Renungan Harian Katholik Minggu 28 Februari 2021, Masa Prapaskah II, Tabor Menuju Golgota
Jika kini puncaknya dapat dicapai dengan kendaraan, pada masa lalu para pengunjung harus mencapainya dengan mendaki 4.340 anak tangga
TRIBUNJAMBI.COM - Gunung Tabor terletak di sebelah utara negara Israel. Tepatnya di ujung timur Lembah Yizreel, 17 km (11 mil) sebelah barat Danau Galilea.
Identifikasi paling awal gunung tempat transfigurasi ini adalah dari Origen pada abad ke-3 Masehi. Juga disinggung oleh St. Cyril dari Jerusalem dan Hieronimus pada abad ke-4.
Di puncak gunung ini terdapat BasilikaTransfigurasi serta Biara Fransiskan (OFM). Sejak abad ketiga masehi di gunung ini telah berdiri tiga kapel yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus, Musa dan Elia.
Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad ke-12 hingga abad ke-13.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Dalam Persekutuan
Baca juga: Tengah Malam Prajurit TNI Diberondong Tembakan, KKB Papua Menyerang dari Belakang, Satu Tewas
Penulis Injil Markus menampilkan mukjizat: Yesus dimuliakan di atas Gunung Tabor. Peristiwa ini disebut dengan transfigurasi. Peristiwa di mana Yesus dimuliakan dan bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Muka-Nya bercahaya dan penuh kemuliaan. Hal ini merupakan puncak spiritualitas Yesus.
Peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus ini juga dicatat dalam Injil Matius (17:1-8) dan Lukas (9:28-36), sedangkan Injil Yohanes tidak memasukkan kisah ini sebab dari awal Yesus sudah ditampilkan sebagai Pribadi yang mulia, yaitu sebagai Allah (Yoh. 1:1). Pada waktu peristiwa itu, hadir tiga murid Yesus yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes.
Transfigurasi merupakan satu-satunya peristiwa di mana Yesus menampilkan kemuliaan-Nya di atas gunung bersama dengan Musa dan Elia. Peristiwa Transfigurasi ini merupakan salah satu dari lima peristiwa penting dalam kehidupan Yesus menurut Injil. Empat peristiwa lain yaitu Pembaptisan, Penyaliban, Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga.
Ketika terpesona dengan mukjizat dan terpapar kebahagiaan itu, Petrus meminta kepada Yesus untuk mendirikan 3 kemah di atas Gunung Tabor.
“Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Mrk 9:5).
Mereka ingin mendirikan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia supaya kehadiran mereka bertiga dalam kemuliaan lebih permanen.
Permintaan Petrus ini menunjukkan betapa “nyaman” berada di sana (kemuliaan). Petrus, Yakobus dan Yohanes berada dalam zona nyaman di atas Tabor dan tidak mau beranjak dari situasi itu.
Namun Yesus tidak mau para murid terlalu lama berada dalam “zona nyaman ”itu. Ia segera mengajak para murid-Nya untuk kembali melaksanakan peristiwa keselamatan di tengah dunia.
Ajakan Yesus kepada para rasul untuk “turun gunung” merupakan pelajaran yang penting bagi para murid. Ternyata para rasul yang tiap hari bersama Yesus pun membutuhkan waktu untuk memahami misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang harus terjadi demi keselamatan umat. Mereka belum mengerti bahwa kemuliaan Golgota lebih agung dari kemuliaan Tabor.
Baca juga: VIRAL Video Pasangan Pengantin Beda Usia 48 Tahun, Wanita Ini Sebut Fakta Sebenarnya: Awalnya Iseng
Yesus melarang murid-murid menceritakan kepada siapa pun tentang peristiwa itu, sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Mrk 9:9). Pesan penuh tanda tanya ini sangat beralasan karena pengharapan orang Israel akan Mesias saat itu bersifat politis.
Bila hal ini tersebar sebelum Ia bangkit, maka Tuhan Yesus beserta murid-murid akan menghadapi banyak kesulitan. Suasana akan “gempar” sebab masyarakat Yahudi saat itu manganggap Musa adalah nabi terbesar.