalam penjajahan tentara Belanda pada masa Agresi Militer II, tahun 1948-1949.

Hal ini diceritakan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Muarojambi Amrullah, belum lama ini.

Kata, Amrullah, saat itu pasukan Belanda menuju Sengeti bergerak menggunakan kapal melewati sungai Batanghari dan akan bermarkas di kelurahan Sengeti dan menumpas para pejuang Jambi.

Dalam perjalanan, mereka tentara Belanda berhenti menurunkan pasukan nya di Desa Berembang dan Desa Pulau Kayu Aro serta di Kelurahan Sengeti.

Mengetahui tentara Belanda akan bermarkas di kelurahan Sengeti, para TNI dan masyarakat sipil Muarojambi mengatur strategi melakukan penyerangan, hal ini dibuktikan strategi nya mampu membunuh tentara Belanda.

Saat itu, strategi nya tokoh masyarakat H, Hamim, dan Zakarya ajak tentara Belanda menuju hilir ke arah Desa Barembang dengan posisi tentara Belanda itu di tengah antara kedua tokoh masyarakat tersebut.

Dalam perjalanan Senja hari tepatnya waktu Maghrib TNI bernama Muhammad yang sedang pengintaian di bawah toko rumah pedagang di Pasar Sengeti berteriak panggil H.Hamim dan Zakaria.

"Dengan aba-aba itu kedua H.Hamim dan Zakaria tiarap, TNI bernama Muhammad lepaskan tembakan ke arah tentara Belanda tersebut kemudian tewas tersungkur,"kata Amrullah belum lama ini.

Mengetahui hal itu, tentara Belanda lainnya juga melakukan penyerangan balik secara membabi buta menembaki TNI yang bergerilya di bawah tokoh tersebut.

"Untungnya TNI kita yang berlindung di bawah toko tidak ada yang gugur, karena mereka sembunyi dengan cara bergantung di bawah lantai toko,"tuturnya.

Kemudian pada era tahun 80-an keluarga Belanda yang tewas tersebut dari negeri Belanda datang ke kantor Lurah Sengeti dan bertemu dengan Lurah Ahmad Ripin yang juga mantan Bupati Muarojambi periode 2001-2022 dan tokoh masyarakat lainnya tujuan ingin mengakhiri pertikaian.

Pada peristiwa itu juga terjadi gugurnya Letnan Syargawi yang sedang melakukan gerilya berjalan seorang diri mencari tentara Belanda di Sengeti Sesampai di RT 1 sekarang ini, ia bertemu dengan pasukan tentara Belanda yang sedang berpatroli maka tentara Belanda melakukan penghadangan dan perintah untuk menyerahkan diri.

Akan tetapi Letnan Syargawi dengan gagah berani meskipun seorang diri pantang menyerah tetap melakukan perlawanan penyerangan dan membalas dengan tembakan.

"Pada saat itu Letnan Syargawi hanya dibekali senjata pistol dan granat, maka tentara Belanda membalas menghujani dengan kekuatan yang tak seimbang maka Letnan Syargawi gugur pada tahun 1948-1949 masa agresi militer II,"tuturnya.

Ia juga mengatakan Letnan Syargawi gugur tidak ditembus peluru akan tetapi gugur dipukuli dengan senapan, oleh tentara Belanda.

Setelah gugur Letnan Syargawi maka para tokoh masyarakat Kelurahan Sengeti seperti pegawai sarak Imam Salam dan Usman kakak beradik serta tokoh lainnya mengubur Letnan Syargawi di RT 1 dengan pakaian seragam TNI, tepatnya di lokasi kuburan di seberang jalan Pelabuhan Pasir Mat Belut, beberapa tahun kemudian jenazahnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kota Jambi oleh TNI.

(tribunjambi.com/ Hasbi Sabirin)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved