Perbankan

Tarik Likuiditas Besar di Timur Tengah, BSI Fasilitator Ekosistem Ekonomi Syariah

OJK memiliki Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 sebagai panduan pelaku perbankan dalam menjawab tantangan zaman.

Penulis: Vira Ramadhani | Editor: Fifi Suryani
Ist
(dari kiri) Direktur Wholesales Banking PT Bank Syariah Mandiri Kusman Yandi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari dan Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo berfoto bersama usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - OJK memiliki Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 sebagai panduan pelaku perbankan dalam menjawab tantangan zaman.

Berdasarkan peta jalan ini, perbankan syariah diharap ke depannya bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana berharap, ke depannya Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaku industri di ekosistem ekonomi syariah.

Selain itu, bank hasil merger ini diharap membantu peningkatan share asset perbankan syariah yang kini berada di angka 6,51 persen dibanding total aset perbankan nasional.

“Kami lihat tantangan dalam jangka pendek adalah bagaimana perbankan kita bisa melakukan pemulihan sektor rill dan konsolidasi bisnis untuk mengatasi pandemi,” ujar Heru, dalam Webinar Sharia Economic Outlook Ekonomi Syariah Indonesia 2021, Selasa (19/1).

“Kami juga akan address supaya nanti perbankan mempunyai daya tahan untuk menyerap cadangan sebagai dampak dari restrukturisasi kredit yang masih berlangsung. Kemudian perbankan digital tidak boleh kita abaikan karena nasabah maunya perbankan kita melakukan transaksi dengan digital,” tambahnya.

Menurut Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo, empat fokus pengembangan ekonomi syariah telah ada dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, yakni pengembangan industri halal, keuangan, dana sosial, dan perluasan kegiatan usaha syariah.

“Potensi perbankan syariah ini memang jangka menengah-panjang. Pada level menengah harus mengambil zakat yang kuat untuk masyarakat keluar dari garis kemiskinan. Pemanfaatan wakaf juga diperkirakan memiliki potensi besar. Berbagai upaya muncul untuk pengembangan wakaf,” ujar Ventje.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Senior Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah UI Banjaran Surya Indrastomo berkata perbankan syariah bisa menjadi pusat pertumbuhan dengan berbagai inisiatif yang sudah ada. Perbankan syariah juga diharap turut mempromosikan research & development di bidang keuangan melalui investasi ke lembaga riset.

“Selama ini OJK dan BI sudah sangat luar biasa untuk mendorong R&D, mungkin Bank Syariah Indonesia bolehlah memiliki lembaga penelitian independen sendiri atau memberi dukungan terhadap R&D,” ujar Banjaran.

Lanjutnya, tugas besar Bank Syariah Indonesia untuk bisa menarik likuiditas yang besar dari Timur Tengah dengan aksi korporasi seperti pembukaan cabang/representative office atau menjadi salah satu backbone untuk mendukung sukuk insurance sampai Dubai sehingga dana yang abandon di sana mampu mendorong perekonomian Indonesia.

Ketua Project Management Office (PMO) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi berkata, integrasi tiga bank syariah milik BUMN merupakan wujud inisiatif pemerintah untuk membangkitkan industri syariah, yang selama ini dianggap sebagai raksasa tidur.

Dengan nilai aset yang mencapai sekitar Rp240 triliun dan melayani lebih dari 14,9 juta nasabah, Bank Syariah Indonesia akan berupaya menjawab berbagai tantangan pengembangan ekonomi dan industri keuangan syariah.

Infrastruktur ini bisa menjawab tantangan yang dihadapi perbankan Syariah, antara lain harus bisa memperkuat daya saing perbankan syariah di industri. Dari sisi produk, mesti punya produk yang lebih variatif dengan kombinasi kapabilitas tiga bank yang membawa kelebihannya masing-masing.

“Kami juga akan mendorong capability technology system karena kami sadar bahwa bank ini ke depan harus punya kemampuan digital yang lebih baik daripada sekarang,” ujar Hery.

Bank Syariah Indonesia diprediksi mampu mewujudkan visi menjadi pemain global dan pemain utama di industri perbankan syariah dunia dalam kurun 3-4 tahun mendatang. Visi ini bisa terwujud dengan pelayanan Bank Syariah Indonesia yang akan fokus di segmen UMKM, ritel, konsumer, dipadu kemampuan mengelola nasabah wholesale yang baik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved