Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Ajaran Kristus Meresap Dalam Hati
Bacaan ayat: Kolose 3:16 (TB) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar
Ajaran Kristus Meresap Dalam Hati
Bacaan ayat: Kolose 3:16 (TB) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Oleh Pdt Feri Nugroho

Pernahkah berfikir ingin menegur seseorang yang salah, namun takut ditolak tegurannya?
Saya pernah, anda pernah, semua orang pernah mengalami situasi yang sama.
Setelah dipertimbangkan, seseorang memutuskan memberlakukan kata bijak: diam itu emas.
Artinya dia membiarkan kesalahan itu tetap ada sejauh tidak mengganggunya.
Seorang yang lain memberanikan diri melakukan teguran; hasilnya?
Perdebatan terjadi, relasi menjadi retak, dan untuk beberapa hari kedepan, kesunyian melanda.
Sebenarnya apa yang membuat seseorang takut menegur dan yang lain marah ketika ditegur?
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tentang Mencukupkan Diri
Dari sudut pandang penegur, bisa jadi sudah sangat mengenal yang ditegur sehingga bisa memastikan bahwa pasti akan terjadi penolakan.
Jika ini yang terjadi, kadang hanya perlu lebih kreatif dalam menemukan cara menegur sehingga dapat diterima dengan baik.
Atau si penegur sebenarnya tidak yakin dengan materi tegurannya. Ia paham sudut benar lain dari yang ditegur.
Ia tidak yakin bahwa materi teguran akan diterima dengan baik. Jika ini yang terjadi, persoalan sebenarnya ada pada si penegur.
Menegur itu perlu keyakinan bahwa yang dilakukannya benar. Penolakan adalah persoalan lain sebagai konsekuensi logis sebuah teguran.
Jika dari sudut pandang yang ditegur, sering yang bersangkutan yakin bahwa yang dilakukannya adalah benar.
Bahkan seorang pencuri pun akan mempunyai alasan pembenaran bahwa yang dilakukannya adalah benar.
Memang perlu sikap lapang dada untuk menerima sebuah teguran.
Ditegur itu terkesan dinilai rendah, dipersalahkan dan pada posisi kurang berharga.
Siapa yang dengan rela hati mau pada posisi tersebut, tanpa melakukan perlawanan?
Sebisa mungkin akan membela diri, jika mungkin malah balas menyerang.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kasih Itu Tidak Berbuat Jahat Kepada Sesama
Untuk itu, teguran perlu didasarkan pada kebenaran yang sesungguhnya, bukan hanya sebatas penilaian berdasarkan rasa atau pikiran semata.
Materi teguran perlu bernilai benar dalam kacamata yang benar, bukan sebatas pengetahuan berdasarkan pengalaman subyektif semata.
Paulus memberikan nasihat menarik kepada jemaat di Kolose.
Kehidupan mereka sebagai jemaat Tuhan dalam persekutuan, tidak bisa tidak akan berhadapan dengan relasi yang penuh dinamika.
Masing-masing mempunyai pertumbuhan iman yang dinamis berdasarkan pengetahuan dan keluasan berfikir. Masing-masing menilai segala sesuatu tidak lepas dari pengalaman yang dialami.
Untuk itu diperlukan fokus utama yaitu ajaran Kristus yang menjadi pusat persekutuan.
Paulus menghendaki agar perkataan Kristus, yaitu segala ajaran yang diajarkan-Nya, hendaknya diam dalam hati setiap orang percaya.
Kata diam dapat dimaknai sebagai meresap dalam hati dan memancar dalam kehidupan. Ini artinya jemaat dibawa, bukan hanya pada ranah intelektual semata, namun pada pemahaman yang dihayati dan diperlihatkan dalam perilaku hidup.
Meresap berarti masuk secara perlahan-lahan dalam lubang kecil. Seluruh pengajaran Kristus berproses dalam pengertian dan pemahaman. Diuji dalam pengalaman.
Akan muncul ketika berhadapan dengan konteks yang harus dijawab. Pengajaran Kristus dijiwai dalam setiap tarikan nafas dalam kerendahan hati dan kerelaan untuk dibentuk sesuai dengan rencana Tuhan.
Bak tanah liat, harus berada pada kelembaban tertentu agar mudah dibentuk oleh Tukang Periuk. Ia akan menginjak-injak tanah liat sedemikian rupa sampai akhirnya siap digarap.
Ketika kebenaran pengajaran Kristus sudah meresap dalam kehidupan, maka melakukan tugas mengajar dan menegur, menjadi lebih mudah dilakukan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Seperti Bapa dengan Anak-Nya
Seseorang telah berpegang pada kebenaran yang sesungguhnya sehingga boleh yakin bahwa yang disampaikannya bukan lagi penilaian sepihak secara subyektif, namun berdasarkan kebenaran yang sebenarnya.
Pengajaran dan teguran dipusatkan kepada kebenaran. Memuji dan bermazmur serta bersyukur menjadi nada indah dalam setiap pengajaran dan teguran yang dilakukan.
Lalu, bagaimana jika tetap saja penolakan terjadi? Bagaimana sikap yang perlu diambil?
Selalu ada konsekuensi logis atas segala pilihan tindakan yang kita lakukan, bahkan kebenaran sekalipun dapat mengalami penolakan.
Adalah menjadi bagian kita untuk mengajar dan mengur, itu cukup!
Tentang respon sesama terhadap pengajaran dan teguran, itu diluar kendali kita untuk mengontrol.
Beri kesempatan kepada Allah dalam Roh Kudus untuk berkarya: melembutkan hati yang keras, meratakan tanah yang bergelombang, dan memberi pertumbuhan kepada benih kebenaran yang sudah ditabur.
Setiap waktu, biarkan firman Tuhan meresap masuk dalam hati dan kehidupan kita, agar kehidupan kita diubah seturut kehendak-Nya. Amin.
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam