Human Interest Story

Jejak Harimau Membekas di Batu Pecah Sembilan di Senamat Ulu Jambi

Benda seperti ini lazimnya dikenal sebagai menhir. Batu dengan bentuk agak melengkung ini memiliki tanda berupa jejak harimau, kaki bayi dan cakar aya

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Edmundus Duanto AS
Tribun Jambi/Darwin Sijabat
Batu Patah Sembilan - Batu berukuran besar itu dinamai warga Dusun Senamat, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo sebagai Batu Patah Sembilan. 

BATU berukuran besar itu dinamai warga Dusun Senamat, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo sebagai Batu Patah Sembilan.

Dimensinya yang gigantis menyimpan banyak cerita yang diwariskan turun temurun.

Benda seperti ini lazimnya dikenal sebagai menhir. Batu dengan bentuk agak melengkung ini memiliki tanda berupa jejak harimau, kaki bayi dan cakar ayam.

Dimensinya 2,60 x 1,89 x 2,48 meter.

Konon, masyarakat di sana menyebut bahwa batu itu merupakan bagian dari sembilan pecahan.

Sedangkan pecahan lainnya tak diketahui keberadaannya.

Mengenai sebutan batu patah sembilan, menurut satu penulis buku dan sesepuh di Senamat Ulu, yang bernama Guru Hasan Bawi, nama batu itu diwariskan turun-temurun.

Kabar Baik Pasien Covid-19, Labkesda Kota Jambi Diminta Bersiap Dapat Keluarkan Nilai CT

"Saya menulis tentang Batu Patah Sembilan ini saat saya kelas enam SD," ujar Guru Hasan Bawi belum lama ini di Senamat Ulu.

"Pangkalnya ada di Bukit Barisan, Sumatera Barat. Yang ada di sini patahan yang paling ujung. Sedangkan yang tujuh lagi gaib (tidak tau keberadaannya)," ujarnya saat dibincangi di rumahnya beberapa waktu lalu.

Di atas batu berukuran jumbo itu terdapat jejak kaki harimau.
Namun warga setempat meyakini bahwa di atas batu itu juga terdapat bekas telapak kaki bayi, bekas cakar ayam, bekas asahan senjata tajam.

Guru Hasan Bawi di Senamat Ulu
Guru Hasan Bawi di Senamat Ulu (Tribun Jambi/Darwin Sijabat)

Meski sudah menjadi salah satu cagar budaya di Provinsi Jambi namun batu ini tidak begitu dikenal.

Berada di Dusun Senamat Ulu yang berjarak lebih kurang 60 kilometer dari Muara Bungo, butuh waktu tempuh sekira dua jam.
Itu ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dalam kecepatan sedang.

Dengan jarak tempuh tersebut yang terbilang jauh membuat warga setempat sangat bangga jika ada pendatang yang berkunjung melihat Batu Patah Sembilan itu.

Batu ini tepat berada di pinggir jalan di seberang jalan rumah mantan Rio (kepala desa) Dusun Senamat Ulu. Untuk bisa melihat langsung jejak telapak kaki harimau, kita harus memanjat tangga kayu yang sudah disediakan, dengan tinggi sekitar dua meter lebih.

Seorang Ibu Ajak Anaknya Berhubungan dengan Ayah Tirinya hingga Hamil, Kejadian 2017 Lapor 2021

Kepercayaan warga setempat, batu ini merupakan batu yang digunakan nenek moyang mereka untuk melakukan sejumlah aktivitas.

Batu ini sudah dijadikan cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi sejak 1997. (Darwin Sijabat)

Sumber: Tribun Jambi
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved