Penanganan Covid
Ribka Tjiptaning Sempat Sebut Negara Tak Boleh Berbisnis, Kini Kimia Farma Jual Vaksin 800 Ribu
Ribka Tjiptaning sempat mengkritik vaksin Covid-19 Sinovac yang dibeli kemenkes. Dulu ia sempat mengingatkan agar pemerintah tak berbisnis ke rakyat.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Masib ingat dengan kritik legislator DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Ribka Tjiptaning?
Waktu itu Ribka Tjiptaning sempat mengkritik vaksin Covid-19 Sinovac yang akan dibeli kementerian Kesehatan.
Bahkan ia menolak keras jika akan divaksin.
Tak hanya itu, Ribka pun mencecar menteri kesehatan, Budi Gunadi Sadikin agar vaksin tidak dijadikan bisnis.
Diketahui, hal itu disampaikan saat rapat Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan pada Selasa (12/1/2021).
"Saya cuma mengingatkan nih, kepada menteri, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya.
Tidak boleh, mau alasan apa saja tidak boleh," kata Ribka.
Baca juga: Tubuh Fadel Islami Memerah Gegara Perbuatan Muzdalifah: Karya Bini Sendiri, Paling Dua Hari Hilang
Ia juga meragukan kualitas dan keamanan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Tanah Air.
Dirangkum dari berbagai sumber, vaksin yang mempunyai efektivitas tertinggi adalah Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yaitu BNT162b2 diklaim 90 persen efektif.
Sementara itu, vaksin Moderna memiliki efikasi sebesar 94,5 persen.
Dari situs penelitian ilmiah Lancet, dilaporkan efikasi dari vaksin Astrazeneca mencapai 70 persen.
Hasil uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, menunjukkan efikasi sebesar 91,6 persen dalam melawan gejala COVID-19 dan 100 persen melawan penyakit parah dan sedang.
Dari uji klinis yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, tim peneliti mendapatkan efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.
Penghitungan efficacy rate dari uji klinis di Bandung dengan subjek 1.600, dengan interim analisis sesuai dengan penghitungan statistik kita menargetkan 25 kasus terinfeksi.
Ribka Tjiptaning secara terang-terangan menolak vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Sikap Anang Hermansyah Ditengah Isu Aurel Hamil Lagi Disorot, Singgung Atta Halilintar: Jangan Kami
Penolakan itu disampaikan Ribka Tjiptaning secara terbuka di hadapan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR, Selasa (12/1/2021).
"Kalau persoalan vaksin, saya tetap tidak mau divaksin, mau pun sampai yang 63 tahun bisa divaksin. Saya sudah 63 nih, mau semua usia boleh tetap (saya tolak)."
"Misalnya saya hidup di DKI, semua anak cucu saya dapat sanksi Rp 5 juta mending saya bayar, saya jual mobil kek," kata Ribka di Ruang Rapat Komisi IX DPR, Senayan, Jakarta.
Setelah pernyataan Ribka Tjiptaning ramai menjadi pemberitaan, Fraksi PDIP kemudian menggeser Ribka dari Komisi IX ke Komisi VII.
Komisi IX di antaranya membidangi masalah kesehatan, sedangkan Komisi VII diantaranya membidangi masalah energi dan migas.
Ribka Tjiptaning menganggap rotasi terhadap dirinya hal lucu karena ia yang berprofesi sebagai dokter dirotasi ke Komisi yang membidangi energi dan gas.
"Cuma lucu saja, dokter bergaul sama minyak dan listrik. (Jadi) Ketawa sendiri," ujar Ribka ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Terungkap Cara Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Dapatkan Sabu, Ternyata Gunakan Cara Transaksi Ini
Harga vaksin
Masyarakat yang akan melaksanakan vaksinasi gotong royong untuk individu ini, harus merogoh kocek agak dalam.
Hal itu merujuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021.
Tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm melalui Penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Berikut rincian harganya:
Harga vaksin per dosis: Rp 321.660
Harga layanan: Rp 117.910
Total satu dosis: Rp 439.570
Padahal untuk satu orang dibutuhkan dua dosis vaksin, sehingga uang yang harus dikeluarkan, yakni Rp 439.570 dikali dua, sama dengan Rp 879.140.
Vaksin Komersial
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin yang digunakan pada vaksinasi berbayar di Klinik Kimia Farma adalah Sinopharm.
Uji klinik fase 3 yang dilakukan pada lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukan, efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen.
Berdasarkan pengukuran imunogenitas vaksin setelah 14 hari penyuntikan dosis ke-2, 98,09 persen orang dewasa dan 97,62 persen lansia mengalami pembentukan antibodi.
Terkait imunogenesitas, 99,52 persen orang dewasa dan 100 persen lansia menunjukkan pembentukan antibodi yang dapat menetralisasi virus SARS CoV-2.
Atau, sama seperti yang digunakan pada vaksinasi gotong royong perusahaan.
"Iya (Sinopharm)," ujar Nadia kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021).(*)
SUMBER : Tribun-Timur.com
Ribka Tjiptaning
Covid-19
Sinovac
Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin
bisnis
efektivitas tertinggi
vaksin AstraZeneca
vaksin Moderna
Tribunjambi.com
Daftar Obat dan Vitamin Covid-19 Gejala Ringan yang Harus Disiapkan Saat Isolasi Mandiri di Rumah |
![]() |
---|
Antibodi Vaksin Sinovac Disebut Bisa Menurun Setelah 6 Bulan Divaksin Kedua, Benarkah? |
![]() |
---|
Singapura Mulai Terapkan Perjalanan Bebas Karantina Mulai September 2021, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
Sosok Lanang Cikal, Pembeli Motor Lelang Doni Salmanan Seharga Rp 800 Juta untuk Bantuan Covid-19 |
![]() |
---|
Jokowi Jelaskan Alasan Indonesia Tak Bisa Lockdown : Masih Semi Saja, Semuanya Sudah Menjerit |
![]() |
---|