Sepak Terjang Fadli Zon, Miliki Gelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang

Fadli Zon dikenal dengan komentarnya yang kontroversi dan sering mengiritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019). 

TRIBUNJAMBI.COM - Inilah biodata Fadli Zon, mantan wakil ketua MPR dan politikus Parta Gerindra.

Fadli Zon dikenal dengan komentarnya yang kontroversi dan sering mengiritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anak buah Prabowo ini baru saja kedapatan akun twitternya menyukai sebuah postingan dari konten tak senonoh.

Baca juga: Cara Membersihkan Karang Gigi - Baking Soda, Berkumur dengan Air Cengkeh, Jus Lemon, Kulit Jeruk

Baca juga: Kakek 63 Tahun Tega Cabuli Cucu dan Anaknya Sendiri, Anak Telepon Ke Polisi : Tembak Mati Saja

Baca juga: Kaido Berdarah, Zoro Tebas Big Mom, Spoiler One Piece Chapter 1001 Lengkap Link Baca Manga Legal

Fadli Zon pun sudah membantah pernah menyukai postingan tak senonoh.

Menurut dia,  justru selama ini dia selalu memblokir akun-akun semacam itu.

Klarifikasi Fadli tersebut disampaikan melalui akun Twitter-nya, Kamis (7/1/2021).

Anggota Komisi I DPR RI itu mengaku sudah mengecek keanehan akun Twitter-nya.

Fadli mengingkapkan, akun Twitter-nya dikelola oleh dirinya dan empat orang admin.

Lantas Siapa Fadli Zon

Fadli Zon lahir DKI Jakarta, 1 Juni 1971

Dia anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim.

Kedua orang tuanya bersuku Minangkabau berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat.

Dia memiliki gelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang. 

Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor.

Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cibereum 3, Cisarua, Bogor dan melanjutkan di SMPN 1 Cisarua, di Gadog, Bogor, kemudian pindah ke SMP Fajar Jakarta.

Kemudian ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMA 31 Jakarta. Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cum laude.

Fadli kemudian melanjutkan studinya di program studi Sastra Rusia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini FIB UI).

Semasa kuliah, Fadli aktif di berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus.

Ia pernah menjadi Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa FSUI (1992-1993), Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI (1993), Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI (1993-1994).

Ia aktif dalam kehidupan politik kampus dengan memimpin berbagai demonstrasi dan menghidupkan kelompok-kelompok studi di dalam kampus UI era awal 1990-an.

Selain itu, ia juga bergabung dengan Teater Sastra UI.

Di luar kampus, ia pernah menjadi Sekjen dan Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1993-1995, pengurus pusat KNPI (1996-1999), pengurus pusat Gerakan Pemuda Islam (1996-1999), dan anggota Asian Conference on Religion and Peace (ACRP) sejak 1996.[5]

Pada tahun 1994, Fadli Zon terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.

Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade.

Ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.

Pada tahun 2016, ia meraih gelar doktoral dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia.

Fadli Zon menikah dengan Katharine Grace dan dikaruniai dua anak, Shafa Sabila Fadli dan Zara Saladina Fadli. 

Karir Politik

Fadli Zon merupakan politisi dari Parta Gerindra, yang lahir di lahir pada 1 Juni 1971 di Jakarta.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019.

Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya dan menjabat sebagai wakil ketua.

Sejak 8 Oktober 2015, ia juga dipercaya sebagai Chairman of Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) atau Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia.

Karier politk Fadli Zon mulai terlihat pada pada 1997-1999, ia menjadi anggota MPR RI dari golongan pemuda dan aktif sebagai asisten Badan Pekerja Panitia Adhoc I yang membuat GBHN.

Untuk mendukung intelektualitasnya, Fadil Zon juga mendirikan lembaga kajian publik dengan nama Institute for Policy Studies (IPS).

Fadli Zon diangkat sebagai Wakil Ketua DPR RI pada 2 Oktober 2014.

Pemilihan ketua dan 5 wakil ketua DPR sendiri dilakukan pascapelantikan dan sumpah jabatan 555 Anggota DPR periode 2014-2019 di ruang paripurna Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, MPR RI.

Sistem yang digunakan untuk pemilihan mengacu pada UU MD3, yang mewajibkan Ketua DPR dan wakilnya diajukan dalam satu paket oleh fraksi-fraksi di DPR.

Fadli Zon masuk dalam paket yang diajukan oleh lima fraksi dalam Koalisi Merah Putih yaitu Partai Golkar, Gerindra, PKS, PPP, Partai Demokrat, dan PAN, dengan pimpinan Setya Novanto.

Meski sempat diwarnai kericuhan, paket ketua dan wakil ketua dari Koalisi Merah Putih ini akhirnya terpilih secara aklamasi dan tanpa paket saingan, dan dilantik oleh ketua Mahkamah Agung Hatta Ali pada hari yang sama malam harinya.

Pada tahun 2008, Fadli Zon mendirikan Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto.

Fadli Zon pun menjabat sebagai Wakil Ketua Umum sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Daftar Harta Kekayaan Fadli Zon

Anggota Komisi I DPR RI itu terakhir kali menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada KPK pada 31 Maret 2019.

Tepatnya, saat ia masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 dan belum diperbarui hingga kini.

Dari LHKPN-nya, Fadli Zon saat itu memiliki harta kekayaan yang mencapai Rp 31.163.175.292,00.

Sebagian besar harta kekayaan Fadli Zon disumbang oleh kepemilikan aset berupa 47 bidang tanah dan bangunan.

Totalnya mencapai Rp 13.310.310.000,00 dan sebagian besar berada di Bogor, Depok, dan Jakarta.

Aset kekayaan lain yang dimiliki Fadli Zon adalah kas dan setara kas yang mencapai Rp 7.791.365.292,00.

Fadli Zon juga masih mempunyai harta bergerak lainnya Rp 7,5 miliar dan surat berharga Rp 6.450.000.000,00.

Namun, pria berusia 49 tahun itu juga memiliki utang senilai Rp 5.468.000.000,00 sehingga mengurangi jumlah harta kekayaannya.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved