Jamu Bude Sumi Sudah 27 Tahun Hadir di Jambi, Produknya Laku karena Bahan Alami

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Warga di seputaran Kota Baru dan pegawai Komplek Perkantoran  yang ada di sana mungkin ada yang mengenal Sumi, dia sudah 27 tahun berjualan Jamu gendong di daerah sana, walaupun saat ini dia sudah mengunakan motor dalam menjajakan produknya.

Setiap hari dia hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menghabiskan daganganya. Dalam satu jam tersebut dia mampu menghabiskan 63 gelas jamu.

Sumi mengatakan dalam memproduksi Produknya dia hanya mengunakan bahan alami dengan kualitas terbaik.

"Seperti jahe, saat ini banyak yg menjual jahe bubuk untuk bahan dasar Jamu. Tapi saya mengunakan jahe segar dalam membuat jamu saya,"ujarnya beberapa waktu yang lalu.

Baiknya kualitas bahan baku yang digunakan Sumi berbanding lurus dengan rasa dan manfaat yang dirasakan konsumenya.

Itulah kenapa dia tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menjual jamunya.

Setelah pagi hari berjualan di seputaran Kota Baru sore harinya mulai pukul 16.00 Sumi menjajakan jamunya di seputaran the hok sampai pasir putih.

Di sesi kedua ini dia juga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan jamunya, hanya butuh satu jam saja.

Di saat pandemi corona kemarin penjualannya semakin meningkat, karena semakin banyak masyarakat yang sadar untuk menjaga imunitas.

Saat ini Sumi tidak sendirian lagi berjualan jamu, semenjak putranya ikut terjun membesarkan usahanya penjualan Sumi semakin besar Dengan konsumen yang semakin banyak.

Di tangan Dwi Saputra, putra Sumi. Jamu tradisional dibuatnya naik kasta dengan tampilan yang menggoda.

Mengusung brand Jamu Bude Sumi, Dwi sukses mengemas jamu tradisional layaknya minuman kekinian.

Ide cemerlang Dwi ini sukses menyasar segmen milenial, selain itu orang dengan tingkat ekonomi menengah ke atas juga tidak segan untuk membeli produknya.

Saat ini Jamu bude Sumi dipasarkan secara digital dengan memanfaatkan jaringan sosial media. Seperti facebook dan instagram.