Berita Muaro Jambi

Imbas Covid-19, Azirman Penjual Seragam Sekolah di Muaro Jambi Akui Omzet Turun 60 Persen

Hal ini juga dirasakan oleh sekelompok penjual seragam sekolah yang nyaris mandek, karena anak sekolah masih menerapkan belajar daring.

Tribunjambi/Hasbi
Azirman Penjual Seragam Sekolah di Muaro Jambi Akui Omzet Turun 60 Persen 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Pandemi Covid-19 menyebabkan aktivitas perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi merosot.

Hal ini juga dirasakan oleh sekelompok penjual seragam sekolah yang nyaris mandek, karena anak sekolah masih menerapkan belajar daring.

Para pedagang seragam sekolah di Kabupaten Muaro Jambi mengeluhkan sepinya pembeli di tengah pandemi Covid-19, karena imbas anak sekolah diterapkan belajar daring.

Satu diantara pedangang sergam sekolah di Pasar Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Azirman.

Baca juga: Chord Kunci Gitar Lagu Bersama Bintang - Drive, Kunci Mudah Dimainkan dari C

Baca juga: Delapan Bulan Siswa Belajar Daring, Disdik Muaro Jambi Khawatir Ada Dampak Psikologi ke Siswa

Baca juga: Ternyata Begini Reaksi Jokowi Usai Edhy Prabowo Ditangkap KPK: Saya Percaya KPK Bekerja Transparan

Ia mengatakan, dirinya menunggu pembeli yang datang di tokonya untuk membeli seragam sekolah.

"Sudah puluhan tahun saya membuka toko yang menjual perlengkapan sekolah tersebut, dan tahun ini dia merasa toko tersebut sangat sepi pembeli, " kata Aziman Rabu (25/11/2020).

Ia mengakui penjualan perlengkapan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) mengalami penurunan omsetnya hingga 60 persen.

Azirman pun menceritakan jika pembeli yang datang ke tokonya untuk membeli perlengkapan sekolah bisa dihitung jari

Untuk harga satu setel seragam sekolah di toko nya mematok di harga antara Rp 110 ribu hingga Rp 170 ribu dan tergantung ukuran dan kualitas bahan.

Sedangkan harga aksesorisnya seperti dasi, topi, kaus kaki dan sejenisnya dijual kisaran Rp 5.000 hingga Rp 20 ribu," jelasnya.

Meski demikian, ia tetap milih bertahan berjualan seragam sekolah dibandingkan jualan lainnya.

Sebelum Covid-19 Azirman bisa menjual 10 hingga 15 pasang seragam sekolah dalam sehari, saat pandemi ia hanya bisa menjual dua pasang seragam dalam seminggu.

Kini dia hanya menjual stok barang mulai dari seragam dan perlengkapan asesoris sekolah barang barang tersebut terlihat masih menumpuk.

"Saya berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir dan sekolah kembali dibuka, agar toko perlengkapan sekolah bisa kembali dihampiri pembeli," tutupnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved