Jika China vs NATO Perang, Indonesia Bisa jadi Mediator Perdamaian yang Dinantikan

Jika China vs NATO Perang, Indonesia Bisa jadi Mediator Perdamaian yang Dinantikan

Editor: Heri Prihartono
SCMP/US NAVY
Kapal perusak milik Angkatan Laut AS yang dilengkapi misil kendali, USS Higgins. Kapal ini menjadi satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM - Peluang perang dunia bisa terjadi di Perairan di kawasan Indo - Pasifik.

Kini kawasan itu dipenuhi kapal-kapal perang berbagai negara yang siap menuju Laut China Selatan.

Bahkan banyak pengamat militer dunia telah memprediksi adanya perang besar beberapa saat lagi.

Dimulai dari rencana China untuk membumi hanguskan Taiwan gegara nekat ingin memerdekakan negaranya tersebut.

Baca juga: Makin Panas! Pesawat Tempur China & Pengintai AS Masuki Zona Pertahanan Taiwan di Laut China Selatan

Baca juga: China Persenjatai Kapal Penjaga Pantai, Asia Tenggara Terancam, Indonesia Lakukan Ini!

Baca juga: Seakan Sadar Ancaman dari China, Indonesia Kirim 2 Kapal Perangnya ke Negara Ini, Dalam Misi Apa?

Selain itu isu mengenai rencana Tiongkok menguasai kawasan Laut China Selatan beserta pulau-pulau yang sedang disengketakan dipercayai oleh dunia internasional.

Bagaimana tidak, negara-negara dengan kekuatan militer kuat seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, dan Jerman pun akhirnya mengambil tindakan.

Negara-negara tersebut pun kini telah menyetujui mengirim Angkatan Lautnya ke kawasan Indo-Pasifik.

Ditambah lagi dengan sengketa yang terjadi antara negara-negara di Asia Tenggara dengan Tiongkok kini juga makin meruncing menjadi alasan utama bakal pecah perang terjadi di Laut China Selatan.

Meski demikian, beberapa pakar militer dunia justru menaruh harapan pada Indonesia di tengah konflik yang terjadi di Laut China Selatan.

Indonesia disebut-sebut menjadi satu-satunya negara yang mampu meredam tensi panas di kawasan tersebut.

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. (AFP)

Baca juga: TERUNGKAP, Kenapa Wika Salim Dijuluki Duta Ketiak, Namun Malu Kala Andre Taulany Minta Pose Andalan

Baca juga: Progres Pengentasan Covid-19 di Batanghari, 25.6 Persen Nakes Telah Jalani Vaksinasi Coronab

Baca juga: MTQ Tingkat Provinsi Tahun 2021 Ini Kabupaten Muarojambi Targetkan Juara Umum

Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Profesor Ary Bainus misalnya menjelaskan peran penting Indonesia.

Pemerintah Indonesia disebut Prof Ary bisa berperan menjadi penengah antara AS dan China dalam konflik di Laut China Selatan.

Bukan tanpa alasan, kedua negara yang sedang bersengketa itu diketahui memiliki kekuatan militer yang sama.

Bahkan Prof Ary menambahkan Indonesia harus segera bertindak bila tak ingin terkena imbas jika perang benar pecah di Laut China Selatan.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved