KKB Papua

Kisah Soeharto Turun Tangan Luluhkan Lodewijk Mandatjan Pimpinan KKB Papua Paling Legendaris

Begini cara yang dilakukan Soeharto meredam Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua hingga luluh.

Editor: Heri Prihartono
Youtube/Ryan Paat
Lodewijk Mandatjan (kiri) jadi pendukung Indonesia sejati usai sadar pemberontakan yang ia lakukan salah 

TRIBUNJAMBI.COM - Begini cara yang dilakukan Soeharto meredam Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua hingga luluh.

Soeharto sampai turun tangan sendiri untuk menemui pimpinan KKB pada saat itu, Lodewijk Mandatjan.

Soeharto berhasil menaklukan Lodewijk Mandatjan pemimpin KKB paling legendaris.

Lodewijk memimpin sebanyak 14.000 anggota KKB Papua di bawah kendalinya, dalam melakukan aksi teror pada tahun 1964-1967.

Soeharto bertemu langsung dengan Lodewijk Mandtjan, pada 11 Januari 1969.

Menukil dari Soeharto.co, melalui Serambinews, presiden Soeharto menerima kakak beradik Mayor (Tituler) Lodewijk Mandatjan dan Kapten (Tituler) Barens Mandatjan di Istana Merdeka.

Keduanya melakukan pertemuan dengan Soeharto, kemudian melakukan pembicaraan mengenai KKB Papua.

Pertama, Mandatjan mengatakan dia berniat kembali ke Indonesia atas kemauannya sendiri.

Kemudian, Presiden Soeharto mengatakan padanya jika sebenarnya masih banyak kekurangan dalam kehidupan rakyat di Irian Barat saat itu.

Soeharto mengatakan kebahagian tidak turun dari langit, melainkan harus dicapai dengan kerja keras.

Di antaranya dengan mengusahakan pembangunan.

Baru dengan demikian, kita bakal memperbaiki kehidupan rakyat setahap demi setahap, begitulah kata Presiden Soeharto.

Presiden Soeharto juga menyebut, dia akan membangun kembali Irian Barat yang diperoleh dari Belanda tahun 1963.

Namun, yang menjadi masalah yang terpenting adalah bagaimana pembangunan Irian Barat bisa dilakukan dengan secepatnya.

Kepada kedua Mandatjan, Presiden Soeharto menjelaskan tentang penentuan pendapat rakyat dengan meminta bantuan rakyat untuk mensukseskannya.

Sementara itu, menurut buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando," karya Hendro Subroto, KKB Papua di bawah Lodewijk Mandatjan melakukan pemberontakan dengan senapan tua peninggalan Perang Dunia II.

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka.

Saat itu kedaan Manokwari berubah semakin mencekam.

Saat itu aksi Mandatjan dilakukan bukan karena ingin memisahkan diri dari Indonesia, melainkan karena buruknya ekonomi awal Irian Barat saat itu.

Mandatjan sendiri sebenarnya merupakan prajurit yang ikut melakukan operasi pembebasan Irian Barat melalui operasi Trikora.

Aksinya akhirnya mereda setelah Sarwo Edhie turun tangan, saan menjabat sebagai panglima Kongdam XVII/Tjendrawasih (1968-1970).

BACA ARTIKEL LAINNYA TERKAIT KKB PAPUA DI SINI

SUMBER ARTIKEL : INTISARI.GRID

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved