Berita Selebritis
Kecam Kelakuan BCL dan Edric Tjandra Nekat Swab Tanpa Tenaga Medis, Ketua Satgas Covid-19: Dilarang!
Sangat tidak disarankan, engga boleh, saya sebagai tenaga medis melarang itu supaya tidak diikutin banyak orang. Udah pandemi ini engga selesai
TRIBUNJAMBI.COM - Kelakuan Bunga Citra Lestari ( BCL ) dengan Edric Tjandra dikecam Ketua Satgas Covid-19 lantaran melakukan tes swab tanpa didampingi tenaga medis.
Kelakuan BCL kala melakukan tes swab kepada Vidi Aldiano mendadak jadi sorotan banyak pihak.
Tampak BCL memasukan alat swab ke dalam rongga hidung Vidi Aldiano dan Nino RAN.
Tentu ini melanggar aturan, pasalnya BCL bukan tenaga profesional untuk melakukan tes swab terhadap virus corona.
Bukan hanya BCL, artis Edric Tjandra juga melakukan hal serupa.
Edric jelas-jelas mengaku melakukan tes swab antigen sendiri.
Baca juga: Emosinya Nathalie Holscher Diam-diam Pergoki Wanita Masuk ke Rumah Sule: Lain Kali Jangan Gitu!
Baca juga: Heboh Chat WhatsApp Kapolda Metro Jaya soal Upaya Serang Habib Rizieq Viral, Polisi: Tidak Benar!
Baca juga: Heboh Bibir Nikita Mirzani Mendadak Disorot Iwan Fals di Twitter: Nyai Bibirnya Bisa Gini Ya!
Baca juga: Petaka Hotman Paris Bongkar Video Gisel yang Dihapus, Artis Ini Ungkap Borok Sang Pengacara: Kaget!
Dia mencolok hidungnya sendiri dengan alat swab di rongga hidungnya.
Grid.ID mencoba melakukan konfirmasi kepada Koordinator Relawan Satgas Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i apakah tindakan tersebut dianjurkan atau tidak.
Sebagai tenaga medis, dr. Adda'i tidak menganjurkan seseorang melakukan swab tes mandiri, bukan dilakukan oleh tenaga medis.
"Sangat tidak disarankan, engga boleh, saya sebagai tenaga medis melarang itu supaya tidak diikutin banyak orang. Udah pandemi ini engga selesai, ditambah gitu semakin banyak penularan, minimbulkan rasa aman yang palsu," kata dr. Muhamad Fajri Adda'i kepada Grid.ID melalui sambungan telepon, Rabu (9/12/2020).
Mengapa tidak disarankan?
Ada beberapa alasan yang dijelaskan dr. Adda'i, yang pertama teknik swab yang salah sehingga bisa menimbulkan false negatif atau negatif yang palsu.
"Swab itu kan cara mengambilnya, itu kalau kita ngambilnya engga benar itu false negatifnya tinggi, Swab antigen yang ketika jumlah kumannya sedikit itu kemampuan menemukannya jauh lebih rendah, bahkan beberapa case, itu sensitifitasnya nol," katanya lagi.
Selain memberikan hasil negatif yang palsu, mereka yang melakukan swab mandiri dan tidak dengan pertolongan medis berisiko tinggi.
Proses usap yang salah di rongga hidung ternyata bisa membawa masalah baru.
"Betul, kalau di hidung ada namanya kontramedia, ada konkon kayak tulang dilapisi mukosa, ada tiga konka ada yang atas bawah,"
"Kalau kita colok-colok itu bisa berdarah, ada tata cara melakukan swab di hidung pelan-pelan masuknya. Bisa cedera,"
Begitu juga metode swab di mulut, juga memiliki risiko yang besar jika dilakukan sembarangan.
Risikonya mulai dari muntah hingga infeksi.
"Di mulut bisa muntah, karena ada reseptor muntah, kalau dia nusuk sembarangan kena tonsil (amandel), kan tonsilnya bisa berdarah, luka, bisa jadi infeksi," jelasnya.
Selanjutnya, membantu melakukan swab seperti yang dilakukan artis BCL sangat keliru lantaran tidak menggunakan APD yang ketat.
Risiko terpapar virus corona sangat besar jika seseorang yang dilakukan tes tersebut ternyata positif.
"Iya risiko juga yang swab bisa ketularan, makanya standarnya harus bagus. Bisa ketularan orang dia mengaga begitu. Dokter-dokter atau siapapun di tenaga medis yang besangkutan dengan saluran pernapasan pasti APD-nya ekstra," lanjut dia.
Maka dari itu, dr. Muhamad Fajri Add'i mengimbau untuk menlakukan swab tes dengan bantuan tenaga medis di rumah sakit dan faskes yang memiliki standar untuk melakukan tes corona.
"Sebaiknya di rumah sakit, tenaga medis yang jelas, kalau bisa di rumah sakit atau faskes yang berstandar melakukan itu," tandasnya. (*)