Sejarah Indonesia
SIAPA Sangka, Sosok Gadjah Mada Bisa 'Baper' Hingga Tinggalkan Urusan Duniawi Karena Urusan Asmara
Gadjah Mada disebut pula sosok jenius dalam menaklukan tanah-tanah di Nusantara di bawah kerajaan Majapahit ternoda oleh sebuah acara lamaran
TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah akan sosok Gadjah Mada sudah sangat dikenal bagi masyarakat tanah air. Sosok yang fenomenal di zamannya.
Gadjah Mada disebut pula sosok jenius dalam menaklukan tanah-tanah di Nusantara di bawah kerajaan Majapahit ternoda oleh sebuah acara lamaran yang gagal.
Saat perang dan politik seolah sudah mendarah daging dalam dirinya, sang mahapatih gagal dalam menjalankan misi 'lamaran'.
Ironisnya, justru politik juga yang melandasi keinginan Gadjah Mada melamar dan peranglah yang pada akhirnya menghancurkan segala rencana besar.
Baca juga: Di Rekening FPI Tercatat Ada Transfer Uang Lintas Negara, Islah Bahrawi: Polri Harus Bisa Mentracing
Baca juga: Tangisan Iringi Daniel Mananta Pamit dari Indonesian Idol 2021, Boy William Comeback
Baca juga: Nonton Live Streaming Ikatan Cinta 26 Januari 2021: Doa Aldebaran Agar Kembali Bersatu dengan Andin
Kisah yang banyak dikenal orang sebagai Perang Bubat itu, pada akhirnya mulai menggiring kaki sang mahapatih untuk keluar dari berbagai urusan duniawi, terutama perang dan politik.
Kendati asal-usul Gadjah Mada belum bisa dipastikan menurut Kitab Pararaton mahapatih yang mampu menyatukan seluruh kepulauan di Nusantara itu lahir sekitar tahun 1.300.
Dari cerita legenda rakyat Bali, konon Gadjah Mada tidak memiliki orang tua dan merupakan penjelmaan Sang Hiang Narajana.
Yang pasti dari sejumlah prasasti yang ditemukan para arkeolog antara daerah Malang hingga Singasari tertulis bahwa pada tahun 1321 Gadjah Mada diberitakan telah menduduki jabatan penting di Kerajaan Majapahit.
Sebelum mengabdi kepada Majapahit, semasa mudanya, Gadjah Mada dikenal sebagai pemuda yang tangkas dan pintar serta bercita-cita tinggi.
Ia bahkan mengidamkan kejayaan Singasari yang pernah runtuh bisa bangkit kembali.
Ketangkasan dan kepintaran Gadjah Mada rupanya telah menarik perhatian seorang Patih Majapahit.
Ia kemudian diangkat sebagai anak didik dan dijodohkan dengan puteri Sang Patih yang bernama Ni Gusti Ayu Bebed.
Gadjah Mada lalu memasuki dunia keprajuritan Majapahit dan terpilih sebagai panglima pasukan khusus pengawal raja, Pasukan Bhayangkara.
Jabatan panglima atau bekel itu berlangsung pada pemerintahan Prabu Jaya Negara (1309-1328).
Dalam karirnya sebagai panglima pasukan khusus pengawal raja, Gadjah Mada dan anak buahnya berkali-kali berhasil melumpuhkan upaya untuk mendusta kekuasaan Prabu Jaya Negara.
