Khazanah Islami
Hukum Menggabung Puasa Rajab Dengan Puasa Qadha Ramadhan, Simak Penjelasannya di Sini
Hukum Menggabung Puasa Rajab Dengan Puasa Qadha Ramadhan, Simak Penjelasannya di Sini
TRIBUNJAMBI.COM - Keistimewaan Bulan Rajab adalah umat muslim dapat mengerjakan Puasa Rajab.
Banyak yang bertanya terkait menggabung Puasa Rajab dengan Puasa Qadha Ramadan.
Simak penjelasan lengkap terkait Puasa Rajab dengan Puasa Qadha Ramadan.
Keterangan terkait dengan utamanya puasa sunnah di bulan rajab bisa dilihat di keterangan berikut:
Rasul menjawab: "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang," (Riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah).
Nah, bagi Anda yang masih punya hutang puasa Ramadhan tahun lalu, dan hendak melaksanakan puasa Rajab sekaligus, apakah memungkinkan untuk dilakukan bersamaan?
Dikutip dari laman Konsultasi Syarian, dijelaskan bahwa hukum menggabungkan puasa sunah selain puasa syawal dengan puasa qadha bayar hutang puasa ramadhan ada dua pendapat.
Pendapat pertama, Tidak boleh menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa sunah lainnya.
Sebagaimana tidak boleh menggabungkan niat ketika puasa ramadhan dengan puasa sunah lainnya.
Pendapat seperti ini, satu di antaranya dapat dilihat dalam Fatawa Syabakah Islamiyah.
Di mana fatwa tersebut berbunyi:
فإن من عليه صيام واجب من قضاء رمضان، أو من كفارة، أو نحو ذلك، فلا يصح له أن يجمعه مع صوم التطوع بنية واحدة، لأن كلاً من الصوم الواجب وصوم التطوع عبادة مقصودة مستقلة عن الأخرى، ولا تندرج تحتها، فلا يصح أن يجمع بينهما بنية واحدة
Artinya: ”Orang yang melaksanakan puasa wajib, baik qadha ramadhan, puasa kaffarah, atau puasa lainnya, tidak sah untuk digabungkan niatnya dengan puasa sunah. Karena masing-masing, baik puasa wajib maupun puasa sunah, keduanya adalah ibadah yang harus dikerjakan sendiri-sendiri. Dan puasa sunah bukan turunan dari puasa wajib. Sehingga tidak boleh digabungkan niatnya.” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7273)
Jika merunut pada pendapat ini, maka sebaiknya niat puasa Rajab dan menggantikan puasa Ramadhan sebaiknya tak digabung dan dikerjakan sekaligus.
Namun ada pendapat ke dua, yang memperbolehkan untuk menggabungkan niat puasa sunah dan puasa wajib.
Khususnya niat puasa Rajab dan menggantikan puasa Ramadhan selama puasa sunah itu tidak memiliki kaitan dengan puasa wajib.
Pendapat ini satu di antaranya mengaku dari pernyataan Imam Ibnu Utsaimin yang berujar:
من صام يوم عرفة ، أو يوم عاشوراء وعليه قضاء من رمضان فصيامه صحيح ، لكن لو نوى أن يصوم هذا اليوم عن قضاء رمضان حصل له الأجران : أجر يوم عرفة ، وأجر يوم عاشوراء مع أجر القضاء ، هذا بالنسبة لصوم التطوع المطلق الذي لا يرتبط برمضان
Artinya: ”Orang yang melakukan puasa hari arafah, atau puasa hari asyura, dan dia punya tanggungan qadha ramadhan, maka puasanya sah. Dan jika dia meniatkan puasa pada hari itu sekaligus qadha ramadhan, maka dia mendapatkan dua pahala:
(1) Pahala puasa arafah, atau pahala puasa Asyura, dan
(2) Pahala puasa qadha. Ini untuk puasa sunah mutlak, yang tidak ada hubungannya dengan ramadhan.” (Fatawa as-Shiyam, 438).
Dalam Fatwa Nur ’ala ad-Darbi, ketika membahas puasa qadha dan kaitannya dengan puasa sunah, Imam Ibnu Utsaimin juga menjelaskan ,
وأما إذا أراد أن يصوم هذا الواجب حين يشرع صومه من الأيام كصيام عشرة ذي الحجة وصيام عرفة وصوم عاشوراء أداء للواجب فإننا نرجو أن يثبت له أجر الواجب والنفل لعموم قول الرسول عليه الصلاة والسلام لما سئل عن صوم يوم عرفة قال (احتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والسنة التي بعده) فأرجو أن يحقق الله له الأجرين أجر الواجب وأجر التطوع وإن كان الأفضل أن يجعل للواجب يوماً وللتطوع يوم آخر
Ketika ada orang yang hendak puasa wajib (qadha), bertepatan dengan puasa sunah, seperti puasa 10 hari pertama dzulhijjah, atau puasa arafah, atau puasa asyura, sekaligus puasa wajib, kami berharap dia mendapatkan pahala puasa wajib dan puasa sunah. Berdasarkan makna umum dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang puasa arafah, ’Saya berharap kepada Allah, agar puasa ini menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.’
Karena itu, saya berharap Allah memberikan dua pahala untuknya, pahala wajib dan pahala sunah. Meskipun yang afdhal, hendaknya puasa wajib dilakukan dalam satu hari dan puasa sunah di hari yang lain. (Fatawa Nur ’ala ad-Darbi)
Penjelasan lengkap mengenai hukum niat puasa Rajab dan menggantikan puasa Ramadhan di laman konsultasi Syariah tersebut bisa dilihat di link berikut ini (klik link ini)
Niat Puasa Rajab dan Puasa Qadha Bayar Hutang Puasa Ramadhan
Berikut ini niat puasa bulan Rajab :
- Niat Puasa Rajab Ketika Sahur
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin fi syahri rojabi sunatan lillahi ta'alaa
Artinya: Saya Niat puasa Rajab Sunnah Karena Allah Ta'ala
- Niat Puasa Rajab Bila Harus Dibaca saat Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati Rajaba lillahi ta‘ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Jika lupa tidak membaca niat malam harinya, boleh membaca niat puasa pada siang hari, sejauh belum makan, minum atau hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
- Berikut ini adalah bacaan niat puasa Qadha atau Bayar Utang Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.