Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Yesus Mati Untuk Menebus Kita dari Dosa
Bacaan Ayat: Lukas 23:46 (TB) - "Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demik
Di satu sisi merasa iba, namun tidak kuasa untuk bertindak. Menonton dari jauh atau sekedar mengikuti arus massa yang berteriak-teriak, cukuplah untuk mengekspresikan diri.
Sangat kontras, jika kematian Yesus dihubungkan dengan karya penyelamatan Allah. Kematian-Nya menjadi wujud nyata dari keadilan Allah yang dinyatakan.

Ketidaktaatan manusia yang menimbulkan dosa dan berbuah maut, telah ditimpakan kepada-Nya. Yesus mati dalam rangka memenuhi tuntutan hukuman Allah, bahwa ketika manusia tidak taat maka kematian akan menghampiri.
Penyelamatan terjadi ketika ada yang dikurbankan untuk menjadi kurban pengganti.
Kematian-Nya menjadi wujud nyata bayang-bayang masa lalu tentang anak domba yang disembelih agar manusia berdamai dengan Allah.
Kematian Yesus menyelesaikan perseteruan antara Allah dengan manusia.
Yesus yang tidak berdosa, suci berkurban sekali dan berlaku untuk selama-lamanya.
Kematian-Nya menjadi puncak karya penyelamatan dengan menyelesaikan masalah dosa.
Itu sebabnya Ia berseru diatas kayu salib, "Sudah selesai.", lalu Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Dimulailah babak baru karya penyelamatan. Sejarah karya penyelamatan Allah kemudian berpaling pada Yesus dan percaya, maka jaminan keselamatan akan terjadi.
Inilah wujud kasih Allah yang besar bagi kehidupan. Ia memulihkan kembali kehidupan pada maksud awal Allah ketika menciptakan kehidupan. Jaminan kehidupan kekal diberikan kepada setiap orang yang memilih untuk percaya.
Dalam prosesnya, Yesus memberikan teladan berharga untuk diteladani. Dia mengampuni. Di atas kayu salib, dalam penderitaan demi menyelesaikan kutuk Allah atas dosa, Dia mendoakan orang-orang yang menyalibkan-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Firman yang Menjadi Daging
Kepada penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia, Ia memberikan pengharapan. Firdaus dijanjikan karena ia menaruh pengharapan kepada-Nya.
Yesus tetap fokus pada karya penyelamatan. Ia tidak tergoda untuk turun dari salib dengan kuasa-Nya sebagai Tuhan. Ia memilih taat sampai mati dalam keadaan sebagai manusia.
Dalam penderitaan-Nya, Ia berserah pada kehendak Bapa. Dengan yakin Ia berkata, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."