Berita Internasional
China Disebut Takut Perang dengan Indonesia, Diplomat Singapura Buka-bukaan Penyebabnya
Bahkan belum lama ini, sempat pula terjadi ketegangan antara Malaysia dengan China karena alasan pelanggaran wilayah udara Malaysia.
China telah mengklaim bahwa perairan di sekitar Kepulauan Natuna itu adalah daerah penangkapan ikan tradisionalnya, dan menyatakan kesediaannya untuk menyelesaikan perbedaan melalui negosiasi bilateral.
Jakarta juga menegaskan klaim China tidak berdasar dan tidak memiliki alasan untuk bernegosiasi.
Menurut para ahli, China pun menargetkan perairan di sekitar Kepulauan Natuna Indonesia itu dengan alasan wilayah ini tumpang tindih dengan apa yang disebut zona ekonomi eksklusif dari kepulauan Truong Sa Vietnam yang diduduki China.
"China dan Indonesia belum mencapai kesepakatan tentang delimitasi batas laut,” ujar Lei Xiaolu, pakar di Universitas Wuhan di China.
"Kegiatan penangkapan ikan yang tidak dilarang di perairan menunggu demarkasi batas yang disengketakan," sambungnya.
Indonesia juga telah menegaskan posisinya untuk tidak mengakui fitur apa pun dalam sembilan garis putus-putus yang diklaim secara sepihak oleh China di Laut China Selatan.
Melalui Pejabat pertahanan Indonesia telah menyebutkan skenario terburuk.
China juga mengirim pasukan untuk mendarat di Kepulauan Natuna.
Baca juga: Asik Main Game Online di Rel Sambil Selonjoran, Remaja Ini Tewas Terlindas Kereta Api
Baca juga: Trailer Ikatan Cinta 7 Juni 2021: Karma untuk Elsa Sedang OTW, Al dan Andin Siapkan Pembalasan
Baca juga: Emosi Rizky Billar Gegara Orangtuanya di Caci Tak Bisa Urus Anak, Kekasih Lesti Kejora Beri Ancaman

Itulah sebabnya Indonesia yang terus-menerus mengerahkan kapal perang, jet tempur dan peralatan pengintai, berpatroli di wilayah sekitar nusantara.
Sementara Indonesia juga secara aktif memobilisasi angkatan lautnya untuk terus berpatroli.
Ada alasan untuk khawatir bahwa China pun akan terus mengambil tindakan "pemaksaan" di wilayah yang disengketakan, kata pakar Atriandi Supriyanto dari Universitas Nasional Australia.
"Saya khawatir pengekangan Indonesia terbatas. Cepat atau lambat, Indonesia mungkin harus mempertimbangkan kerja sama militer dengan AS untuk menahan pengaruh China," ujar Supriyanto.
Rene Pattiradjawane, peneliti di Jakarta, mengatakan sejak tahun 1994, Biro Administrasi Perikanan Kementerian Pertanian China.
Telah menerbitkan untuk peta yang menyatakan seluruh wilayah di sekitar Kepulauan Natuna sebagai fishing ground bagi China.
Pattiradjawane mengatakan Indonesia pun sangat prihatin karena China secara sepihak terus mengklaim bahwa daerah penangkapan ikannya meluas ke perairan selatan Kepulauan Natuna, di luar sembilan garis putus-putus yang ilegal.