Rahma Yuniarsih Penulis Milenial, Menangis Saat Ceritakan Tekadnya Suarakan Perempuan Hebat

Ia belajar dari kisah seorang ibu yang dapat bertahan, dan kurangnya dukungan orang terdekat justru tidak membuatnya gentar.

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Rara
Rahma Yuniarsih 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Rahma Yuniarsih seorang penulis asal Jambi yang pernah merasa tersakiti oleh lingkungan sekitar, dan tumbuh menjadi sosok kuat. Kini ia hasilkan 11 karya tulis yang dibukukan.

Ia belajar dari kisah seorang ibu yang dapat bertahan, dan kurangnya dukungan orang terdekat justru tidak membuatnya gentar.

Ia ingin melabelkan diri untuk mengedepankan perempuan pada setiap tulisannya.

Baca juga: Tinggal Hitungan Hari, Simak Jadwal Lengkap MotoGP Qatar 2021, Nasib Valentino Rossi & Marc Marquez

Baca juga: Pemandu Lagu Tewas Mengenaskan di Semak-semak Malang, Sudah Yatim Piatu dan Jarang Pulang Kerumah

Baca juga: Dukun Gaib di Bekasi Bernasib Tragis Usai Pamer Kesaktian Gandakan Uang Uangnya Ngak Habis-habis

Ia ingin perempuan-perempuan yang membaca bisa mendapat kekuatan, dan terinspirasi untuk kuat menjadi sosok yang serba banyak tuntutan.

"Sebenernya kalau cerita ini sedih, tapi orang harus tau. Banyak perempuan hebat yang kita temui, terutama ibu kita. Saya jujur, saya adalah anak broken home. Dan saya sering dikatain nggak punya ayah, dannggak akan mampu ngapa-ngapain," tuturnya sembari menangis, ketika ditanyai hal mendasar tentang ke mana fokus tulisannya akan mengarah, beberapa waktu lalu.

Tetapi melihat ibunya kuat, mampu melakukan apapun. Tetapi ternyata tekadnya mengalahkan kata-kata orang bahwa perempuan tanpa laki-laki tak bisa apa-apa. Atau anak tanpa ayah tak bisa sukses.

Sedari kecil Rahma mengakui bukan termasuk anak yang patuh terhadap peraturan. Itu juga satu di antara karakteristik serta latar belakang hidup yang ia alami.

Namun ia memiliki prinsip mampu membuktikan besar diluar dugaan banyak orang, ketika orang mencoba untuk meremehkannya.

Ia merupakan anak yang suka membaca. Sedari kecil, ia suka membaca tulisan apapun, dari lembaran atau buku manapun.

Bahkan, tak segan-segan ia membaca buku sang tante. Walaupun ia mengakui, belum tentu ia mampu mengonsumsi kualitas bacaan tersebut.

Pertama mulai menulis karya, yaitu berawal dari menulis curhatan di buku diary.

Kemudian ketika mengenyam pendidikan pesantren yang tak lama, dengan segala keterbatasan akses, ia menulis cerita-cerita di buku tulis.

Ia mulai menyodorkan karyanya ketika masih bersekolah SMA sederajat. Namun penolakan-penolakan sering ia dapatkan.

Ia tak gentar, dan yakin ada banyak cara yang belum ia lalui. Tentunya satu di antara cara tersebut membawa peluang untuknya.

Saat ini Rahma sudah sering mengisi acara bedah buku, mulai ada permintaan penulisan cerita rakyat, dan undangan lain yang membuatnya terus berkembang.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved