Timur Tengah Mencekam, Ini Negara yang Ingin Dilenyapkan Amerika di Akhir Pemerintahan Donald Trump
Sepekan terakhir, Amerika Serikat dengan cepat mengerahkan pesawat tempur pembom berat ke wilayah Timur Tengah.
TRIBUNJAMBI.COM - Sepekan terakhir, Amerika Serikat dengan cepat mengerahkan pesawat tempur pembom berat ke wilayah Timur Tengah.
Hal ini dilakukan sebagai ancaman nyata bagi Iran, di tengah spekulasi yang berputar-putar bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk mengambil tindakan militer terhadap Teheran sebelum Presiden terpilih Joe Biden menjabat.
Komando Pusat AS mengatakan pesawat-pesawat itu dikirim ke wilayah itu "untuk mencegah agresi dan meyakinkan mitra dan sekutu AS."
Dalam gerakan yang sangat tidak teratur, pesawat B-52H Stratofortress terlihat terbang menuju wilayah udara Israel pada hari Sabtu dalam perjalanan ke pangkalan di mana mereka akan ditempatkan, kemungkinan di Qatar.
Pesawat itu terlihat pada perangkat lunak pelacakan sipil yang mendekati Israel sebelum mereka mematikan transponder mereka, membuat mereka tidak terlihat pada aplikasi tersebut.
Ini adalah ketiga kalinya dalam satu setengah tahun terakhir pembom B-52, yang mampu membawa senjata nuklir dan amunisi kuat lainnya, telah dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai ancaman diam-diam ke Iran.
Baca juga: Siap-siap Donald Trump Mulai Gila, Pepet Filipina, Siap Lawan Tiongkok di Laut China Selatan
Baca juga: Mulai Terang-terangan, Dua Pesawat Bomber AS Ketahuan Buat Masalah, China Sebut Amerika Menantang
Baca juga: China Murka Siapkan Armada Tempur Tanpa Awak Hadapi Amerika, Dua Pesawat Bomber AS Terbang Mendekat
Baca juga: Fadli Zon Berpeluang Besar Jadi Menteri KKP, Peneliti Ini Ingatkan Jokowi untuk Hati-hati, Ada Apa?
Pesawat-pesawat itu diperintahkan dalam waktu singkat untuk terbang ke Timur Tengah nonstop dari pangkalan mereka di North Dakota.
Itu dilakukan untuk mengisi bahan bakar di sepanjang jalan di udara.
Para pembom tersebut dalam misi tersebut didampingi oleh jet tempur F-15 dan F-16, serta pesawat pengisian bahan bakar KC-10 dan KC-135, kata Komando Pusat AS (CENTCOM).
Jenderal tersebut mengatakan bahwa penempatan pembom ke wilayah tersebut memungkinkan kru mereka untuk lebih mengenal daerah tersebut dan bekerja lebih baik dengan unit lokal.
AS sebelumnya telah mengerahkan pembom B-52 ke wilayah tersebut selama periode ketegangan yang meningkat.
Ini terjadi pada awal 2020 setelah AS membunuh komandan tinggi Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara di Irak.
Pesawat strategis juga dikirim ke wilayah tersebut pada Mei 2019, ketika Iran diduga menyerang sejumlah sekutu AS di Teluk Persia dan menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika yang terbang di dekat wilayah udaranya.
Meskipun para analis mengatakan upaya ini telah menciptakan pengaruh untuk negosiasi di masa depan, taktik tersebut belum membuahkan hasil dalam hal menghentikan upaya nuklir Iran.
Juga belum mengekang ambisi hegemoni regional Teheran.
Baca juga: Update Kondisi Habib Rizieq Dirawat RS Bogor, Kabar Kena Covid-19 Menyebar, Ini Hasil Screening Awal
Baca juga: Haji Lulung Mendadak Tak Mau Jauh dari NU, Silsilah Keluarganya Sampai Diungkap ke Publik
Baca juga: Mendadak Nama Sandiaga Uno Mencuat Gantikan Edhy Prabowo, Saingan Kuat Fadli Zon Jadi Menteri KKP
