Cerita Wanita PSK Terjerat Prostitusi Online hingga Pernah Dapat Tetangga Sendiri, Sehari 3 Kali

Hal itu dilakukan Vera (25), bukan nama sebenarnya asal Kiaracondong, Bandung ini memilih 'berjualan' di daerah Jalan Cagak, Subang.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
net
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM -Cerita seorang PSK yang sudah bertahun-tahun jalani prostitusi menggunakan aplikasi online seperti MiChat.

Hal itu dilakukan Vera (25), bukan nama sebenarnya asal Kiaracondong, Bandung ini memilih 'berjualan' di daerah Jalan Cagak, Subang.

Jarak antara Ciater, Subang dengan Bandung sekitar 30 KM.

Subang sendiri dipilih Vera karena jauh dari tempat tinggalnya di Kiaracondong.

Meskipun dirinya sudah 'mengungsi' jauh dari tempat tinggalnya, Vera mengaku masih sering dapat pelanggan dari sekitar rumahnya.

Dirinya sering medapatkan pelanggan pria hidung belang yang dikenal.

Bahkan, dirnya pernah dapat orderan dari teman nongkrong di Bandung.

"Aku pernah sama tetangga aku dari Kiaracondong. Namanya pake michat, foto yang ada di profil bukan foto asli. Begitu pun pelanggan yang pesen, mau tua mau muda, mau kenal atau enggak dia pesen ya disamperin," katanya kepada TribunJabar.id.

"Teman tongkrongan juga pernah, tapi itu pas aku di Lembang. Dia temen nongkrong di kosan, tarif mah tetap sama sesuai kesepakatan di Michat," kata dia.

Dirinya bercerita awalnya ia bekerja jadi pemandu karaoke, tapi kemudian nekat menjajakan diri melalui aplikasi michat.

"Barusan udah beres. Sekarang saya lagi cari ojek online mau pulang ke kosan," ujar Vera.

Baca juga: Ingat Ian Kasela Vokalis Band Radja? Jarang Tampil di TV dan Lelang Kacamata saat Pandemi Covid-19

Sembari mengisap sebatang rokok, Vera lalu duduk santai di bangku salah satu warung parkiran bus kawasan Sari Ater.

Seolah tanpa beban, Vera langsung menawarkan diri.

"Mas nginep di mana? Kalo mau, aku masih open," ujarnya.

Saat itu harga yang ditawarkan Vera terbilang cukup mahal.

"Long time Mas cukup Rp 1,2 juta. Kalau mau sekali main, Rp 400 ribu juga gapapa," kata dia.

Dijelaskan Vera, long time adalah istilah disewa dengan waktu cukup panjang, dari malam hingga pagi.

"Kalau long time, ya, sampe check out tapi nanti pagi aku minta dianterin pulang," ujarnya.

Meski menerima panggilan long time, Vera tetap membatasi tiga kali main hingga pagi.

Wanita satu ini terbilang cukup piawai, hari ini dari sore hingga dini hari dia sudah menerima dua panggilan pria hidung belang.

"Baru dapet satu juta. Pada pelit, gak mau kasih uang tips, padahal aku juga butuh ongkos grab," kata dia.

Vera sudah sekitar 4 tahun menjalani profesi tersebut, semenjak ia merantau di wilayah Jalan Cagak Subang,

"Kalau saya sengaja di luar daerah, biar gak banyak orang yang dikenal tau," ujar Vera. Status Vera yang hingga kini belum berumah tangga juga menjadi sebab kenapa ia bisa laris manis.

"Rata-rata nanyain janda apa enggak. Kalau bilang gadis, pasti seneng dan aku emang belum menikah," katanya. Dulu ketika ia bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) di wilayah Kiaracondong, ia tak pernah menerima tawaran kencan.

"Pas jadi LC saya gak mau karena itu deket daerah tempat tinggal saya, tapi saya mulai open pun pas pindah merantau ke Subang," katanya. (*)

SUMBER: Bangkapos

Baca juga: Suami Selingkuh dengan Tetangga hingga Hamil, Sang Istri Pakai Cara Balas Dendam yang Elegan

Baca juga: Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2021, Bahasa Arab dan Terjemahannya

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved