Harga Jual Hasil Laut Membaik, Namun Nelayan Dihadapkan Cuaca Ekstrem Ujung Tahun

Imbas cuaca ekstrem, hasil tangkapan nelayan di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur (Tanjabtim) mulai menurun.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
tribunjambi/abdullah usman
Kondisi laut di Tanjab Timur. Saat ini cuaca di laut mulai mengganas, nelayan di Tanjab Timur diminta untuk Wlwaspada 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Imbas cuaca ekstrem, hasil tangkapan nelayan di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur (Tanjabtim) mulai menurun.

Hasil tangkapan nelayan diperkirakan turun lantaran cuaca ekstrem yang disertai angin kencang.

Imbasnya sebagian nelayan tidak berani ke laut hingga kondisi cuaca normal.

Hal itu dikatakan nelayan di Kecamatan Kuala Jambi, Jais (43).

Ia mengatakan di penghujung 2020 ini cuaca ekstrem disertai angin kencang di perairan pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur, cukup memengaruhi pendapatan hasil tangkapan nelayan.

"Dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini, sebagian nelayan memilih tidak turun ke laut sampai cuaca kembali normal seperti biasanya. Untuk menghindari risiko yang kemungkinan timbul," ujarnya.

Ia dan nelayan lain biasanya menghasilkan satu ton ikan dalam sekali turun ke laut.

Namun setelah memasuki cuaca buruk seperti saat ini, hasil tangkapan pun mengalami penurunan drastis.

"Penurunannya kisaran 300 kilogram dan terkadang tidak mendapatkan tangkapan sama sekali," jelasnya.

Di sisi lain daya jual hasil tangkapan nelayan saat ini mulai stabil dan cenderung mulai merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir.

Seperti di antaranya harga ikan, untuk ikan jenis senangin sebelumnya Rp36 ribu kini naik menjadi Rp 44 ribu per kilogram.

Bukan hanya ikan, hasil tangkapan nelayan seperti udang jenis udang peci juga merangkak naik dari harga Rp35 ribu naik menjadi Rp 50 ribu rupiah per kilogram.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tanjabtim Ibnu Hayat menuturkan pihaknya rutin selalu memberikan perkembangan kondisi dan cuaca terkini di lautan sehingga menjadi pedoman bagi para nelayan.

"Setiap hari kita selalu mendapatkan update kondisi cuaca terkini dari BMKG, informasi itulah yang selalu kita sampaikan ke nelayan terutama kelompok kelompok nelayan sebagai pedoman mereka," ujar Hayat.

"Tetapi biasanya para nelayan lebih paham dan menguasai wilayah mereka," tambahnya.

Meski demikian, para nelayan tetap diimbau tetap waspada saat melakukan aktivitas melaut, mengingat dengan kondisi cuaca saat ini yang menyebabkan ombak besar dan sangat berisiko terhadap keselamatan nelayan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved