Isu Kudeta Membuat Elektabilitas Demokrat Naik? Nasib PDIP Merosot hingga 23,1 Persen
Dalam kurun waktu empat bulan, elektabilitas partai politik bergerak dinamis. PDIP masih tetap unggul, tetapi elektabilitasnya anjlok.
TRIBUNJAMBI.COM - Dalam kurun waktu empat bulan, elektabilitas partai politik bergerak dinamis.
PDIP masih tetap unggul, tetapi elektabilitasnya anjlok.
Sebaliknya dengan Demokrat yang elektabilitasnya melesat.
Dua parpol yaitu PKS dan PSI mengalami kenaikan elektabilitas.

"Elektabilitas Demokrat melesat, PDIP anjlok, sedangkan PKS dan PSI naik elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Minggu (7/2/2021).
Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) sebelumnya naik dari 29,3 persen pada survei bulan Juni 2020 menjadi 31,4 persen pada survei bulan Oktober 2020.
• VIRAL Kuli Bangunan Jago Shuffle Dance, Sempat Dicaci Pakai Kaus Itu Aja Kini Mulai Banjir Endorse
• Denny Darko Bongkar Alasan Ayu Ting Ting Batal Nikahi Adit Jayusman, Sebut Keputusan Terbaik
Tetapi pada survei terakhir, elektabilitasnya merosot hingga 23,1 persen.
Sementara itu Demokrat sebelumnya turun dari 3,8 persen (Juni 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020).
Pada survei terakhir, elektabilitasnya meroket menjadi 8,2 persen, membuat posisi Demokrat berada di empat besar.
“Pengungkapan kasus korupsi bantuan sosial penanganan Covid-19 yang melibatkan menteri dan sejumlah politisi asal PDIP membuat citra parpol penguasa ini melorot tajam,” kata Andreas.
Parpol-parpol oposisi, khususnya Demokrat, cukup berhasil memanfaatkan kemerosotan dukungan terhadap PDIP.
“Naiknya isu kudeta terhadap kepemimpinan Demokrat bisa jadi upaya untuk terus mendulang elektabilitas,” kata Andreas.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) naik dari 5,5 persen (Juni 2020) menjadi 6,1 persen (Oktober 2020) dan terakhir 7,7 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik dari 4,2 persen (Juni 2020) menjadi 4,6 persen (Oktober 2020) dan terakhir 4,8 persen.
• Kiwil Tahu Malu Kepergok Lakukan Ini dengan Venti Figianti, Reaksi Rohimah dan Eva Belisima Disorot!
• RESMI! Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan Ditiadakan, Penentuan Kelulusan Dikembalikan ke Sekolah
Parpol-parpol lain cenderung stabil atau turun, misalnya Gerindra dan Golkar. Gerindra berada pada posisi dua besar (12,5 persen | 12,3 persen | 12,6 persen), sedangkan Golkar menyusul di tiga besar (9,7 persen | 8,8 persen | 9,1 persen).
Lalu ada PKB (6,8 persen | 6,7 persen | 6,4 persen), Nasdem (4,1 persen | 3,7 persen | 3,5 persen), PPP (2,4 persen | 1,9 persen | 2,0 persen), dan PAN (1,6 persen | 1,3 persen | 1,0 persen).
“Yang mengejutkan, Partai Ummat yaitu parpol baru besutan Amien Rais dengan elektabilitas 1,1 persen, atau 0,1 persen di atas PAN, berhasil menggerus basis suara PAN,” kata Andreas.
Parpol lain hanya mampu meraih elektabilitas di bawah 1 persen. Di antaranya Perindo (0,9 persen | 0,5 persen | 0,4 persen), Hanura (0,3 persen | 0,2 persen | 0,2 persen), dan Berkarya (0,3 persen | 0,1 persen | 0,2 persen).
Parpol baru lain yang mulai mendapatkan dukungan adalah Gelora (0,1 persen).
Sisanya tidak meraih dukungan, yaitu PBB, PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi Reborn.
Masih ada yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 19,6 persen.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019.
Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
https://jakarta.tribunnews.com/2021/02/07/survei-new-indonesia-elektabilitas-demokrat-melesat-pks-dan-psi-naik?page=all&_ga=2.109972928.47409852.1612238334-1284080440.1612238333