Ini Waktu Berdoa Terbaik di Hari Jumat agar Permintaanmu Dijabah Allah SWT

Ini Waktu Berdoa Terbaik di Hari Jumat agar Permintaanmu Dijabah Allah SWT

TRIBUNJAMBI.COM - Hari Jumat adalah sebaik-baiknya hari dalam Islam yang memiliki kemuliaan.

Pada hari Jumat semua doa-doa akan dijabah.

Hal tersebut sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW:

"Di hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan salat lantas dia memanjatkan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya)

Baca juga: Materi Khotbah Jumat Yang Membahas Kepemimpinan dan Memilih Pemimpin Dalam Islam

Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Amalan di Hari Jumat, Mulai Baca Al Kahfi, Doa Hingga Sedekah

Baca juga: Bacaan Surat Yasin dan Tahlil Beserta Link Download MP3 Untuk Didengarkan dan Diamalkan Malam Jumat

Selain itu terdapat dua waktu mustajab untuk berdoa pada Jumat;

Pertama, pada saat antara duduknya imam hingga selesainya Salat Jumat.

Hal ini dijelaskan hadist HR. Muslim dan Abu Daud, di mana dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari ua berkata;

"Abudallah bin Umar bertanya padaku, 'Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadist dari Rasulullah SAW mengenai waktu mustajabnya doa di hari Jumat?" Abu Burdah menjawab, "Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah, hingga imam menunaikan salat Jumat," (HR. Muslim dan Abu Daud).

Kedua, dalam riwayat hadist yang lainnya pun dijelaskan tentang waktu mustajab untuk berdoa di hari Jumat.

Yaitu setelah waktu ashar. Dari Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda;

"Di hari Jumat terdapat suatu waktu, di mana jika ada seseorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah setela Ashar," (HR. Ahmad). 

Setiap manusia pasti memiliki rasa marah. Namun ada yang bisa dikendalikan ada yang meledak-ledak.

Nah, jangan biarkan amarah menguasaimu, karena saat kamu marah ada syetan di sampingmu.

Perasaan marah yang tidak terkendali akan merugikan diri sendiri atau orang lain. 

Dijelaskan dalam Surat Al Imran ayat 134, Allah berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134).

Agar tidak menjadi orang yang pemarah, sebagai umat Islam tentunya harus memperbanyak istighfar untuk selalu mengingat Allah. Selain itu, ada doa khusus supaya tidak larut dalam perasaan tersebut, yaitu:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ

Artinya : “Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”

Di dalam salah satu riwayat hadist juga menjelaskan tentang pentingnya menahan amarah, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ

Artinya: “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki.” (HR. Abu Daud)/ (*)