Profil Lengkap 21 Orang yang Dapat Penghargaan Local Heroes dari Tribun Network, Ada Patih Serunai
Tribun Network dan Tribun Institute memberikan penghargaan kepada 21 Local Heroes terpilih dari seluruh penjuru Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM - Event nasional Reinventing Local Heroes Award yang dihelat Tribun Network dan Tribun Institute berlangsung haru dan meriah pada Kamis (17/12/2020).
Ratusan partisipan hadir dalam acara yang digelar virtual selama 2 jam lebih itu.
Banyak pula yang menangis haru karena terinsiprasi pada sepak terjang para local heroes yang terpilih.
Tribun Network dan Tribun Institute memberikan penghargaan kepada 21 Local Heroes terpilih dari seluruh penjuru Indonesia.
Selain itu juga diberikat penghargaan pada Brand Inovatif dan Pelopor Reinventing Local Heroes.
Baca juga: VIDEO: FPI dan PA 212 akan Gelar Aksi 1812 di Depan Istana, Polda Metro Jaya Tak Keluarkan Izin
Baca juga: Siapa Patih Serunai dan Bukhori? Peraih Lokal Heroes Dari Tribun Network & Tribun Institute
HP Inc dipilih sebagai terbaik 1, Brand Inovatif dan Pelopor Reinventing Local Heroes lalu terbaik 2 yakni PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dan ke-3 Astra Internasional.
Event nasional Reinventing Local Heroes Award yang dihelat Tribun Network dan Tribun Institute pada Kamis (17/12/2020).
Tribun Network dan Tribun Institute juga memberi penghargaan khusus pada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy sebagai Tokoh Pelopor Local Heroes.
CEO Tribun Network Dahlan Dahi dalam kata sambutnya mengatakan, penghargaan ini sebagai penghargaan kepada insan di daerah yang memiliki pengaruh positif bagi daerah masing-masing.
"Selama ini penghargaan hanya di pusat. Orang tokoh lokal tapi tidak bisa dilihat oleh Jakarta. Panggung mutiara lokal dilihat nasional hingga internasional," katanya saat membuka acara pembukaan Reinventing Local Heroes Award, secara virtual, Kamis (17/12/2020).
Dahlan berharap dengan adanya penghargaan ini semakin banyak pihak terinspirasi, terdorong dan termotivasi untuk berkontribusi bagi banyak orang.
"Selamat kepada penerima penghargaan. Semoga ini dapat mendorong untuk terus berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan. The real heroes," ujar dia.
Tribun Network dan Tribun Institute sengaja menggagas event ini di penghujung tahun 2020.
Angka 21 Local Heroes sengaja dipilih sebagai asosiasi merujuk pada tahun 2021 yang akan kita masuki sebentar lagi.
Di tengah kepungan pandemi saat ini tetap saja ada orang yang tegap memilih jalan tegas yakni berguna bagi masyarakat. Semua polah dan langkahnya digerakkannya demi orang banyak.
Spirit yang diusungnya ditangkap positif oleh kita di sekitar.
Orang-orang ini menularkan motivasi lewat tindakan. Kepemimpinan ide dan kepeloporan praktiknya membuat mereka pantas disebut local heroes. Begitu narasi saat event ini dibuka.
Baca juga: Truk di Bangko Tabrak Pemotor, Kejadian Terekam CCTV
Mengusung tema Reinventing Local Heroes Award, penghargaan ini diberikan kepada 21 tokoh yang memiliki jasa bagi lingkungan dan masyarakat (pahlawan lokal) dari berbagai latar belakang yang tersebar di Indonesia.
Para local heroes ini dipilih dari hasil reportase yang pernah di terbitkan jaringan Tribun Network.
Adapun rinciannya yaitu Patih Serunai dan Bukhori, Tokoh Adat Suku Talang Mamak (Jambi), Komunitas Sahabat Alam (Sumatra Utara), Agus Bei, Pegiat Lingkungan, Pengelola Mangrove Center (Balikpapan-Kalimantan Timur), Dr Rizky Tirta dan Teungku Apipudin (Sumatra Selatan), Brigadir Kepala Nur Ali Suwandi (Jogja) Ansi Damaris Rihi Dara,SH (NTT), Pak Guru Dodo (Jawa Barat), Amalia Rezeki (Kalimantan Selatan 1), Umilia (Kalimantan Barat), Sawitri Retno (Jawa Timur), Dian Praharsini Abdullah (Sulawesi Utara) dan Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) (Bali).
Selanjutnya, Sri Sudarsono (Kepulauan Riau), Firman Setyaji (Jawa Tengah 1), Elvi Riawati (Riau – Pekanbaru), Haji Abdul Karim (Bangka Belitung), Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang – Jawa Tengah 2), Dharma Setyawan (Lampung), Haji Royani - Komunitas Gema Bersuci (DKI Jakarta), Muhammad Arifin, dan Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar (Kalimantan Selatan 2) dan Edi Fadhil (Aceh).
Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Y.B. Satya Sananugraha, mengapresiasi program penghargaan yang diberikan oleh Tribun Network untuk tokoh masyarakat yang berkontribusi terhadap daerah.
"Program penghargaan ini sangat positif. Saya mengapresiasi Tribun Network dan Tribun Institute sebagai media massa instrumen edukasi dan kontrol sosial," jelas Satya.
Menurut dia, pemberian penghargaan upaya tepat sebagai manifestasi spirit Tribun Network yakni Mata Lokal Menjangkau Indonesia.
"Ini juga sesuai dengan program Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengedepankan integritas, etos kerja dan gotong royong," ujar dia.
Tak hanya penghargaan bagi sosok berjasa di daerah, Tribun Network juga memberikan penghargaan kepada HP Inc sebagai terbaik satu Brand Inovatif dan Pelopor Reinventing Local Heroes di Indonesia.
Print Category Director, HP South East Asia (SEA) & Indonesia, Michele Huang, mengatakan, merasa terhormat dengan penghargaan yang diberikan.
Michele menyebutkan, HP berkomitmen terus bersama masyarakat terutama dalam membantu UMKM di Indonesia agar lebih produktif terlebih di masa yang penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
"Terima kasih banyak telah menerima kami dan juga telah memberikan kami penghargaan. Ini merupakan suatu kehormatan kami dapat menjadi bagian dari penghargaan. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pahlawan lokal." kata Michelle.
“Saya berterimakasi pada Tribun Network dan Tribun Institute atas penganugerahan ini. Semago ini semakin memacu kami para relawan agar lebih giat lagi. Sungai Deli Leastari, “ kata perwakilan Komunitas Sahabat Alam dari Sumatera Utara. Komunitas Sahabat Alam mendapatkan penghargaan atas dedikasinya untuk menjaga Sungai Deli.
Event nasional Reinventing Local Heroes Award yang dihelat Tribun Network dan Tribun Institute pada Kamis (17/12/2020).
Sementara itu Brigadir Ali dari Yogyakarta yang terkenal dengan aksinya mengasuh 111 anak yatim di Yogyakarta juga mendapatkan penghargaan. Brigadir Ali saat ini juga membina 600 pemulung.
“Kami menjadi semakin terpacu. Saat ini kami sedang membantu jompo di pelosok gunung. Dan pembuatan sumber air yang berada di atas Gunung Kidul,” katanya.
Lisma, partisipan yang bergabung dalam acara ini mengaku sangat terharu pada apa yang dilakukan apra local heroes ini.
“Terus terang saya terenyuh dengan semangat para guru daerah terpencil yang terpilih. Mereka penuh dedikasi. Saat mereka memberikan testimonial tadi saya menangis,” kata Lisma.
Selama dua jam lebih Lisma menyaksikan acara itu.
“Saya on cam terus loh,” katanya.
Berikut Profil 21 Local Heroes yang Terpilih:
1. Jambi: Patih Serunai dan Bukhori
Tokoh Adat Suku Talang Mamak Kedua tokoh ini aktif dalam perjuangan Suku Talang Mamak di Jambi.
Suku Talang Mamak sudah hidup dan berpenghidupan di Susun Semerantihan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ssejak beabad-abad lalu.
Masyarakat adat ini sedang berjuang supaya mereka bisa diakui wilyah adatnya demi keberlangsungan hidup dan kehidupan mereka dan anak cucunya.
2. Sumatera Utara: Komunitas Sahabat Alam Sumatera Utara.
Komunitas ini gigih dalam cita-citanya mengembalikan Sungai Deli sebagai sungai pusat perdagangan dan transportasi pada masa kejayaan Kerajaan Deli.
Kini Sungai ini sedang merana karena tingkat pencemaran yang tinggi.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Komunitas Sahabat Alam Sumatra Utara (Salam Sumut) berinisiatif mendirikan posko di bantaran sungai bernama Posko Jaga Sungai Deli.
Mereka tak mau sungai kebanggan itu makin tercemar.
3. Kalimantan Timur: Agus Bei (Pegiat Lingkungan, Pengelola Mangrove Center Balikpapan).
Selama ini, di seantero Balikpapan, Agus sudah dikenal sebagai pencetus sekaligus pengelola Mangrove Center Graha Indah.
Kehadirannya di kawasan mangrove memiliki sejarah yang memilukan, dihujat hingga rela mau banting tulang demi vegetasi mangrove.
Sebelum Mangrove Graha Indah ini menjadi lokasi ekowisata favorit dikunjungi banyak orang dari berbagai penjuru.
Dahulunya berstatus kritis, tidak serupa layaknya hutan mangrove yang sesungguhnya. Kini daerah itu indah.
4. Sumatera Selatan: Doktor Beruang (Dr Rizky Tirta Adiguna) dan Teungku Segamit
Penggiat Pelopor Petik Merah dan Kopi Arabika di Semende Darat Ulu Sumsel. Keduanya aktif mengedukasi petani agar meningkatkan kualitas kopi dari Semende Sumsel.
Tujuannya agar harga kopi petani dari Segamit meningkat karena disokokng kualitas yang baik.
Baca juga: Pihak Teddy sebut Harta Warisan Lina Harus Diperjuangkan, Sule : Jangan Takut, Tenang, Masih Ada
Selama ini meski sebagai penghasil kopi terbesar Indonesia kopi Sumsel tak terdengar di dunia. Itu karena kebiasaan dan cara budidaya yang kurang baik.
Dr Rizky yang merupakan tenaga pengajar di Unsri giat mengutus mahasiswanya untuk melakukan pelatihan. Ia pun live in di Segamit bertahun-tahun.
5. Jogjakarta: Brigadir Nur Ali Suwandi
Meski hanya berpangkat bintara, ia telah membuktikan ketulusannya berjuang untuk masyarakat.
Bahkan saat masih menjadi Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian bangga pada kiprah anggotanya ini.
Brigadir Ali membangun rumah singgah Bumi Damai. Yayasan ini menjadi tempat bernaung dari 117 anak yatim dan fakir miskin. Sungguh ketulusannya menginspirasi.
6. NTT: Ansi Damaris Rihi Dara,SH
DIBERKATI untuk memberkati. Itulah motto dari perempuan bernama lengkap Ansi Damaris Rihi Dara,SH alias Ansi (45), Direktur Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan atau LBH APIK NTT.
Sebagai pemimpin di lembaga nirlaba itu, Ansi bersama lima stafnya terus berupaya memastikan perempuan dan anak di NTT mendapatkan hak-hak dan keadilan di muka hukum dan sosial kemasyarakatan.
Tak melulu advokasi untuk kasus pelecehan dan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan verbal, ia juga membentuk paralegal di sejumlah Kabupaten di NTT. Semua itu ia lakukan tanpa imbalan. Ikhlas tanpa pamrih.
Karena komitmennya pada kemanusiaan, sudah tak terhitung berapa banyak anak dan perempuan NTT yang ia dampingi.
7. Jawa Barat: Pak Guru Dodo
Guru yang satu ini tak mau mengalah pada pandemi. Belasan muridnya di SD Negeri IV Darmacaang, Kecamatan Cikoneng Propvinsi Jawa Barat tinggal di gunung dan tak bisa mengakses pelarahan online.
Pak Dodo menginisasi belajar ala Home Visit ke murid-murid yang tinggal di kawasan Gunung Sawal.
Jalan terjal ke sana melewati lereng dan tebing curam. Karena kegigihan dan keuletannya sebagai pendidik, ia pantas disebut sebagai Local Hero.
8. Kalimantan Selatan: Amalia Rezeki
Penyelamat Bekantan sekaligus perintis restorasi mangrove rambai di Kalimantan Selatan.
Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi khususnya primata endemik Kalimantan berhidung mancung yakni bekantan (nasalis larvatus) sudah tidak asing lagi.
Dosen muda Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini bisa dikatakan perempuan pertama yang mendedikasikan diri melindungi bekantan dari kepunahan melalui berbagai aksinya.
Untuk mendukung upayanya tersebut, Amalia mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) pada 2013 untuk menyelamatkan bekantan.
Bersama sejumlah relawan lainnya yang ada di SBI, Amalia melakukan sejumlah aksi penyelamatan.
Di antaranya terhadap bekantan yang sedang sakit, kehilangan induk dan ditemukan masyarakat dalam keadaan sekarat.
9. Kalimantan Barat: Umilia
Umilia 24) adalah Founder Rumah Pintar Punggur Cerdas yang berada di Parit Tembakul, Desa Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.
Problem pendidikan pada anak-anak di Desa Punggur melatari dirinya membuat Rumah Pintar Punggu Cerdas.
Dengan harapannya sebelum-sebelumnya anak tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak paham menjadi paham dan konsep yang di sajikan di rumah pintar tidak muluk-muluk hanya belajar terus.
Sebagai gadis yang memang besar di Desa Punggur ia berharap desanya ini bisa menjadi desa acuan untuk desa yang lainnya yaitu dengan memberdayakan pemuda yang ada di desanya masing-masing.
10. Jawa Timur: Sawitri Retno
Menjadi lilin yang menerangi ruangan gelap adalah hal yang indah bagi Sawitri Retno Hadiati.
Tubuhnya yang berangsur lemah di usia tua itu, berusaha kuat untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekelilingnya di Kantor Yayasan Peduli Kasih Jalan Ngagel Kebonsari Surabaya.
Baca juga: Sukses Dalam Karier hingga Kaya Raya, Tapi Kenapa Mau Dimadu Kiwil? Eve: Coba Kalian yang Pernah
Ini semua bermula dari penelitiannya saat di Australia. Pulang dari penelitian di Australia, Inggris, dan Amerika, Sawitri menuturkan niatnya kepada teman-teman SMP-nya yang ingin membuat kegiatan untuk anak disable/ABK.
Yayasan Peduli Kasih yang ia dirikan bersama para donatur itu, membebaskan biaya sekolah. Agar terus berjalan, Sawitri jungkir-balik untuk bisa menghidupi yayasan idenya tersebut.
11. Sulawesi Utara: Dian Praharsini Abdullah
Menjadi guru adalah cita - cita Dian Praharsini Abdullah. Dian mengajar di Desa Kolingangaan, salah satu desa terpencil di Bolmong Sulawesi Utara,. Daerah sinyal terdekat bahkan berjarak 5 kilometer.
Tapi Dian tetap setia pada cita - citanya. Berbagai pengalaman sulit itu membentuk karakternya jadi pendidik tangguh yang akan jadi sandaran hidup para siswanya.
Dikepung seribu satu kesulitan, ia tak resah. Keresahannya muncul tatkala para siswanya tidak lagi kelihatan di kelas.
Apalagi jika siswanya berhenti sekolah dan mengikuti jejak orang tuanya sebagai petani. Ia pasti ke rumah orang tua siswa dan membujuk mereka agar sekolah lagi.
12. Bali: Prof Dr dr Luh Ketut Suryani (LK) SpKJ (K)
Bagi Prof Luh Ketut Suryani, usia bukan merupakan halangan untuk tetap aktif berkiprah, apalagi untuk kegiatan yang bersifat pelayanan sosial-kemanusiaan.
Karena itu, meskipun usianya kini 76 tahun lebih, keseharian guru besar bidang psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali ini masih berdedikasi.
Bio-psiko-sosio-budaya-spiritual yang diciptakannya sejak belasan tahun silam, terhadap kasus-kasus gangguan jiwa memang dinilai sebagai pendekatan yang holistik atau menyeluruh.
Melalui terapi itu, penanganan terhadap pasien gangguan jiwa tidak hanya dengan obat, namun juga dengan cara-cara yang bersumber dari tradisi warisan leluhur lokal atau local wisdom. Khususnya budaya leluhur Bali.
13. Kepulauan Riau: Sri Sudarsono
Sosok Ny. Sri Sudarsono yang dikenal akrab dengan sapaan "Bu Dar" itu, merupakan seorang Wonder Woman yang telah sukses mengukir sejarah di Kepri Khususnya Batam.
Pada 21 April 1979 bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Bu Dar berhasil mencetus sebuah Sekolah Menengah Kejuruan yang diberi nama Kartini (SMK Kartini).
SMK Kartini merupakan SMK pertama yang ada di Indonesia. Selain SMK Kartini, Sri juga mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Selain dunia pendidikan, Sri Soedarsono juga berperan aktif dalam dunia kesehatan. Bu Dar mendirikan sebuah rumah sakit, yang pada awalnya hanyalah klinik Balai Kesejahtraan Ibu dan Anak BKIA dengan fasilitas minim.
ini Rumah Sakit itu bernama Budi Kemuliaan RSBK. Karena RSBK tekun memberikan pelayanan HIV-Aids kini mendapat penghargaan dari pemerintah, sebagai Juara I kategori Pelayanan HIV- Aids Se-Indonesia.
14. Bangka Belitung: Haji Abdul Karim
Beliau adalah Perintis Kuliner Kepiting Isi Bangka Belitung.
Kuliner kreasinya yakni Kepiting isi membuat wisata Belitung makin mempesona.
Pemilik rumah makan pribumi tanjung pandan Belitung inipercaya bahwa daerah harus punya daya tarik tersendiri untuk menarik minta para wisatawan.
Selain menggas kuliner ia juga terus mendorong wisata di Belitung terus berkembang dan maju.
Cita-citanya, Belitung menjadi destinasi utama wisata di Indonesia.
15. Riau: Elvi Riawati
Hingga anaknya dinyatakan sembuh total dari kanker, Elvi tidak melepas pengalamannya begitu saja.
Ia kemudian merintis rumah singgah bagi anak-anak penderita kanker dari berbagai daerah di Riau, yang berobat ke Pekanbaru.
Elvi tetap semangat melewatinya dengan membentuk komunitas dan mengajak ibu-ibu yang anaknya menderita kanker untuk bergabung.
Ia mendirikan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia yang lebih dikenal dengan Rumah Kita YKAKI. Di sana mereka saling menyemangati, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan.
YKAKI memiliki program Sekolah Ku. Sekolah Ku memakai ruang inap anak di RSUD Arifin Achmad sehingga anak tidak ketinggalan mata pelajaran.
16. Jawa Tengah: Firman Setyaji.
Pengembang usaha Bengok Craft, Jawa Tengah.
Bengok Craft merupakan usaha kerakyatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Ia mengajak warga, muda-mudi, ibu-ibu dan warga sekitaran untuk mengolah enceng gondok menjadi kerajinan.
Bengkok berarti eceng gondok. Bengok
Bengok Craft ini memberi solusi bagi warga untuk bisa mengolah kerajinan enceng gondok ini, dari yang sebongkok cuman di harga 100 – 200 ribu ini, apabila dijadikan kerajinan ini bisa sampai jutaan rupiah.
17. Jawa Tengah: Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang)
Dulu semarang terkenal dengan banjirnya. Ada yang bilang Top Of Mind orang pada Kota Semarang adalah banjir.
Kini Kota Semarang terus berbenah dan semakin hebat. Tak banjir lagi.
Wajah Kota Semarang makin cantik dan menarik. Sejumlah tempat mengalami banyak perubahan beberapa tahun terakhir. Area yang dulu sering terdampak banjir sekarang tidak lagi. Jalan kota rusak makin tak tampak karena rutin diperbaiki.
Fasilitas publik taman kota diperbanyak dan menawan hingga membuat warga menyukainya. Perubahan Kota Semarang yang makin cantik menawan itu berkat sentuhan Hendrar Prihadi atau biasa disapa Mas Hendi yang tak lain adalah Wali Kota Semarang.
Baca juga: Sukses Dalam Karier hingga Kaya Raya, Tapi Kenapa Mau Dimadu Kiwil? Eve: Coba Kalian yang Pernah
18. Lampung: Dharma Setyawan (Pelopor Pasar Yosomulyo Pelangi atau Payungi).
Dharma Setyawan mempunyai ide gila. Membangun pasar tradisional di tengah kota Metro Provinsi Lampung. Pasar itu dipeloporinya untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.
Mereka memberi nama pasar itu pasar Payungi.
Bermula dari meminjam dana dari kas musola, kini setiap kali digelar transaksi di pasar itu mencapai Rp 2,5 miliar setahun.
Pasar bertambah ramai dan warga sekitar yang membuka lapak semakin sejahtera. Ide gilanya ini membuatnya pantas disebut Local Hero yang menginspirasi.
19. Kalimantan Selatan: Muhammad Arifin (Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar).
Yayasan ini dibentuk berawal dari melihat kondisi anak-anak di sekitar yang tidak bisa sekolah dan kekurangan biaya.
Sehingga Arifin tergugah untuk membangun Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar hingga menampung para remaja dan pemuda yang terhambat pendidikannya.
Rumah kreatif ini sebagai workshop untuk menghasilkan barang kreasi seperti kerajinan yang berguna dan layak jual.
Sumber Daya Manusia yang dipekerjakan oleh Arifin terutama mereka-mereka yang mempunyai kekurangan maupun yang tersandung narkoba. Jumlah binaannya pun saat ini sudah mencapai 2.300 orang.
Karyawan di Yayasan Rumah Kreatif ini digaji secara profesional. Bahkan orang yang belajar pun dia bayar. Bukan dirinya yang meminta uang untuk proses pembelajaran. Karena menurutnya hasil karya tersebut dapat dijual dan menghasilkan keuntungan.
20. DKI Jakarta: Haji Royani (Komunitas Gema Bersuci).
Sungai Ciliwung kini tak lagi bisa dibandingkan dengan kejayaannya pada masa lalu yang jernih dan bersih.
Sungai yang membelah hutan beton Jakarta itu telah berubah menjadi keruh dan tercemar. Namun, Jakarta boleh bangga. Masih ada para pejuang lingkungan yang peduli nasib kotanya.
Adalah Haji Royani, mantan pensiunan sebuah BUMN ini, mendirikan Komunitas Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci). Bersama puluhan anggotanya, ia kerap melakukan susur sungai, membersihkan segala sampah dan ranting agar bersih.
Ia juga mengubah lahan bekas tempat pembuangan sampah menjadi rumah bagi komunitas itu, agar semangat mereka tak putus.
Di usia yang tak muda lagi, Royani bersama komunitasnya terus berjuang menyelamatkan Sungai Ciliwung, demi masa depan mereka.
21. Aceh: Edi Fadhil
Putra kelahiran Montasik, Aceh Besar bernama lengkap Edi Fadhil adalah sosok yang cukup dikenal, terutama di kalangan pengguna jaringan maya di Aceh.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Aceh ini mulai masyhur kala ia bersama relawan menggalang dana dari media sosial (medsos) pada 2015 silam untuk membedah dan membangun rumah masyarakat miskin di Aceh.
Kini, namanya cukup populer,
Ia terus menggalang donasi dan membangun rumah bagi yang membutuhkan. Tak berlebihan, jika sosok Edi Fadhil kita sebut sebagai pahlawan.
Karena ia tanpa pamrih terus melakukan gerakan sosialnya bersama para relawan membangun ‘istana’ bagi masyarakat miskin disejumlah kabupaten di Aceh.
Edi Fadhil layak disebut sebagai pahlawan bagi masyarakat kurang mampu di Aceh.
Baca juga: All New Honda Scoopy Terbaru Berlimpah Kecanggihan, Unik dan Fashionable