Penanganan Covid
Kisah Anak-anak Rimba Belajar pada Masa Pandemi Covid-19, Bersesandingon dan Tanpa Teknologi Daring
Mereka punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Namun, selama pandemi Covid-19, bagaimana mereka belajar?
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Yohana Marpaung, satu di antara fasilitator pendidikan menceritakan pengalamannya mengajar anak-anak rimba.
Menurutnya, semua pengalaman mengajar anak-anak rimba sangat seru. Sebab, setiap anak, setiap rombongan, selalu punya perbedan-perbedaan yang unik, sehingga menjadi pelajaran tersendiri.
Baca juga: Nathalie Holscher Mendadak Pertanyakan Arti Pernikahan ke Sule, Padahal Besok Mau Menikah, Ragu?
Baca juga: Gisel Tak Bisa Mengelak, Sosok Ini Perlihatkan 4 Bukti Kemiripan Gisella Anastasia di Video Asusila
Namun, saat pandemi, Yohana yang akrab disapa Juana oleh anak-anak rimba ini mengakui tantangan yang dihadapi semakin berat. Dari satu rombongan ke rombongan lain, dia pernah harus jalan kaki sekitar dua jam.
Jalan kaki di hutan tidak sama dengan di kawasan perkotaan yang medannya relatif datar. Dia harus melewati kondisi medan yang tidak datar, akar-akar, tanaman menjalar, dan beraneka hayati lainnya.
Ditambah lagi kita harus bawa carier persediaan makanan, buku, dan segala hal yang digunakan untuk mengajar.
Kalau pun ada lokasi yang bisa dijangkau dengan sepeda motor, itu medannya juga sulit. Tidak jarang mereka jatuh karena melewati dataran rimba itu.
Apa lagi orang rimba hidupnya seminomaden. Mobilitasnya sangat tinggi. Misalnya, bulan ini dia ada di suatu lokasi, bulan depan belum tentu. Mereka bisa saja pindah ke tempat lain.
Meski begitu, lelah terbayar ketika melihat senyum anak-anak Suku Rimba menyambut.
"Semangat belajarnya tinggi banget. Rasa pengin tahunya juga tinggi banget. Banyak kekonyolan-kekonyolan, yang kalau kita pikirkan, seperti keajaiban," kata Juana.
Ketika sedang niat belajar, anak-anak itu akan segera mengajak fasilitator, tidak peduli kapan waktunya.
Yohana mengingat, dia pernah dibangunkan pukul 02.00 WIB dini hari, diajak belajar. Mau tidak mau, dia harus menuruti permintaan anak-anak kesayangannya itu. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama dia mulai terbiasa.
Di sisi lain, ketika sedang tidak semangat, anak-anak itu tidak akan mau belajar. Bahkan jika dirayu sekali pun. Anak rimba akan bersikukuh dengan ketidakinginan mereka.
Baca juga: Pengakuan Jennifer Jill Izinkan Ajun Perwira Tidur dengan Wanita Lain: Ga Masalah, Kalau Gw Lg Capek
Baca juga: Makanan dan Minuman Penyebab Diabetes - Tinggi Karbohidrat Daging Merah Buah Kering Minuman Bersoda
Sebagian besar anak-anak rimba belajar di sudung. Sudung merupakan tiang-tiang kayu yang berdinding kulit kayu dan beratap daun atau terpal, yang jadi tempat rumah malam mereka.
Namun, selama masa pandemi Covid-19, orang rimba tidak berkenan langsung menerima para pendatang dari luar.
Jika baru tiba dari Kota Jambi misalnya, yang jaraknya sekitar lima jam perjalanan jalur darat, Yohana akan mengasingkan diri selama beberapa hari.