Kejanggalan Bentuk Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh Diungkap Pengamat: Tapi Sayapnya Sudah Ada Flip

Pesawat ini belum masuk keluarga Boeing next generation alias masih dari keluarga Boeing klasik. Namun, kata Yayan, kondisi pesawat masih sangat layak

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Kronologi jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air 

TRIBUNJAMBI.COM - Misteri jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJY 182 (SJ182), Sabtu (9/1/2021) kini masih jadi sorotan.

Sebelum jatuh, pesawat Sriwijaya Air sempat hilang kontak pukul 14/40 WIB.

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh merupakan type Boeing 737-500. Pesawat teregistrasi dengan kode PK-CLC.

Pesawat ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, yaitu perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Prancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.

"Tapi sayapnya sudah ada flip, jadi ini termasuk keluaran akhir dari Boeing 737 seri 500," ujar pemerhati penerbangan, Yayan Mulyana, saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu petang.

Pesawat ini belum masuk keluarga Boeing next generation alias masih dari keluarga Boeing klasik. Namun, kata Yayan, kondisi pesawat masih sangat layak dan dipakai oleh banyak maskapai hingga hari ini.

Baca juga: Sriwijaya Air SJ182 Jatuh di Kepulauan Seribu, Kopilot Diego Mamahit Mendadak Jadi Sorotan, Kenapa?

Baca juga: Pantas Syahrini Langsung Dapat Restu Orang Tua Reino Barack, Sosok Ini Bongkar Taktik Sebeanrnya!

Baca juga: Keluarga Lina Emosi Lihat Perangai Teddy, Masa Bodoh tak Pedulikan Kata Orang: Gak Ada Urusan!

Baca juga: UPDATE! Hari Ini TNI AL Operasi SAR Besar-besaran Cari Korban Sriwijaya Air SJ-182

Seharusnya, pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 13.25 WIB. Namun, pesawat mengalami penundaan terbang (delay) selama sekitar satu jam dan baru mengudara pada pukul 14.36 WIB dengan pertimbangan cuaca.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam jumpa pers yang digelar Sabtu selepas Isya, menyebut pesawat mengangkut 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru.

Pesawat Boeing 737-500 yang digunakan di penerbangan ini diketahui terbang perdana pada 13 Mei 1994, dengan kapasitas maksimal 112 penumpang.

Posisi Terakhir di Atas Kepulauan Seribu

"Pada pukul 14.37 WIB, kapten pesawat sempat meminta naik ke ketinggian 29.000 feet (ketinggian jelajah). Dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB," ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers virtual dari Bandara Soekarno Hatta, Sabtu malam.

Menurut Budi, pesawat hilang dari radar dalam hitungan detik.

Juru Bicara Menteri Perhubungan, Adita Irawati, menyebut posisi terakhir pesawat diketahui berada di atas Kepulauan Seribu.

Tim SAR menunjukkan barang-barang dari pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (9/1/2021) siang.
Tim SAR menunjukkan barang-barang dari pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (9/1/2021) siang. (Istimewa)

Aditia menambahkan, pada pukul 14.37 WIB, pesawat melewati ketinggian 1.700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta approach.

Saat itulah, seperti disebut Budi, pesawat minta izin menambah ketinggian menuju ketinggian jelajah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved