Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Kasih Itu Tidak Berbuat Jahat Kepada Sesama

Bacaan ayat: Roma 13:10 (TB) Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat

Editor: Suci Rahayu PK
Sahabatan 

Kasih Itu Tidak Berbuat Jahat Kepada Sesama

Bacaan ayat: Roma 13:10 (TB) Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Oleh Pdt Feri Nugroho 

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Setelah manusia memberontak kepada Allah dengan tidak taat, makan dari buah pohon pengetahuan baik dan buruk; konsekuensi logisnya, manusia mempunyai pilihan yang semakin luas.

Manusia dapat menentukan sendiri tentang baik dan buruk menurut pengertiannya masing-masing.

Sebagaimana dosa dan akibatnya diteruskan dari generasi ke generasi, demikian juga kemampuan manusia dalam menentukan segala hal: baik atau buruk menurut kepentingan dan kebutuhan masing-masingmasing-masing juga diwariskan hingga hari ini.

Saat ini, setiap orang dimungkinkan menentukan baik atau jahat dalam pemandangannya sendiri.

Setiap orang dengan berbagai macam dinamika pengalaman, telah membuat beragam penilaian yang dijadikan sebagai dasar penentu: baik atau buruk.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menjadi Milik Kristus

Bersyukur, jika ada aturan yang dibuat secara kolektif untuk menjadi sebuah standar.

Hal ini ada dalam dunia hukum dimana aturan dibuat secara tertulis untuk dijadikan pedoman penilaian.

Meskipun demikian, dalam relasi tertentu, hukum tidak bisa menjangkau; kekerasan dalam keluarga marak, relasi orang tua dan anak yang seharusnya penuh kasih justru sering menjadi tempat yang aman untuk menyakiti.

Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang didasarkan pada kasih pun tidak bebas dari ancaman kemarahan tersembunyi.

Seakan hidup lama dimana manusia lama yang dikuasai kedagingan, sadar atau tidak, masih mempunyai ruang untuk menggoda menyesatkan orang percaya.

Bagi umat Tuhan di Perjanjian Lama, Taurat menjadi hukum dasar tertulis yang wajib ditaati.

Hukum Taurat diposisikan sebagai standar kehidupan umat dalam rangka membangun relasi dengan Allah dan sesama.

Sepuluh hukum Tuhan terdiri atas empat aturan bagaimana mengasihi Allah dan enam yang lain menata kehidupan umat agar hidup dalam kasih.

Tidak bisa dihindari, dimasa kemudian lahirlah beragam hukum turunan dalam rangka memberikan penjelasan dan petunjuk bagaimana sebuah hukum diberlakukan.

Persoalan muncul ketika warisan hukum turunan justru menjadi jerat yang membelenggu umat, tanpa paham tentang makna paling dasar dari maksud sebuah hukum diberlakukan.

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus hendak menegaskan ulang makna dari hukum Taurat yang selama ini diperjuangkan untuk ditaati.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Seperti Bapa dengan Anak-Nya

Sebagai seorang mantan penganiaya jemaat, yang pernah membanggakan dan menjadikan hukum Taurat sebagai dasar tindakan, Paulus melihat dalam kacamata baru terhadap hukum tersebut.

Penemuaanya akan kasih Allah dalam Yesus Kristus telah membuatnya memiliki cara pandang baru bahwa kasih itulah yang sebenarnya menjadi penggenapan hukum Taurat.

Hukum yang menyatakan jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

Kesimpulan ini hendak memposisikan kasih sebagai dasar utama bagi setiap hukum yang berlaku, dan berlaku kekal disepanjang sejarah manusia.

Budaya dapat berkembang, konteks situasi zaman dapat berubah; namun berbicara tentang kasih, tidak akan pernah aus dan usang oleh waktu.

Dalam hal ini, praktek yang sederhana ketika Paulus menulis bahwa kasih itu tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia.

Dalam hal ini, jahat yang Paulus maksudkan tentu bukan dalam takaran setiap orang yang bisa berbeda-beda.

Bukan pula jahat dalam penilaian setiap orang yang hanya didasarkan pada kepentingan, keinginan dan keuntungan.

Kata kasih dan jahat yang Paulus maksudkan didasarkan pada pemulihan kehidupan yang telah Allah lakukan didalam Yesus Kristus.

Kasih yang bersumber dari Allah dan jahat sebagai hasil pemberontak manusia yang tidak taat kepada Allah.

Berbuat kasih, didasarkan pada kasih Allah yang telah berkarya menyelamatkan.

Kita mengasihi karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita, demikian tulis Yohanes.

Kasih itu mendoakan orang yang menganiaya, demikian pernyataan Tuhan Yesus.

Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, demikian tulis Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus.

Bukankah itu cukup bagi kita untuk paham bahwa dalam keseluruhan catatan Alkitab, kasih adalah fokus utama yang disuarakan dari masa ke masa?

Kasih tidak berbuat jahat kepada sesama. Jangan ada pikiran buruk terhadap sesama, sekecil apapun.

Awali setiap pagi dengan berfikir baik terhadap sesama. Tantangan bagi yang mempunyai atasan killer di kantor, buka mata hari ini dari istirahat dengan tetap berfikir baik.

Doakan agar Tuhan melembutkan hati yang keras: baik hati kita yang dongkol atau hati atasan yang mungkin membatu.

Lakukan tindakan kasih dalam kehidupan, karena kita sudah dikasihi oleh Allah. Amin.

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved