Cerita Horor Sang Abdi (Sesajen) Lidah Wanita Menjulur Keluar, Keluarga Cipto Harta Segunung
Isi cerita horor Sang Abdi (Sesajen) ini sangat menakutkan. Harta kekayaan keluarga Cipto tak habis dimakan 7 turunan, sampai pemda mem-black list
selama hampir 5 hari, si abang lewat jalan itu, dan seolah-olah, pesan si mbak seperti sebuah tanggung jawab yang harus abang itu penuhi.
bahkan, saat daganganya akan habis, selalu ia sisakan satu mangkok hanya untuk menjualnya pada si mbak yang bahkan tidak ia tahu namanya.
di malam yang ke enam itu, saat melewati tempat itu, si penjual bakso, mendengar suara perempuan menangis.
takut. ngeri, suaranya terdengar sangat sedih.
ingin lari dan kabur, namun, terurungkan ketika si abang, terpaku melihat di samping pagar, si mbak yang rupanya menangis. ..." tulis @SimpleM81378523.
...
Bagian akhir cerita horor :
"... sesampainya di rumah, si abang gak bisa tidur, terbayang wajahnya si mbak, selain itu, bulukuduknya merinding, dan benar-benar gila, dari samping rumah si abang, ada suara perempuan menangis.
namun, si abang tidak berani memeriksa, ia terus berdoa dan berdoa, sampai tertidur.
siang hari, setelah kulakan bahan untuk bakso nanti malam, si abang penasaran, kemudian ia tidak sengaja lewat jalan itu, tanpa pikir panjang, ia parkirkan sepda onthelnya. lalu masuk ke kebun itu
disana, rupanya hanya ada pohon-pohon yang di tanam campur aduk, tidak ada apa-apa
tidak ada apa-apa, sampai, tercium aroma bangkai
Baca juga: Unggah Video dengan Pakaian Terbuka, Netizen Fokus dengan Tato Pada Bagian Tubuh Celine Evangelista
ketika si abang melihat ke atas pohon mangga, si abang terperanjat melihat si mbak, tergantung dengan mata terbuka lebar, lidahnya menjulur keluar, tatapanya, seakan-akan melihat si abang
melihat itu, si abang teriak minta tolong
tidak beberapa lama, warga sudah memenuhi tempat itu, termasuk polisi, dan si pemilik rumah, setelah di identifikasi rupanya, identitas si mbaknya adalah mbak Ratih, ia bekerja sebagai penjaga anak yang sudah hilang satu minggu lebih. pihak pak cipto mengira Ratih pulang.