Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Kerukunan Tercipta Ketika Sikap Saling Menerima Dikembangkan

Bacaan ayat: Roma 15:5-6 (TB) - "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehend

Editor: Suci Rahayu PK
Sahabatan 

Perpaduan tersebut menciptakan keunikan secara genetis dan tidak akan ditemukan pada perpaduan yang lain. Ketika seorang bayi lahir, ia telah membawa keunikan.

Keunikan tersebut menjadi bahan dasar bagi terbentuknya karakter, sifat dan sikap nantinya ketika mengalami perjumpaan dengan sesama.

Dalam perjumpaan tersebut, dia akan membuat berbagai penilaian yang dinamis, sampai akhirnya penilaian tersebut menciptakan pengalaman yang terekam dalam memori pikiran dan dijadikan sebagai acuan penilaian bagi pengalaman selanjutnya.

Sampai disini kita sadar, bahwa perbedaan ternyata diijinkan oleh Allah untuk terjadi, bahwa Allah sejak awal menciptakan kehidupan secara berbeda satu dengan yang lain.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tuhan Allah, Pencipta Semesta yang Menyertai

Perbedaan tersebut semakin diperkuat bahwa setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih dan kehendak bebas untuk terlibat aktif dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.

Maka yang terbaik adalah memanfaatkan dan menemukan makna penting perbedaan dalam rangka membangun kehidupan, dari pada berupaya meniadakan perbedaan atau menyesali diri mengapa harus ada perbedaan.

Jemaat di Roma memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Jemaat yang berlatar belakang budaya Yahudi, tentu tidak akan mudah untuk meninggalkan tradisi pemahaman tentang kehidupan beriman yang sudah sekian lama diajarkan dari generasi ke generasi.

Aturan tentang makan makanan tertentu, sudah terasa mendarah daging sehingga tetap dipertahankan untuk dilakukan.

Sementara itu, jemaat yang berlatar belakang bukan Yahudi, lebih bebas dalam hal makanan.

Dapat kita bayangkan, perbedaan kecil tentang makanan, ternyata dapat menjadi lahan yang subur terjadinya persoalan.

Apalagi ketika mereka harus duduk bersama sebagai jemaat Tuhan, pasti sangat terasa suasana tidak nyaman yang terjadi.

Paulus dalam suratnya hendak memberikan pemahaman yang mendasar tentang keselamatan dalam Yesus Kristus.

Bagi Paulus, iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, itu berbicara tentang Kerajaan Allah, dan Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Inilah yang harus diperjuangkan ketika telah hidup dalam jaminan keselamatan melalui Yesus Kristus.

Artinya, tidak pada tempatnya jemaat harus bersitegang hanya karena persolan makanan dan minuman.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved