Berita Internasional

China Sudah Dapat Ancaman dari Calon Menhan AS, Meski Belum Dilantik Lloyd Austin Tegaskan Hal Ini

Ya ancaman itu dilontarkan calon Menteri Pertahanan ( Menhan ) Amerika Serikat ( AS ) Jenderal (Purn) Lloyd Austin sudah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
via Anadolu Agency dan Sosok.Grid.ID
Ilustrasi Kapal Perang--Kapal Perang AS terdeteksi berlayar menuju Laut China Selatan. 

TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON – Meski sudah miliki presiden baru, Amerika Serikat nampaknya akan terus beri ancaman kepada China.

Ya ancaman itu dilontarkan calon Menteri Pertahanan ( Menhan ) Amerika Serikat ( AS ) Jenderal (Purn) Lloyd Austin sudah memulai menebar ancaman untuk China.

Lloyd Austin menegaskan, ia tak akan membiarkan China melewati superioritas militer Amerika Serikat.

Karena itu ia akan meninjau kehadiran pasukan AS di Timur Tengah untuk mengatasi tantangan Rusia dan China.

Baca juga: DOKUMEN Rahasia Ini Bongkar Niat AS yang Terus Pepet China di LCS, Disebut Mengincar Asia Tenggara

Baca juga: Bak Anak Kesayangan, China Rela Besar-besaran Gelontorkan Uang Untuk Timor Leste, Ini Alasannya

Baca juga: Begini Kondisi Pabrik Sinovac Biotech di China, Vaksin Sinovac Diproduksi 1 Miliar Dosis Per Tahun

Calon pemimpin Pentagon pilihan Joe Biden itu menjawab pertanyaan saat uji kemampuan di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, Selasa (19/1/2021), sehari sebelum pelantikan Biden.

Dalam pernyataan pembukaannya selama sidang konfirmasi, Lloyd Austin, mengatakan dia akan meninjau pengerahan pasukan saat ini di Timur Tengah.

Ia juga mengisyaratkan pengurangan pasukan AS di wilayah tersebut dengan tetap mengusahakan kehadiran Amerika lebih baik di kawasan itu.

Sisi lain, ia akan menggunakan kekuatan militer AS di palagan lain. Laman berita Rusia, Sputniknews mengutip Bloomberg, Rabu (20/1/2021).

"Jika dikonfirmasi, saya akan meninjau kehadiran pasukan kami untuk memastikan itu benar-benar seimbang untuk mengatasi berbagai tantangan di Timur Tengah,” kata Austin.

“Termasuk dari China dan Rusia, dengan persyaratan global dan kesehatan pasukan gabungan," imbuh Austin dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Senat AS.

Khawatirkan Kecepatan Modernisasi Militer China

Ketika ditanya apakah Strategi Pertahanan Nasional AS (NDS) harus direvisi, Austin menjawab kecepatan di mana China memodernisasi modernisasi militernya.

“Tindakannya yang semakin agresif di Indo-Pasifik dan kemampuannya untuk mengancam tanah air AS mengkhawatirkan dan harus terus diperiksa ulang," katanya.

Austin menambahkan dia akan memastikan China tidak mendapatkan superioritas militer atas Amerika Serikat.

“Di sebagian besar wilayah Indo-Pasifik, Partai Komunis China (PKC) menggunakan paksaan militer dan ekonomi untuk menggertak tetangganya,” tuduh Austin.

Baca juga: Rekomendasi Build Item Eudora Mobile Legends, Full Damage Ala RRQ Lemon, Sekali Hit Darah Habis

Baca juga: Porprov 2021 Terkendala Anggaran, Koni akan Buatkan Kompetisi Lain

Baca juga: Berujung Maut, Yati Dimakan Buaya dan Dicabik-cabik Disaksikan Anak, Begini Kondisi Jasad Korban!

China menurutnya mengajukan klaim maritim yang melanggar hukum, mengancam jalur pelayaran maritim, dan mengguncang wilayah di sepanjang perbatasan Republik Rakyat China (RRC).

Perilaku predator ini menurut Austin, meningkatkan risiko salah perhitungan dan konflik. AS harus bersama sekutu dan mitranya di Asia Tenggara memperjuangkan Indo-Pasifik yang bebas.

Dalam pengajuan tertulis kepada komite Senat, Austin juga mengungkapkan China akan dipandang sebagai pesaing global paling serius.

Kecepatan modernisasi militernya membuat China pesaing global paling serius dan dari perspektif pertahanan, kecepatan ancaman di sebagian besar wilayah.

AS berulang kali menuduh China melakukan agresi militer di kawasan Indo-Pasifik. Beijing telah membantah semua tuduhan provokatif Washington.

Sementara Austin juga menjawab Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START Baru) dengan Rusia adalah untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat.

"Ya, saya lakukan dan begitu juga dengan Presiden terpilih (Joe) Biden," kata Austin kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.

"Kontrol senjata nuklir adalah untuk kepentingan keamanan nasional AS," tegasnya. Perjanjian New START, pakta kontrol senjata AS-Rusia yang tersisa, berakhir pada 5 Februari.

Biden akan Meninjau Penarikan Pasukan AS dari Jerman

Menurut Austin, pemerintahan Biden yang akan datang akan meninjau kembali keputusan untuk menarik sejumlah besar pasukan AS dari Jerman.

"Presiden terpilih Biden berjanji untuk meninjau secara komprehensif postur militer global kami relatif terhadap ancaman yang kami hadapi dan,” kata Austin.

“Jika dikonfirmasi, saya berharap untuk memimpin upaya itu dan memeriksa bagaimana postur itu harus berubah seiring waktu,” katanya.

Selain itu, Austin mengatakan dia mendukung ketentuan dalam undang-undang untuk memberikan bantuan senjata mematikan ke Ukraina.

Baca juga: Sempat Viral Teriakan Minta Tolong Saat Pencarian Korban Sriwijaya Air, Begini Fakta Sebenarnya

Baca juga: Chord Gitar Lelaki Cadangan - T2 yang Viral di TikTok

Baca juga: Ramalan Cinta Zodiak 21 Januari 2021, Siapa Saja yang Bakal Kena Pesona Lawan Jenis

"Saya mendukung pemberian bantuan senjata untuk memastikan Ukraina memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri," kata Austin.

"Ukraina juga memiliki persyaratan penting yang tidak mematikan, seperti peralatan komunikasi yang aman, yang didanai melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Saat ini ada keseimbangan yang baik antara bantuan mematikan dan tidak mematikan untuk memenuhi kebutuhan kemampuan Ukraina," paparnya.

Austin Tuduh Rusia Lakukan Serangan Siber Terbaru

Komite Layanan Bersenjata Senat juga menekan Austin pada keamanan dunia maya, termasuk serangan dunia maya terbaru terhadap perusahaan IT SolarWinds.

Austin mengatakan Rusia harus bertanggung jawab jika terbukti menjadi penyebab di balik gangguan dunia maya baru-baru ini.

"Saya benar-benar berharap untuk memahami dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. FBI, NSA (Badan Keamanan Nasional) telah memberikan kredit kepada Rusia untuk ini,” kata jenderal berkulit hitam pertama yang akan memimpin Pentagon.

“Mereka telah mengaitkan kegiatan ini dengan Rusia dan jika itu masalahnya, saya pikir Rusia harus bertanggung jawab. Itu keyakinan pribadi saya," kata perwira tinggi Angkatan Darat AS ini.

Rusia telah membantah tuduhan atau kecurigaan AS terkait serangan siber ke jaringan komputer strategis di AS.

"Ini tidak ada hubungannya dengan kami, karena Rusia tidak terlibat dalam serangan semacam itu secara umum, termasuk yang ini secara khusus,” kata juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov.

“Tuduhan apa pun atas keterlibatan Rusia sama sekali tidak berdasar dan merupakan kelanjutan dari jenis Russophobia buta yang muncul setelah insiden apa pun," tegas Peskov.(Tribunnews.com/Sputniknews/Bloomberg/xna)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jenderal Lloyd Austin Akan Pastikan China Tak Lewati Superioritas Militer AS,

https://www.tribunnews.com/internasional/2021/01/20/jenderal-lloyd-austin-akan-pastikan-china-tak-lewati-superioritas-militer-as?page=all

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Belum Dilantik, Calon Menhan Amerika Serikat, Jenderal Lloyd Austin Sudah Tebar Ancaman Untuk China,

https://kupang.tribunnews.com/2021/01/20/belum-dilantik-calon-menhan-amerika-serikat-jenderal-lloyd-austin-sudah-tebar-ancaman-untuk-china?page=all

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved