Penanganan Covid

PENTING Varian Baru Virus Corona Sampai Singapura, Jenis Strain B117 Ini Gejalanya

Apakah sebenarnya varian baru virus corona jenis Strain B117? Mengapa tak terdeteksi oleh alat PCR biasa? Ini yang harus Anda ketahui.

Editor: Duanto AS
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi varian baru virus corona Strain B117 

Apakah sebenarnya varian baru virus corona jenis Strain B117? Mengapa tak terdeteksi oleh alat PCR biasa? Ini yang harus Anda ketahui.

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris wajib diwaspadai.

Bambang mengatakan varian baru virus corona dapat menyulitkan untuk dideteksi melalui perangkat PCR.

Menurut Bambang, perangkat tes PCR hanya melihat Gen Spike (Gen-S).

Sedangkan virus corona varian baru ini dapat mengaburkan hasil Gen-S.

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 25 Desember 2020, LIBRA: Tenangkan Pikiran Anda!

"Jadi mesin PCR itu mendeteksi Gen S. Kalau dia mesin PCR diagnostiknya menargetkan Gen S, maka ada gangguan akurasi dengan adanya varian ini," ungkap Bambang yang disiarkan channel Youtube BNPB, Kamis (24/12/2020).

Menurut Bambang, diperlukan perhatian khusus terhadap kinerja PCR untuk mendeteksi corona varian baru ini.

Selain itu, Bambang mengatakan dibutuhkan hasil penelitian epidemiologi dan virologi mengenai mutasi virus.

Terutama terkait dengan efektivitas penularan virus ini.

"Harus ada studi epidemiologi dan virologi mengenai pengaruh mutasi virus dalam hal efektifitas dan genominitas," tutur Bambang.

Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat. WHO menyebut setidaknya butruh waktu 18 bulan.
Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat. WHO menyebut setidaknya butruh waktu 18 bulan. (YouTube WGBH News)

Bambang mengungkapkan mutasi virus ini menyerang bagian yang disebut sebagai Receptor Binding Domain (RBD).

Hal ini berbeda, dengan varian corona D614G yang pernah ditemukan sebelumnya. D614G tidak menyerang RBD.

Baca juga: Veronica Tan Mantan Istri Ahok Lihai Main Cello di Kota Tua, Ini Dia Penampilan Christmas Carol

Sampai Singapura

Waspada varian baru virus corona (Covid-19) telah sampai Singapura.

Baru-baru ini, Singapura mengkonfirmasi kasus pertamanya dari varian baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Inggris.

Otoritas Kesehatan Singapura menyebut 11 orang lainnya yang berada di karantina telah menunjukkan hasil positif Covid-19.

Semua kasus, yang diimpor atau berasal dari Eropa, telah ditempatkan dalam karantina selama 14 hari di fasilitas khusus atau diisolasi pada saat kedatangan.

Otoritas setempat mengatakan semua yang melakukan kontak dekat dengan mereka juga telah dikarantina.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa strain B117 (varian baru Covid-19-red) beredar di masyarakat," kata kementerian kesehatan Singapura pada Rabu (23/12/2020) malam seperti dilansir Reuters, Kamis (24/12/2020).

Singapura telah melakukan pengusutan  genomik virus untuk kasus Covid-19 yang dikonfirmasi tiba dari Eropa baru-baru ini.

Varian baru ini ditemukan di antara 31 kasus dari Eropa, yang tiba di Singapura antara 17 November hingga 17 Desember dan dikonfirmasi Covid-19 pada bulan ini.

Baca juga: Waspada! Lebih Cepat Menyebar, Varian Baru Covid-19 Telah Sampai Singapura

Pasien dengan varian baru datang ke Singapura dari Inggris pada 6 Desember, telah dikarantina pada saat kedatangan dan dites positif pada 8 Desember.

Semua kontak dekatnya juga telah ditempatkan di karantina, dan telah dites negatif pada akhir masa karantina mereka.

Kementerian kesehatan mengatakan telah mampu memagari kasus ini sehingga tidak ada penularan lebih lanjut.

Kementerian Kesehatan masih menunggu hasil  untuk 11 kasus lainnya.

Singapura telah menutup akses pengunjung dengan riwayat perjalanan ke Inggris baru-baru ini, untuk mencegah varian baru menyebar, di negaranya yang telah melaporkan hampir nol kasus baru lokal setiap hari.

WHO Bertemu Bahas Varian Baru Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan  pada Rabu (23/12/2020) untuk membahas strategi melawan varian baru yang lebih menular dari virus corona yang telah muncul di Inggris.

"Membatasi perjalanan untuk memutus mata rantai penyebaran adalah bijaksana, sampai kita memiliki informasi yang lebih baik," Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge men-tweet, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: Pasien Covid-19 di Provinsi Jambi Bertambah, Namun Kesembuhan Angkanya Sedikit Lebih Tinggi

Namun, lembaga yang berbasis di Jenewa telah mengatakan mutasi atau varian baru virus itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi. WHO juga memuji Inggris karena mendeteksinya.

Ketika truk-truk yang dilarang memasuki Prancis didukung sepanjang bermil-mil jalan raya di Inggris selatan, WHO juga mengatakan transportasi kargo untuk persediaan penting seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar harus diprioritaskan dan difasilitasi.

"Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan  perjalanan penting harus tetap dibuka," kicau Kluge.

Pembuat vaksin termasuk BioNTech dan Moderna berebut untuk menguji vaksin Covid-19 buatan mereka terhadap varian baru.

WHO mengulangi bahwa belum ada cukup informasi untuk menentukan apakah varian baru dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.

Sebelumnya WHO memperingatkan tidak perlu terlalu khawatir terhadap  varian baru virus corona yang muncul di Inggris.

WHO mengatakan varian baru Covid-19 itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi.

Bahkan para pejabat WHO memberikan padangan positif pada penemuan varian baru yang mendorong banyak negara khawatir untuk memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris dan Afrika Selatan, karena alat-alat baru untuk melacak virus itu bekerja.

"Kita harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi, sangat penting untuk memberi tahu publik seperti itu, tetapi juga penting untuk mengatakan ini adalah bagian normal dari evolusi virus," kata kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan, seperti dilansir Reuters, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: Calon Presiden 2024 Kumpul di Kabinet Jokowi, Ada Risma, Prabowo Subianto hingga Sandiaga Uno

"Mampu melacak virus ini dengan cermat, hati-hati, ini secara ilmiah secara real time adalah perkembangan positif nyata bagi kesehatan masyarakat global, dan negara-negara yang melakukan pengawasan ini harus dipuji."

Mengutip data dari Inggris, pejabat WHO tidak menemukan bukti bahwa varian baru itu membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada varian Covid-19 yang ada, meskipun tampaknya lebih cepat menyebar.

“Negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan bertindak karena menerapkan prinsip kehati-hatian di saat menilai risiko,” kata Ryan.

Dia menambahkan: "Tindakan itu bijaksana. Tetapi penting juga bahwa semua orang mengakui ini terjadi, varian-varian ini ada."

Pejabat WHO mengatakan mutasi virus corona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza.

Bahkan varian baru Inggris tetap jauh lebih sedikit menular daripada penyakit lain seperti gondokan.

Mereka mengatakan vaksin yang dikembangkan untuk memerangi Covid-19 harus bisa menangani varian baru, meskipun pemeriksaan sedang berlangsung untuk memastikan hal ini.

"Sejauh ini, meskipun kami telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang membuat dampak signifikan pada kerentanan virus terhadap salah satu terapi, obat-obatan atau vaksin yang saat ini digunakan dalam pengembangan dan satu harapan yang akan terus terjadi," kata Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan. (Reuters)

Baca juga: Temuan di Pelabuhan Roro Diduga Mobil Seludupan, Polres Tanjabbar Lakukan Lidik

Dikompilasi dari artikel Tribunnews.com berjudul Varian Baru Virus Corona yang Ditemukan di Inggris Sudah Sampai di Singapura dan Aduh, Varian Baru Virus Corona Bisa Ganggu Akurasi PCR

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved