Materi Tes CPNS 2021
Kumpulan Soal Bahasa Indonesia TIU CPNS 2021 Lengkap Link Tryout
Setiap tahunnya materi Tes Intelegensia Umum atau TIU di antaranya berisi materi Bahasa Indonesia.
Pentingnya penguasaan materi TIU dalam seleksi CPNS 2021 sehingga perlu dipersiapkan sejak awal.
Alasannya karena banyak kegagalan peserta tes CPNS karena tidak memenuhi passing grade TIU.
Simak 5 Contoh soal Bahasa Indonesia yang kerap diujikan lengkap dengan jawaban.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tekanan darah tinggi atau hipertensi jadi kondisi umum dialami generasi milenial. Bahkan dari data tersebut diketahui 34,11 persen orang dewasa di atas usia 18 tahun mengalami hipertensi.
Kasus hipertensi tersebut meningkat dari tahun 2013, yang menunjukkan 14,5 persen orang dewasa berusia di atas 18 tahun menderita penyakit tersebut.
Dr Badai Bhatara Tiksnadi, Sp.JP (K), MM, FIHA, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyebut gaya hidup kurang bergerak menjadi salah satu faktor penyebabnya.
"Pada milenial, kemajuan teknologi yang membuat kita kurang bergerak, dan stres menyebabkan risiko hipertensi meningkat. Sekarang ini kita bisa memesan makanan secara online lewat aplikasi sehingga kita lebih sedikit bergerak," jelas Badai dalam acara "Omron Virtual Media Briefing bersama YJI dan PERKI" yang diadakan virtual pada Kamis (3/6/2021).
Disampaikan Badai, dari data Center for Disease Control and Prevention (CDC) di tahun 2020, ditemukan banyak pasien Covid-19 diketahui mengalami penyakit hipertensi.
"Dari data CDC, hipertensi adalah komorbid atau penyakit penyerta terbanyak yang dialami penderita Covid-19. Sebanyak 60 persen pasien Covid-19 mengalami hipertensi," kata dia.
Tekanan darah tinggi yang terjadi dalam jangka waktu panjang akan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat tubuh rentan tertular infeksi.
Pasien Covid-19 dengan tensi yang tidak terkendali, sambung Badai, akan berisiko terkena infeksi Covid-19 yang parah dan mengalami komplikasi.
"Komplikasi itu bisa bentuknya stroke hingga serangan jantung," cetus Badai.
Risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak bisa diubah, dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
"Umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga adalah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah atau dimodifikasi," tutur dia.
Sementara itu, faktor risiko hipertensi yang bisa dimodifikasi meliputi pola makan dan gaya hidup kita.