Sejarah Indonesia

Jenderal TNI Ini Buat Soeharto Gusar, Jadi Sosok Satu-satunya yang Berani Gebrak Meja Rumah Cendana

Kisah ini ada diceritakan di beberapa buku yang soal jenderal-jenderal yang berada di sekeliling Soeharto.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribunjambi.com
Jenderal TNI M Jusuf jadi sosok yang berani gebrak meja rumah Soeharto di Cendana 

TRIBUNJAMBI.COM - Barangkali belum banyak yang tahu, bahwa ada sosok Jenderal TNI yang pernah berani menggebrak meja rumah Presiden Soeharto di Cendana.

Kisah ini ada diceritakan di beberapa buku yang soal jenderal-jenderal yang berada di sekeliling Soeharto.

Satu di antaranya buku yang berjudul Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto, dari Prof Salim Haji Said, PhD.

Satu di antara tokoh yang ditulis Salim Said, yaitu mantan Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI) Jenderal M Jusuf.

Jenderal M Jusuf
Jenderal M Jusuf 

Kisah menarik yang wajib disimak yaitu popularitas Jenderal Jusuf yang sempat membuat Soeharto gusar.

Kisah lain yang menarik, saat Jenderal M Jusuf berani menggebrak meja.

Menhankam

Jenderal Muhammad Jusuf saat dilantik sebagai Menhankam/Pangab pada 1978.

Kala itu, banyak yang kaget atas pengangkatan ini, sebab Jenderal Jusuf yang sudah hampir 14 tahun tidak berkarier di ABRI.

Perlu diketahui, sejak 1965, Muhammad Jusuf sudah menjadi Menteri Perindustrian.

Namun, Soeharto yang berkuasa. Maka jadilah M Jusuf sebagai Panglima ABRI.

Menariknya, dalam perjalananya sebagai Panglima ABRI, Jenderal Jusuf ‘bergerilya’ ke barak-barak tentara di berbagai daerah.

Jenderal M Jusuf

Tak heran jika Panglima satu ini sangat dicintai oleh prajuritnya.

Salim Said menulis popularitas Jenderal Jusuf bahkan sampai menyaingi Soeharto kala itu.

Kabarnya, hal ini juga membuat Soeharto sempat ‘cemburu’ melihat popularitas jenderal dari Bugis itu.

Tak hanya dicintai prajuritnya, Jenderal M Jusuf punjuga dikenal tegas dan tak ada rasa takut.

Dikisahkan, suatu waktu ada pertemuan di kediaman pribadi Presiden Soeharto, di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.

Pertemuan itu turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

Baca juga: Kesalnya Soeharto hingga Nyaris Tembak Kepala Perwira TNI Ini, Pak Harto: Ta Slentik Kowe!

Baca juga: Kisah Cinta Soeharto Mendapatkan Hati Siti Hartinah, Sempat Minder Namun Didesak Sosok Ini

Baca juga: Soeharto Minta Kopassus Jadi Pelindung Presiden Filipina dari Kudeta, Marinir TNI AL Dapat Tugas Ini

"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab, maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.”

“Tiba-tiba, Jenderal Jusuf mengebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata; Bohong! Itu tidak benar semua. Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."

"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanggulangan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.

Gebrakan meja dari Jenderal Jusuf mengejutkan semua yang hadir kala itu.

Soeharto pun langsung membubarkan pertemuan yang baru beberapa menit berlangsung di kediaman pribadinya itu.

Pergeseran dan hubungan mulai dingin

Konon, sejak itu, hubungan antara Jenderal Jusuf dengan Soeharto mulai dingin.

Jenderal Jusuf jarang mengikuti sidang kabinet yang dipimpin langsung oleh Soeharto di Bina Graha.

Jenderal Jusuf lebih sering mengutus Wakil Pangab dan Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, sebagai wakilnya untuk ikut dalam sidang kabinet.

M Jusuf pun tak pernah jadi Wapres, apalagi presiden.

Dia digeser Soeharto menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan.

Setelah itu, sang jenderal juga memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama.

Dalam perjalanan hidupnya, M Jusuf meninggal 8 September 2004.

Lepas gelar bangsawan

Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 .

Jenderal M Jusuf meninggal pada umur 76 tahun.

Dia merupakan satu di antara tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Tanah Air.

M Jusuf juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis, hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya.

Baca juga: Kuliner Malam di Kota Jambi, 7 Angkringan Pilihan Buat Makan Malam, Sediakan Menu Istimewa

Baca juga: Cara Memanfaatkan Garam sebagai Pupuk Tanaman, Bermanfaat untuk Memperkuat Akar

Baca juga: Iis Dahlia Melongo Saat Rizki DA Mau Lakukan Ini Bila Tes DNA Anak Nadya Bukan Darah Dagingnya

Akan tetapi, dia juga melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.

Dalam posisi pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 - 1983.

Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964 - 1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983 - 1993.

Kakak angkat Ahok ungkap 3 "jimat" Petta Ucu

Jenderal M Yusuf merupakan jenderal idola dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Oleh keluarganya, Jenderal M Jusuf lebih dikenal dengan sapaan Petta Ucu.

Keponakan Jenderal Muhmmad Jusuf, Andi Analta Amier, menceritakan ada tiga filosofi hidup dan cara kerja pamannya itu.

Inilah yang selalu dipegang sang jenderal layaknya 'jimat'.

Ahok, Soeharto dan Jenderal M Jusuf
Ahok, Soeharto dan Jenderal M Jusuf (Capture/Tribunjambi.com)

Apa tiga prinsip hidup itu?

"Petta Ucu itu, selalu mengajari kami, hidup itu dimulai dari lempu (kejujuran), warani (berani), dan taro ada taro gau atau getteng (amanah)."

"Kalau kau jujur, maka kau akan berani, jika kau jujur dan berani, maka kau akan amanah," ungkapnya.

Andi Analta sendiri tak lain adalah kakak angkat Ahok.

Menurut Analta, Ahok sangat terinspirasi dengan kejujuran dan keberanian Jenderal Jusuf.

(Tribunjambi.com)

Berita lainnya seputar Soeharto

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved