Berita Nasional

Luhut Pandjaitan Sampai Turun Tangan Urus WC di Tempat Wisata, Ini Pentingnya Kualitas WC

Luhut Binsar Pandjaitan memberi usulan terkait persiapan pemulihan pariwisata pada masa pandemi Covid-19

Editor: Rahimin
Dokumentasi Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin rakor virtual terkait rehabilitasi mangrove, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Luhut Pandjaitan Sampai Turun Tangan Urus WC di Tempat Wisata, Ini Pentingnya Kualitas WC 

Luhut Pandjaitan Sampai Turun Tangan Urus WC di Tempat Wisata, Ini Pentingnya Kualitas WC

TRIBUNJAMBI.COM - Belum lama ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi usulan terkait persiapan pemulihan pariwisata pada masa pandemi Covid-19.

Luhut minta, selain pembangunan hotel di destinasi wisata dikurangi, spot wisatawan dan fasilitas penunjang diperbaiki kualitasnya.

"Soal-soal kecil seperti WC, itu juga saya kira perlu diperbaiki, sehingga ketika orang datang ke spot itu tidak kapok,” tegasnya dalam pemberitaan Kompas.com, Sabtu (9/1/2021).

Baca juga: Anggota TNI Ini Menangis Bawa Anaknya yang Tangannya Putus ke Mapolres Siantar: Tolong Saya Bapak!

Baca juga: Penyaluran Vaksin Untuk Tebo Ditunda, Ketua DPRD Minta Gugus Tugas Siapkan Penerima Prioritas

Baca juga: Laut Irian Mencekam Dikuasai Belanda, Pasukan Kopaska Nyaris Lakukan Kamikaze Bila Ini Tak Terjadi

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Pariwisata Universitas Udaya I Gede Pitana mengatakan, toilet merupakan fasilitas penunjang yang teramat sangat penting sekali dalam industri pariwisata.

“70 persen orang turun dari pesawat, yang pertama dicari adalah toilet. Sekitar 60 persen orang di destinasi tempat wisata, seperti Ancol, Ubud, Kuta, dan sebagainya mencari toilet,” ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Adapun, 60 persen wisatawan yang berada di destinasi tempat wisata selalu mencari toilet baik itu pada saat tiba, selama berwisata, atau sebelum pulang ke rumah.

Jika diibaratkan melalui perspektif pariwisata, menurut Pitana toilet adalah etalase sebuah destinasi tempat wisata. Sebagai contoh, dia menceritakan soal rumah makan yang berkaitan dengan kondisi toiletnya.

Baca juga: Dinkes Provinsi Jambi Distribusikan Vaksin ke Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi Hari Ini

Baca juga: Vaksin Covid-19 Tertunda Tiba di Batanghari, Kepala Dinkes Siapkan 105 Tenaga Vaksinator

Baca juga: Presiden Terpilih AS Joe Biden Selesaikan Susunan Kabinet, Orang Ini Jadi Badan Intelijen Pusat

"Kalau pertama datang terus toiletnya bersih, maka makannya nyaman. Kalau belum pesan makanan, lihat toilet jorok, bisa dibayangkan pasti rumah makannya jorok maka makanannya tidak enak,” jelasnya.

Dengan kata lain, toilet juga dapat menggambarkan kondisi tempat wisata yang sedang dikunjungi wisatawan lantaran merupakan indikator kebersihan atau kualitas.

Pitana melanjutkan, saat ini bahkan ada World Toilet Organization yang menunjukkan bahwa toilet bukan sekadar bagian belakang dari suati tempat.

Selama ini dianggap bagian belakang, remeh temen, tidak ada yang lihat. Tapi semua orang yang pertama datang (ke suatu tempat) akan cari toilet,” ujarnya.

Gerakan peningkatan kualitas toilet

Pitana menceritakan bahwa pada 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang dulunya bernama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), sempat memiliki gerakan untuk meningkatkan kualitas toilet.

Baca juga: Presiden Terpilih AS Joe Biden Selesaikan Susunan Kabinet, Orang Ini Jadi Badan Intelijen Pusat

Baca juga: Ancam Pecat Anggota yang Terlibat Narkoba, Danrem: Tidak Ada Kata Lain Selain Sanksi Pemecatan

Baca juga: Banjir Kembali Terjang Sarolangun, Puluhan Rumah di Kecamatan Limun Terendam

Saat berada di bawah pimpinan Jero Wacik, mereka memiliki program lomba toilet bersih yang merupakan salah satu dari berbagai program pembinaan toilet.

“Dengan asumsi toilet jadi indikator kebersihan atau kualitas sebuah destinasi wisata, saya ingat waktu zaman Jero Wacik dia tugaskan untuk lakukan berbagai program pembinaan toilet. Salah satunya dilakukan lewat lomba,” kata Pitana.

Berdasarkan unggahan dalam Kemenparekraf.go.id, Senin (26/9/2011), Mantan Menbudpar tersebut memberi penghargaan Sapta Pesona Award kepada pengelola toilet umum bersih di 20 bandara dan 20 kebun binatang.

Adapun, pemberian penghargaan karena para pengelola menjadikan toilet sebagai prioritas utama dalam peningkatan kebersihan agar jumlah kunjungan dan kepuasan wisatawan meningkat.

"Toilet umum bersih mencitrakan budaya dan jatidiri masyarakat Indonesia yang cinta terhadap kebersihan,” kata Jero Wacik, mengutip situs resmi Kemenparekraf.

Ilustrasi
Ilustrasi (Twitter Feyzheng)

Kebersihan bagian dari indeks daya saing pariwisata Indonesia

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Kamis (5/9/2019), kesehatan dan kebersihan merupakan salah satu dari pilar yang memengaruhi indeks daya saing pariwisata Indonesia.Pada 2019, daya saing pariwisata Nusantara di dunia naik menjadi peringkat 40 setelah berada pada peringkat 42 pada 2017.

Data tersebut berdasarkan laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF).

Selain kebersihan, pilar lain yang dinilai adalah lingkungan bisnis, keamanan, kesehatan dan kebersihan, sumber daya manusia dan lapangan kerja, keberlanjutan lingkungan dan lainnya.

Dari pilar-pilar tersebut, Indonesia berhasil meraih skor 4,3. Skala penilaian yakni 1 untuk terburuk dan 7 untuk terbaik.

Skor di atas 5 yang diperoleh Indonesia adalah prioritas pariwisata. Pilar higienitas menjadi salah satu perbaikan yang dilakukan oleh Indonesia dan dinilai baik.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Luhut Sampai Turun Tangan, Ini Pentingnya Kualitas WC di Tempat Wisata

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved