Kisah Pasien Covid-19 yang Tertahan Karena Kamar Perawatan Penuh, Hanya Ingat Mati Saat Diisolasi

Tingginya Kasus Covid-19 memunculkan kekhawatiran ada pasien telantar karena tidak mendapat tempat perawatan di rumah sakit. Ini Kisah Pasien Covid-19

Editor: Rohmayana
ist
Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka lebih dari satu juta. Jumlah itu memunculkan kekhawatiran ada pasien telantar karena tidak mendapat tempat perawatan di rumah sakit. 

TRIBUNJAMBI.COM, TANGERANG -- Kasus Covid-19 semakin hari makin meningkat, hal ini juga membuat kamar perawatan pasien menjadi penuh.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka lebih dari satu juta.

Jumlah itu memunculkan kekhawatiran ada pasien telantar karena tidak mendapat tempat perawatan di rumah sakit.

Ade Kurniawan (30), warga Jatiuwung, Kota Tangerang, satu di antara yang sempat merasakannya. Ade mengaku terkonfirmasi positif sewaktu akan menghadiri sebuah acara, November 2020 lalu.

Baca juga: Digitalisasi Hasil Tes Covid-19 di Bandara Sultan Thaha Mulai Diberlakukan

Kondisi itu membuatnya bergegas mencari rumah sakit rujukan. Dua rumah sakit yang dihubungi secara halus 'menolak' lantaran sudah penuh. Pihak rumah sakit memprioritaskan pasien dengan gejala yang lebih berat. Baru pada percobaan ketiga Ade mendapat lampu hijau.

Jadilah ia mendatangi rumah sakit yang berada di Kota Tangerang. Tapi ia kembali harus menahan diri. Pasalnya ruang perawatan masih diisi pasien lain. Ade harus menunggu hingga pasien itu diperkenankan pulang.

"Setelah mendapatkan rumah sakit rujukan, saya masih harus menunggu selama 6 jam, ya hampir semalaman lah. Saya menunggu pasien yang rawat inap pulang dulu. Selama menunggu saya di ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) sampai benar-benar mendapatkan kamar perawatan," kata Ade kepada Warta Kota belum lama ini.

Di rumah sakit, Ade menjalani serangkaian pemeriksaan mulai dari cek darah, rontgen thorax (dada).

Hasilnya pria beristri perawat ini selain positif Covid-19 juga dinyatakan menderita pneumonia.

Baca juga: Dokter Budiman Meninggal Setelah Acara Vaksin Covid-19, Bupati Tak Percaya Sempat Bercanda Pagi Hari

"Aduh, di rumah sakit itu enggak enak, enggak bisa ngapa-ngapain. Diinfus, tiap hari masuk obat, vitamin, antibiotik. Hampir 8 hari saya mengalami perawatan di rumah sakit. Jadi buat yang belum kena agar waspada. Virus ini benar-benar ada," ujar Ade.

"Buat yang masih sehat, tetap menjaga protokol kesehatan, jaga jarak, menggunakan masker, sempatkan mencuci tangan. Kalau enggak sempat cuci tangan, bawa hand sanitizer agar terhindar dari paparan Covid-19," sambung Ade yang berniat melakukan donor plasma konvalesen untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19 lainnya.

Tertahan di rumah

Kisah Nur (43) nyaris sama. Ibu tiga anak ini tak menyangka Swab PCR pada 2 Januari 2021 yang dijalaninya menunjukkan hasil positif.

Sebelumnya, ia sudah dua kali menjalani Swab PCR dalam kurun dua minggu. Hasilnya selalu negatif.

Gejala yang dirasakan Nur saat dinyatakan positif adalah sesak, lemas, dan pusing. Ini masuk ke gejala berat pasien Covid-19.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved