Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Seperti Bapa dengan Anak-Nya
Seperti Bapa dengan Anak-Nya Bacaan ayat: Roma 8:14 (TB) - "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah
Seperti Bapa dengan Anak-Nya
Bacaan ayat: Roma 8:14 (TB) - "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah"
Oleh Pdt Feri Nugroho

Dalam banyak budaya, kehadiran seorang anak dalam keluarga sangat dinantikan.
Harapan besar bagi laki-laki dan perempuan yang menikah adalah mempunyai seorang anak, meskipun tetap harus disadari bahwa otoritas tetap ada pada Allah memenuhi harapan tersebut atau tidak.
Meskipun kehadirannya dinantikan, ternyata tidak banyak yang menyadari bahwa anak adalah manusia yang utuh.
Tindakan diskriminatif muncul ketika anak yang sedang bereksplorasi dan belum mempunyai banyak pengetahuan, diposisikan sebagai masyarakat kelas nomor dua.
Meskipun demikian, secara hukum anak berada dibawah perlindungan orang tuanya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Mengasihi dengan Kasih Tuhan
Apa yang dilakukan seseorang anak yang dinilai belum dewasa, akan menjadi tanggungjawab orang tuanya.
Anak belajar banyak hal dari orang tuanya.
Mereka mencontoh, meneladani dan menduplikasi sedemian rupa segala perilaku dann perkataan orang tuanya.
Baginya, apa yang dilihatnya ada pada orang tua, adalah kebenaran dan itu patut untuk ditiru.
Kondisi ini bisa menjadi kesempatan emas bagi para orang tua untuk meneladankan hal-hal baik bagi anak-anaknya.
Jika seorang anak melakukan tindakan tertentu, orang akan bertanya, "Siapa orang tuanya?".
Pertanyaan tersebut mengasumsikan bahwa apa yang diakukan seorang anak menjadi hal yang diajarkan oleh orang tuanya.
Terdapat hubungan yang istimewa antara seorang anak dengan ayah ibunya.
Perilaku hidupnya mencerminkan keberadaan orang tuanya. Mendapat pujian jika itu baik, dan celaan jika itu perilaku yang buruk.
Memahami alur berfikir demikian, betapa sungguh-sungguhnya kita harus menjalani kehidupan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Rencana Penyelamatan Allah Atas Manusia
Kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan bahwa, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."
Pernyataan Paulus ini didasarkan pada pemahaman bahwa ada hubungan yang berbeda ketika seseorang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus telah menyelesaikan persoalan dosa sehingga tidak perlu lagi hidup direpotkan tentang dosa.
Semua sudah dibereskan, diselesaikan oleh Yesus di kayu salib. Hal ini berimplikasi pada perubahan relasi.
Tuan dan hamba telah usang dan diperbaharui sebagai Bapak dan anak.
Roh Kudus yang memimpin dengan hadir dalam kehidupan setiap orang percaya, memungkinkannya diangkat sebagai anak: sebuah relasi yang sangat dengan dan akrab, bak relasi bapak dengan anaknya.
Relasi ini membawa kehidupan kita untuk berada senantiasa dalam pengharapan dan sukacita.
Bapa tahu apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya sehingga pasti selalu menjaga dan mencukupi apa yang dibutuhkannya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Takut Akan Tuhan
Konsekuensi logisnya, anak mempunyai tanggung jawab untuk mencerminkan keberadaan Sang Bapa. Ini yang sering kali diabaikan.
Banyak orang berfikir, cukuplah jika menyadari keberadaan sebagai anak yang mempunyai hak istimewa, namun lupa dengan tanggungjawab sebagai anak yang membawa nama baik dan kemuliaan Sang Bapa.
Sebagai anak, jangan pernah mencoreng nama baik Bapa. Jika Dia telah meneladankan kehidupan yang senantiasa diwarnai kasih, demikian juga kehidupan kita sebagai anak seharusnya tidak jauh berbeda.
Kita mungkin merasa lemah dan tidak berdaya. Maka disinilah peran Roh Kudus muncul.
Ia akan memimpin kita dalam kelemahan dan ketidakberdayaan untuk hidup taat senantiasa kepada Bapa.
Jadilah anak yang senantiasa memuliakan Bapa dalam setiap perilaku kehidupan kita. Amin.
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam