Berita Muarojambi

Cerita Singkat Sejarah Tari Topeng di Muarojambi, Kisah Pemuda Pengidap Kusta dan Terusir

Kabupaten Muarojambi, memiliki banyak tradisi dan seni budaya, salah satunya di Desa Muarojambi Kecamatan Muara Sebo Kabupaten Muarojambi.

Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Nani Rachmaini
(tribun jambi.com/ Hasbi Sabirin)
Cerita Singkat Sejarah Tari Topeng di Muarojambi 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI-Kabupaten Muarojambi, memiliki banyak tradisi dan seni budaya, salah satunya di Desa Muarojambi Kecamatan Muara Sebo Kabupaten Muarojambi.

Lihat saja, setiap tahun pada momentum perayaan Idulfitri pemuda dan masyarakat setempat selalu menggelar pertunjukan sejarah tari topeng Muarojambi.

Pada pertunjukan itu, mereka melakukan atraksi tari topeng yang disaksikan oleh masyarakat Muarojambi, khususnya di Desa Muarajambi.

Saat diketahui, kegiatan itu dilakukan masyarakat setempat, ternyata memiliki cerita dan kisah.

Seperti yang disampaikan oleh Borju satu diantara tokoh masyarakat setempat menceritakan.

Kegiatan itu, sudah menjadi tradisi pertunjukan seni budaya masyarakat Desa Muara Jambi dan terus berkembang hingga menjadi momentum pertunjukan sejarah dan memiliki nilai kesenian.

Menurut cerita nya, zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yang tinggal di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muarojambi, Pemuda tersebut memiliki penyakit kusta yang dianggap penduduk setempat dapat menular.

Konon atau mitos, membuatnya diri pemuda tersebut tidak tahan dan memilih untuk mengasingkan diri dari penduduk dan masuk ke hutan.

Hal itu dilakukannya bertahun-tahun hingga tiba saatnya ia merasa ingin keluar dari hutan dan kembali ke kampungnya bertepatan dengan hari raya Idulfitri menggunkan atribut topeng terbuat dari labu dan ijuk.

Topeng yang terbuat dari labu dan ijuk sedikit dihiasi dengan ornamen-ornamen seram guna agar pemuda itu tidak bisa dikenali penduduk di desa nya.

Namun apa yang diharapkan pemuda itu, ketika memasuki kampungnya saat itu anak-anak di desa tersebut ternyata menyukai dan merasa terhibur dengan atraksi dirinya yang berlenggak lenggok layaknya penari sambil memakai topeng.

Tak hanya menggunakan topeng dan berlenggak lenggok, pemuda itu juga membawa bakul di pundaknya, atraksi yang menyenangkan tersebut disukai masyarakat dan mereka pun memberikan makanan ke dalam bakulnya.

Saat diketahui cerita dan pertunjukan sejarah topeng tersebut terus berkembang dan disukai hingga dijadikan sejarah pertunjukan yang digelar setiap tahunnya saat hari raya Idulfitri tiba.

Singkat cerita, hingga kini setiap dilakukan kegiatan tersebut guna melestarikan seni dan budaya masyarakat disana dijadikan dalam seni topeng dan kerap diundang pada acara kesenian dan melakukan aktraksi setelah sholat hari raya idulfitri tiap tahunnya.

(tribunjambi.com/ Hasbi Sabirin)

Baca juga: Upaya Obati Pasien Covid-19, RSUD Raden Mattaher Kesulitan Dapat Pendonor Plasma Convalescent

Baca juga: Operasi Penyekatan di Tebo Diperpanjang Hingga 24 Mei, Inilah Sumber Dananya

Baca juga: Sejumlah Pengendara Dihentikan dan Di-swab di Pospam Tebo-Batanghari

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved