Detik-detik Kapal Induk Amerika Serikat Terpantau Berada di Perairan Internasional Timur Sumatera

Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz (CVN-68) dikawal dua kapal perusak bersenjata rudal, USS Princeton (CG-59) dan USS Sterett (DDG-104) berada di

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Usni News
Ilustrasi Kapal Induk 

TRIBUNJAMBI.COM - Dalam siaran pers yang diterima dari Komando Armada I, terpantau adanya konvoi kapal induk Amerika Serikat di perairan internasional di kawasan timur Sumatera.

Lima Kapal Perang Republik Indonesia atau KRI memantau konvoi kapal induk USS Nimitz milik Amerika Serikat di Selat Malaka.

Lima Kapal Perang itu yakni KRI Todak-631, KRI Halasan-630, KRI Krait-827, KRI Pari-849 dan KRI Sikuda-863

Selain lima Kapal Perang itu, ada pesawat udara Patmar Cassa P-8203 yang berpatroli di sepanjang Selat Malaka

Kehadiran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di seluruh perairan Yurisdiksi Nasional Indonesia terutama di lokasi-lokasi strategis seperti Selat Malaka dilaksanakan secara konsisten sesuai instruksi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M.

Ini Penampakan Ular Piton Seberat 50 Kilogram yang Ditemukan Warga Palembang

Harga Mobil Bekas Mitsubishi Pajero Sport Mulai Rp 190 Jutaan Keluaran Tahun 2009

Ragam Promo Indomaret Hari Ini 6 Februari 2021, Promo Hanya 3 Hari, Promo Super Hemat, Promo Heboh

Kehadiran Kapal Perang TNI AL ini menjadi pengawal perbatasan melindungi ketahanan nasional.

Kesiagaan Koarmada I dan Kohanudnas dilakukan saat kehadiran Konvoi Kapal Perang Angkatan Laut Amerika Serikat, Jumat (5/2/2021).

Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz (CVN-68) dikawal dua kapal perusak bersenjata rudal, USS Princeton (CG-59) dan USS Sterett (DDG-104) berada di perairan internasional timur Sumatera.

Pergerakan dan aktivitasnya dipantau secara terus menerus oleh Puskodal Guskamla Koamada I dan ditindaklanjuti pemantauan oleh KRI yang sedang melaksanakan operasi di Selat Malaka dan operasi pengamanan perbatasan Indonesia-Singapura di Selat Singapura.

BKO Guskamla Koarmada I adalah KRI Todak-631, KRI Halasan-630, KRI Krait-827, KRI Pari-849 dan KRI Sikuda-863, serta Pesawat Udara Patmar Cassa P-8203 berpatroli di sepanjang Selat Malaka.

Sekitar pukul 08.45 WIB tanggal 5 Februari 2021 terpantau melintas di Perairan Tanjung Medang Pulau Rupat.

Diketahui Konvoi Kapal Perang US Navy sedang melaksanakan Hak Lintas Transit di Selat Malaka.

“Kehadiran KRI di perairan yurisdiksi nasional pada setiap sektor operasinya adalah kegiatan yang secara terus menerus dilaksanakan oleh TNI AL.

Khususnya di wilayah kerja Koarmada I ini sebagai bukti dalam mengamankan kepentingan nasional, menegakkan hukum dan kedaulatan RI," demikian disampaikan Pangkoarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid K, S.E., M.M.

Pada akhir pelaksanan Passing dengan Konvoi Kapal Perang US Navy dilaksanakan komunikasi menggunakan flash light, disampaikan pesan “Bon Voyage” sebagai bentuk diplomasi Angkatan Laut saat konvoi kapal tersebut berada di perairan yurisdiksi nasional Indonesia.

Sementara itu, Danguskamla Koarmada I Laksma TNI Yayan Sofiyan, S.T., M.Si., memantau langsung setiap dinamika daerah operasi wilayah kerja Koarmada I dari Kapal Markas Guskamla Koarmada I KRI Halasan-630 dari perairan Tanjung Balai Asahan Selat Malaka.

Penamaan KRI

Pernah mendengar KRI Ahmad Yani 351? Atau KRI Yos Sudarso 353?

Pernahkah kita bertanya, dari mana asal angka-angka yang berada di nama-nama kapal tersebut? Kenapa 351?

Kenapa 353? Angka-angka itu bukan muncul sembarangan, tapi ada penjelasannya.

Pada dasarnya, nomer lambung Kapal Perang TNI AL dibagi berdasarkan satuan dimana kapal tersebut bernaung.

Berikut klasifikasinya:

Angka 3

Angka ini biasa digunakan oleh kapal-kapal di bawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor).

Seluruh kapal Satkor biasanya menggunakan nama-nama pahlawan.

Satuan ini mengoperasikan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), kapal Frigat Ringan Multi Peran (Multi Role Light Frigate/MRLF), dan kapal korvet atau biasa disebut kapal Perusak Kawal (PK).

Contohnya, KRI Fatahillah (361), KRI Diponegoro (365), KRI Oswald Siahaan (354), dan yang paling muda KRI John Lie (358).

Angka 6

Kapal dengan nomor lambung 6 biasanya dioperasikan di bawah Satuan Kapal Cepat (Satkat).

Satuan yang punya tugas utama sebagai pemukul pertama kapal-kapal lawan ini mengoperasikan setidaknya tiga jenis kapal, Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), dan Fast Torpedo Boat (FTB) dengan menggunakan nama-nama yang diambil dari nama senjata tradisional dan binatang buas.

Kapal-kapal di bawah naungan Satkat antara lain KRI Mandau (621), KRI Singa (651), KRI Todak (631), dan KRI Clurit (641).

Angka 5

Angka 5 di lambung kapal biasanya identik dengan kapal-kapal milik Satuan Kapal Amfibi (Satfib) yang mempunyai tugas utama melakukan pendaratan pasukan beserta kendaraan pendukungnya.

Satfib memilih menggunakan nama-nama teluk dan kota-kota pelabuhan di Indonesia. Contohnya KRI Teluk Jakarta (541), KRI Surabaya (591), dan KRI Teluk Peleng (535).

Karena perannya sebagai kapal pendarat, Satfib mengoperasikan kapal jenis Landing Ship Tank (LST), Landing Platform Dock (LPD), dan kapal Angkut Serba Guna (ASG).

Beberapa kapal dengan nomor lambung 5, seperti KRI Teluk Ambonia (503), KRI Banda Aceh (593), dan KRI Banjarmasin (592) berada di bawah Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL.

Sumber : KAPAL Induk USS Nimitz Amerika Serikat Tertangkap Radar di Selat Malaka, 5 KRI Merapat

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved