Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Hidup dengan Berkat Tuhan
Bacaan ayat: Bilangan 6:24-26 (TB) - "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
Hidup dengan Berkat Tuhan
Bacaan ayat: Bilangan 6:24-26 (TB) - "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Dalam banyak ibadah Minggu di gereja, kata berkat disematkan menjadi bagian tata ibadah untuk menyatakan bahwa Tuhan berkenan memberkati siapa saja yang ambil bagian dalam ibadah tersebut.
Biasanya diletakan dibagian akhir ibadah dan jemaat merespon dengan kata 'amin', yang berarti 'pasti' (bhs.Ibrani).
Berkat adalah memasukkan sesuatu dengan kekudusan, kehendak ilahi, atau harapan seseorang.
Sederhananya, berkat dijadikan sebagai bekal bagi orang percaya untuk menjalani kehidupan dengan jaminan bahwa Tuhan pasti menyertai disepanjang perjalanan hidupnya.
Pemahaman ini tanpa disadari menggiring beberapa orang untuk datang ke ibadah hanya ketika akhir ibadah tiba.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Bersyukur Selalu Atas Kasih Setia Tuhan
Beberapa orang baru masuk ruang ibadah seolah hanya ingin mendapatkan berkat Tuhan semata. Padahal ibadah adalah satu kesatuan yang utuh dari awal sampai dengan akhir.
Bagian-bagian yang ada dalam ibadah menjadi bentuk ritual komunikasi umat dengan Allah.
Terdapat proses dialogis dalam tata ibadah sebagai bentuk komunikasi antara umat dengan Allah.
Seiring waktu, terdapat penyempitan makna terhadap kata berkat.
Beberapa orang memahami berkat sebatas pemenuhan kebutuhan hidup berupa makanan dan minuman.
Hal-hal yang terhubung dengan kebutuhan hidup dipahami sebagai berkat Tuhan. Akibatnya ketika kehidupan tanpa harta benda (miskin), dianggap tidak diberkati Tuhan.
Sedikit perluasan makna ketika berkat juga dihubungkan dengan kesehatan, keselamatan, nafas kehidupan, dan lain-lain.
Memang tidak salah, namun penyempitan makna tersebut rentan membawa pikiran seseorang pada sikap penghakiman; bahkan menjadikan hal-hal yang kelihatan sebagai tanda berkat.
Dan jika tidak mempunyai tanda tersebut, dinilai tidak diberkati Tuhan.
Sejak masa umat Tuhan di Perjanjian Lama, kata berkat sudah menjadi bagian ritual ibadah.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Roh Kudus yang Menolong
Musa memberikan kata-kata berkat kepada umat Tuhan yang dipimpinnya.
Mencermati kalimat berkat yang sampaikan Musa kepada umat, ada beberapa hal yang perlu dipahami ulang tentang makna berkat bagi umat.
Pertama, yang memberi berkat adalah Tuhan, bukan Musa. Ini pemahaman paling mendasar yang perlu dipahami secara benar.
Di masa kini, ada kecenderungan pergeseran pemahaman, bahwa yang memberkati adalah para hamba Tuhan.
Mulai terjadi pengkultusan tokoh didasarkan pada kemantapan dan kepuasan.
Penumpangan tangan dengan jumlah banyak tanggan seakan lebih banyak berkat jika dibandingkan dengan hanya dua tangan.
Waspadalah, yang memberikan berkat adalah Tuhan. Para hamba Tuhan hanyalah alat ritual di tangan Tuhan.
Dia tidak mempunyai otoritas apa-apa untuk mengatur kehidupan dan masa depan seseorang.
Kedua, berkat Tuhan itu meliputi segala aspek kehidupan, bukan hanya masalah kebutuhan hidup.
Berkat itu berbicara tentang pernyertaan Tuhan, berjalan bersama Tuhan dalam iman dann pengharapan.
Hal ini didasarkan pada sebuah fakta bahwa seseorang tidak pernah tahu akan apa yang akan terjadi dalam hidupnya dimasa depan. Ancaman bisa hadir kapan saja dan dimana saja.
Berkat perlindungan Tuhan akan memberikan jaminan bahwa segala hal akan berjalan seturut dengan kehendak Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Percaya dan Memberitakan Kabar Baik
Ketiga, berkat itu terhubung dengan kehidupan yang memuliakan Tuhan dan memancarkan kemuliaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam berkat terdapat tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan diri sendiri.
Konsekuensi logis mendapat berkat Tuhan adalah bertanggung jawab terhadap berkat tersebut dalam menjalani kehidupan.
Keempat, berkat Tuhan memposisikan seseorang pada posisi untuk hidup berkenan kepada Tuhan.
Jika Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada yang diberkati, itu artinya ada relasi yang terus terbangun di sepanjang perjalanan hidup.
Hidup dalam ketaatan dan kekudusan sebagai orang-orang yang hidup dalam kebenaran Tuhan.
Sementara itu, harta benda dan yang lain hanya 'efek samping'.
Tanpa itupun, hidup tetap bisa diberkati Tuhan.
Saatnya menata ulang pemahaman kita tentang berkat Tuhan.
Pahami berkat sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Hiduplah dekat dengan Sang Pemberi berkat.
Maka ada jaminan kepastian bahwa Dia akan terus menyertai. Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam