Renungan Kristen
Renungan Harian kristen - Mengenal Tuhan dengan Cara Manusiawi
Bacaan ayat: 1 Samuel 16:7 (TB) - "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah
Mengenal Tuhan dengan Cara Manusiawi
Bacaan ayat: 1 Samuel 16:7 (TB) - "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Oleh Pdt Feri Nugroho

Keberadaan Tuhan yang tidak bisa dilihat oleh mata, seringkali menghalangi seseorang untuk memahami bahwa disepanjang sejarah, Tuhan berkarya dengan cara yang manusiawi.
Hal ini didasarkan pada pemahaman, seakan Tuhan kehilangan ke-Tuhan-an-Nya ketika memakai cara manusiawi.
Pikiran manusia yang dibatasi ruang dan waktu telah membentuk pola pikir yang terbatas dan membatasi.
Apalagi ketika disandingkan dengan pemahaman bahwa Tuhan itu suci maka Dia akan kehilangan kesucian-Nya ketika berdekatan dengan yang tidak suci.
Dua ribu tahun, keberadaan Yesus sebagai firman Tuhan yang menjadi menusia telah memicu berbagai ejekan yang mengarahkan seseorang untuk tidak percaya.
Semasa hidup-Nya Yesus Kristus seringkali bertentangan dengan para ahli Taurat berkaitan dengan tuduhan bahwa Yesus telah melanggar hukum Tuhan yang telah diberlakukan berabad-abad lamanya. Pola pikir Yesus yang sungsang seakan sulit diterima.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Mengenal Tuhan dalam Pengalaman Hidup
Perlu pemahaman lebih mendalam untuk memahami; bahkan para murid pun perlu berproses sedemikian rupa sampai akhirnya melihat karya Yesus secara utuh.
Melihat keutuhan karya Yesus inilah yang membawa para murid sampai pada titik pengenalan bahwa Yesus adalah firman Allah yang menjadi manusia.
Firman (Yun: Logos) adalah perkataan, atau buah pikiran yang diungkapkan dalam perkataan.
Firman Tuhan berarti buah pikiran Tuhan yang diungkapkan dalam perkataan. Dalam beberapa kesempatan, firman Tuhan dinyatakan datang kepada para nabi.
Dalam pikiran yang dibebaskan dari batasan ruang dan waktu, ternyata Tuhan menyatakan diri untuk dipahami dalam batasan ruang dan waktu tanpa harus menjadi terbatas.
Maka bisa dipahami jika Tuhan ketika berkarya dalam sejarah, Ia berkenan memakai hal-hal yang dipahami manusia.
Termasuk ketika Dia menyatakan dan memperkenalkan jati dirinya. Ini sejalan dengan pernyataan Alkitab bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, maka sudah sewajarnya jika Allah ketika menyatakan keberadaan diri-Nya memakai cara yang manusiawi.
Allah berfirman, berkata-kata layaknya manusia berbicara untuk menyampaikan sebuah pesan. Di Eden Allah berjalan-jalan di hari yang sejuk, layaknya manusia yang menikmati indahnya taman.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup dengan Berkat Tuhan
Daud menyatakan tangan Allah kuat dan lengan-Nya teracung, layaknya manusia.
Mata Tuhan melihat, layaknya manusia yang sedang memperhatikan sesuatu. Jika pada akhirnya Yohanes menyatakan bahwa, pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran; tentu ini menjadi pernyataan yang sangat mudah dipahami.
Firman Allah atau perkataan Allah menjadi manusia, layaknya sebuah kata-kata yang berubah menjadi sebuah tulisan diatas kertas; tentu bukan lagi menjadi hal yang terlalu sulit untuk dipahami.
Ketika sebuah kata berubah menjadi tulisan maka kata tersebut menjadi terbatas pada huruf-huruf yang terdiri atas huruf konsonan dan huruf vokal.
Bahkan kertas tempat huruf tersebut bisa musnah karena terbakar; namun kata-kata akan tetap ada dan tidak akan pernah terbakar.
Demikian juga ketika firman Tuhan menjadi manusia, maka dalam keadaan sebagai manusia, yaitu Yesus menjadi terbatas pada ruang dan waktu.
Dan ketika Yesus menderita dan mati, firman Tuhan tetap hidup dan tidak mati. Yang mati hanya Yesus dalam keberadaan-Nya sebagai manusia.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Roh Kudus yang Menolong
Ketika hendak mencari pengganti Saul, Samuel dipakai Allah untuk menemukan tokoh baru yang layak. Ketika Samuel melihat perawakan berdasarkan kehebatan fisik, Allah tidak berkenan dan Ia menyatakan bahwa Tuhan melihat hati manusia.
Tentu cara Tuhan melihat sangat berbeda dengan manusia.
Tuhan berkuasa melihat melampaui ruang dan waktu. Dia melihat kedalaman hati manusia. Yang bagi manusia sangat tersembunyi, bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi.
Daud yang hari itu tidak bersama Samuel, dicari dan ditemukan untuk diurapi menjadi raja. Tuhan Mahakuasa dan dalam kemahakuasaan-Nya, Dia mampu mengatasi segalanya.
Ia berkenan menyatakan diri dan memperkenalkan diri melalui hal-hal yang dipahami manusia agar manusia dapat menangkap pesan-Nya.
Memahami karya-Nya yang manusiawi akan menolong kita untuk terus hidup dalam pengharapan bahwa Ia tidak pernah jauh dari kehidupan kita.
Ketika mengalami penderitaan, jangan terpuruk; ketika habis akal, jangan putus asa; ketika harus terhempas, jangan pernah binasa.
Yakin dan percayalah bahwa Allah selalu menjaga dan melindungi. Amin
Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam