Nunukan Kalimantan Utara Jadi Trending, Harga BBM Capai Rp 35 Ribu, Gula Pasir Rp 40 Ribu per Kilo

Nunukan trending twitter, ternyata karena harga BBM yang mencapai Rp 35.000 per liter' Juga terjadi antrean panjang membeli BBM meski harganya meroke

Editor: Suci Rahayu PK
Twitter
Nunukan masuk trending twitter pagi ini. Penyebabnya Harga BBM Rp 35.000 Per Liter 

TRIBUNJAMBI.COM - Nunukan trending twitter, ternyata karena harga BBM yang mencapai Rp 35.000 per liter'

Juga terjadi antrean panjang membeli BBM meski harganya meroket.

"Saya sudah cek tiga kali. Ini benar berita tanggal 19 Desember 2020. Di Nunukan, Kalimantan Utara (saya kira tadinya di Jawa), harga BBM tinggi sekali. Pak  @jokowi  apa kabarnya BBM satu harga?,"  tulis politisi Partai Demokrat RachlanNashidik.

Suasana antrean panjang warga Krayan untuk mendapat 3 liter BBM, kondisi ini terjadi sejak dua pekan belakangan
Suasana antrean panjang warga Krayan untuk mendapat 3 liter BBM, kondisi ini terjadi sejak dua pekan belakangan (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Seperti diberitakan Kompas.com, Harga BBM di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mencapai Rp 35.000 per liter.

Akibatnya antrean panjang pembelian BBM menjadi rutinitas warga di Krayan sejak dua pekan belakangan.

Baca juga: Teddy Kembali Bertingkah Saat Didatangi Rizky Febian, Mendadak Sule Heran: Gak Usah Lari, Santai!

Baca juga: Reportase tentang Korupsi Bansos yang Jerat Juliari Babtubara Seret Nama Gibran Anak Pak Lurah

Untuk meminimalisasi keributan dan menertibkan antrean, Pemerintah Kecamatan Krayan menngeluarkan kartu kendali BBM.

Setiap pemegang kartu kendali mendapat jatah 3 liter BBM.

"Kami sudah lakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, kami juga sudah menghubungi pihak Pertamina. Masalah ini sedang dirapatkan dan akan ada solusi dalam waktu dekat," jelas Camat Krayan Induk Heberly.

Hal senada juga diungkapkan tokoh masyarakat adat Dayak Lundayeh, sekaligus anggota DPRD Nunukan daerah pemilihan Krayan, Welson.

Ia mengatakan antrean tersebut menjadi sebuah gambaran masih terisolasinya Krayan.

"Sekarang semua sulit, jalanan hancur karena musim hujan. Kita susah dapat kebutuhan pokok, ini lagi nambah satu masalah lagi, BBM langka. Tiap hari masyarakat antre sampai panjang sekali antrean," ujarnya, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Ramalan Shio Senin 21 Desember 2020 - Shio Kerbau Pikirkan Cara Terbaik untuk Berbicara

Baca juga: Malangnya Nasib Sule, Mendadak Nathalie Holscher Pergi dari Rumah Imbas Orang Ketiga: Gue Yg Diusir!

Pilot Pesawat Pengangkut BBM Habis

Biasanya, menurut Welson, pesawat yang membawa BBM akan menyuplai 3.000 hingga 4.000 ton BBM.

Namun pesawat tersebut tak lagi jalan. Sementara pesawat suplai penggantinya hanya bisa mengangkut 1,2 sekali jalan.

Kita memang sedang krisis BBM, pesawat yang biasanya menyuplai 3.000 sampai 4.000 ton sudah tidak jalan. Informasinya ada permasalahan di pilotnya, visanya habis, jadi pesawat suplai penggantinya membawa BBM dalam kapasitas lebih sedikit, hanya 1,2 ton sekali angkut," katanya.

Region Manager Communication, Relations & CSR Roberth MV Dumatubun membenarkan langkanya BMM di Krayan.

Ia mengatakan pengiriman BBM ke SPBU di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) menggunakan moda udara Air moda udara Air Tractor AT 802 PK-PAY (warna kuning) kapasitas 4 KL dengan supply point dari Fuel Terminal (FT) Tarakan.

Namun lisensi pilot Air Tractor perlu diperbaharui, sehingga pengiriman sementara BBM menggunakan jenis Cessna.

Sedangkan frekuensi penerbangan dengan pesawat Cessna hanya dua sampai tiga kali terbang dalam sehari dengan kapasitas pengiriman 1.200 liter yang dikemas dalam drum.

Baca juga: Malangnya Nasib Sule, Mendadak Nathalie Holscher Pergi dari Rumah Imbas Orang Ketiga: Gue Yg Diusir!

Padahal di daerah Krayan ada dua SPBU yakni SPBU PT Semaring Jaya Sakti yang berlokasi di Kecamatan Krayan Selatan dan SPBU CV Prima Energi di Kecamatan Krayan Induk.

"Dikarenakan lisensi pilot perlu untuk diperbarui dan saat ini masih dalam proses, maka pengiriman BBM sementara disubstitusi menggunakan pesawat jenis Cessna dari PT Pelita Air Service (PAS) mulai 3 Desember 2020," ujarnya.

Selain itu itu ia menyebut ada kendala force majeure yang tak bisa diprediksi seperti cuaca dan kondisi medan.

mengatakan beberapa kali keberangkatan pesawat harus ditunda karena menunggu cuaca kondusif.

Termasuk juga pengiriman lewat darat yang terkendala seperti mobil tangki yang sering terjebak jalan rusak.

"Kondisi cuaca, geografis, dan medan yang berat atau rusak dari Bandara Long Bawan ke SPBU Krayan Selatan juga menyebabkan perjalanan moda angkut BBM memerlukan waktu satu hari satu malam untuk tiba di lokasi SPBU, sehingga setiap suplai per penerbangan Cessna menjadi tertunda sampai di lokasi," jelasnya.

Menurut Robert pihaknya sedang mengupayakan solusi jangka panjang dengan percepatan pengiriman BBM melalui pesawat baru, yakni Air Tractor AT-802 PK - PAP (warna putih) oleh PT PAS yang direncanakan tiba di Tarakan pada Sabtu (19/12/2020).

Prinsipnya dalam hal ini, Pertamina berupaya maksimal agar masyarakat tetap terlayani BBM-nya," tegasnya.

 Krayan yang berada di perbatasan masih sangat tergantung dengan Malaysia dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari.

Sejak Malaysian lockdown akibat Covid-19, harga barang di Krayan Nunukan melambung tinggi.

Sebagai contoh, harga gas elpiji 14 kg mencapai Rp 1,5 juta dari harga normal Rp 300.000.

Sedangkan harga gula pasir yang sebelumnya bisa dibeli dengan Rp 13.000 per kg, kini dibanderol Rp 40.000 per kg.

Sementara harga material bangunan juga naik. Semen per zak yang dalam kondisi normal bisa didapat dengan harga Rp 300.000 kini dibanderol Rp 1,8 juta per zak.

"Beginilah Krayan, kita berharap keadaan berangsur membaik, apalagi sudah dekat hari raya Natal, semoga segera ada solusi," kata Welson

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Krayan Nunukan, Harga BBM Tembus Rp 35.000 Per Liter, Harga Gula Rp 40.000 Per Kilo", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved