Kopassus
Sandi Rahasia Kopassus yang Remeh Temeh, Namun Sekali Disebut Prajurit Komando Langsung Siap Tempur
Tapi jangan salah, meski terdengar remeh temeh, saat seorang prajurit Kopassus mendengarnya akan langsung siap.
Sehubungan pengejaran Nikolau Lobato, sebelumnya telah dibentuk batalion Parikesit yang merupakan batalion gabungan.
Anggotanya terdiri dari satu kompi Para Komando TNI AD, satu kompi Marinir TNI AL dan satu kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat TNI AU.
Seluruhnya menggunakan senapan AK-47.
Baca juga: Begini Cara Daftar Link Resmi CAT BKN dan Latihan Ujian CPNS Dengan Simulasi CAT BKN
Baca juga: Penyebab Kegagalan Dalam Seleksi Administrasi CPNS 2021, 3 Kesalahan Ini Kerap Terjadi
Baca juga: Buah Perjuangan Petani Kopi Kerinci Menembus Pasar Eropa
Tujuan pembentukan batalion untuk melancarkan operasi mobil udara di Sektor Tengah guna menutup kemungkinan Lobato lolos dari pengepungan.
Untuk memantapkan integrasi antar ketiga angkatan, mereka melakukan latihan bersama selama satu minggu di Batujajar, Bandung.
Batalion Parikesit tiba di Laklobar dan Soibada sebagai pangkal tolak operasi mobil udara pada 14 Desember.
Operasi mobil udara menggunakan dua helikopter SA-330 Puma TNI AU dengan daya angkut 19 pasukan dan tiga awak pesawat.
Pergantian Nanggala
Tapi keberadaan tim Nanggala yang sangat lekat dengan sosok Yogie S Memed, keberadaannya tidak bertahan lama di jajaran Kopassus.
Seiring digantinya Brigjen TNI Yogie SM (1975-1983) dengan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar (1983-1985) berakhir pula pemakaian nama Nanggala.
Fungsi Nanggala saat ini diambil-alih Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror (Gultor) atau Grup 3 Sandi Yudha.
(Tribunjambi.com)