UMKM Jambi
UMKM di Jambi ini Mampu Produksi 4.000 Tortilla per Hari, Konsumenya Sudah Sampai Provinsi Tetangga
Saat ini, produsen tortilla dengan brand Altaffood ini sudah memiliki dua buah mesin produksi tortilla
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Muhammad Hatta sedang mengawasi karyawannya saat Tribunjambi.com beranjangsana ke tempat produksi Tortilla atau kulit kebab miliknya di Lorong Anugrah Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Di ruangan lima kali tujuh meter tersebut, terlihat beberapa orang sedang sibuk memproduksi tortilla.
Mulai dari membuat adonan, mencetak sampai mengemas tortila untuk dikirim ke konsumen.
Saat ini, produsen tortilla dengan brand Altaffood ini sudah memiliki dua buah mesin produksi tortilla dengan delapan orang karyawan.
Dengan dua mesin ini Altaffood sudah mampu memproduksi hingga 4000 tortilla perhari.
Baca juga: Kampung Berseri Astra Jambi, Menolak Punah dari Sebuah PAUD Sederhana
Baca juga: Batanghari Mulai Belajar Tatap Muka 4 Januari, 90 Persen Wali Murid Setuju
Baca juga: Kenapa Orang dengan Maag, Obesitas dan Diabetes Dilarang Makan Durian?
Pemilik Altaffood Muhammad Hatta atau yang akrab disapa Hatta ini menceritakan dalam waktu dekat ini dia akan melakukan penambahan mesin baru untuk mengenjot produksi tortillanya.
“Mesinnya sedang dalam perjalanan ke sini,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Dengan memiliki mesin baru, Hatta mengaku dia bisa memproduksi hingga 8000 tortilla per hari.
Saat ini, produk Tortillanya sudah menguasai 60 persen pasar kebab Jambi.
Selain itu pemasaranya juga telah merambah provinsi tetangga.
Setidaknya dia sudah memasok tortila untuk enam provinsi tetangga, mulai dari Sumatra Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan.
Hatta mengatakan letak geografis provinsi Jambi yang berada di tengah-tengah sumatera memudahkan dia dalam melakukan pengiriman produknya.
Selain itu, semakin berkembangnya bisnis ekspedisi dengan pelayanan prima makin mempermudah jalur distribusi produknya.
Untuk di Sumatra sendiri, hanya provinsi Aceh yang belum bisa dijangkau oleh Altaffood, karena waktu pengirimannya membutuhkan lebih dari satu hari perjalanan.
Pria yang juga anggota komunitas tangan di atas ( TDA ) ini mengatakan dia tidak berani mengambil resiko dengan waktu pengiriman yang lama.
Resiko menurunnya kualitas produk sangat besar.
“Kita ingin memberikan kualitas yang terbaik untuk konsumen kita,” ujar Hatta.
Makin bertumbuhnya permintaan pasar, saat ini altaffood telah memiliki satu orang marketing yang bertugas membuka pasar baru setiap bulannya.
Namun, ke depanya Altaffood akan menempatkan satu orang marketing di setiap provinsi yang potensial pasarnya.
Suksesnya Altaffood merebut pasar tortilla di Sumatera tak lepas dari inovasi yang dilakukan Hatta.
Dia tidak hanya memproduksi Tortilla biasa tapi juga dengan berbagai varian dan ukuran.
Untuk variannya saja dia memiliki empat varian, mulai dari tortilla Hitam, Merah, Hijau dan Kuning.
Sedangkan ukuran, Alltahhood memiliki tiga jenis ukuran, mulai dari 25 cm, 23 cm dan 21 cm. harganya mulai dari Rp 1.000 sampai 1.500.
( Tribunjambi.com/Rinaldi)